Categories
Tante Girang

Cerita Dewasa Main Kuda2an Dengan Tante Linda Sampai Hamil

Cerita Dewasa Main Kuda2an Dengan Tante Linda Sampai Hamil – Selamat datang sobat di Cerita Dewasa Emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca Emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca Emikoblue untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah di rumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya. Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta. Dan untung saja 3 orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, maka dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya.

Setelah dua tahun saya mengontrak di rumah yang sampai sekarang juga masih saya tempati, terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima adik saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta. Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Boyke atau suami Tante Linda ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah Tante Linda sendirian di rumah.

Tante Linda telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Linda apa Om Boyke. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.

Tiba-tiba Tante Linda memanggil, “Jach… Jach… Jach… tolong dong..!”

Saya menyahut panggilannya, “Ada apaan Tante..?”

“Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki..!”

Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Linda.Kemudian saya merapikan pakaian saya dan sambil duduk di kursi ruang makan.

Terus Tante Linda menawarkan saya minum kopi, “Nih.., biar hangat..!”

Karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor.

Saya jawab, “Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu ke rumah..” sambil saya melangkah ke rumah samping.

Saya mengontrak rumah petak Tante Linda persis di samping rumahnya.

Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante Linda dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi, Tante Linda juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan. Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Linda menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama, Tante Linda sudah kembali dengan secngkir kopi di tangannya.

Sewaktu Tante Linda meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya. Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya.

Tante Linda memulai pembicaraan, “Giman Jach..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya reporin beresin genteng Tante.”

“Ah… nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita.” kata saya mencoba memberikan penjelasan.

“Omong-omong Jach, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag kuliah jam segini,”

“Rupanya Tante Linda tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat ke Kalimantan berlibur 2 bulan di sana.”

“Oh… jadi kamu sendiri dong di rumah..?”

“Iya Tante..” jawab saya dengan santai.

Terus saya tanya, “Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante?”

“Itu dia Jach, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang ke rumah anaknya di Bandung.” jelasnya.

Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Linda sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak. Tante Linda tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya.

Sudah setengah jam lebih kurang Tante Linda ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35.

“Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Linda sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?” kata saya dalam hati.

Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Linda dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya.

Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semaking tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Linda biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Linda untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.

“Tan… Tan…”

Dengan bermalas-malas Tante Linda mulai terbangun. Karena saya dengan posisi duduk persis di sampingnya, otomatis Tante Linda menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya bangunkan Tante Linda.

“Tan… Tan…”

Walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Linda bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya.

“Aduh gimana ini..?” gumam saya dalam hati, “Gimana nantinya ini..?”

Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya. Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya.

Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Linda tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Linda mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian.

Baca juga : Cerita Dewasa Bercinta Dengan Bibi Sendiri

“Tante Linda cantik udah ngantuk ya..? Mmuahhh..!” saya kecup bibirnya dengan lembut.

Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga.

Tante Linda membalas ciuman saya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal.

“Ahk… ahk..!” dengan sedikit tergesa-gesa Tante Linda sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya.

“Ahkk… ah..!” nikmatnya tidak tergambarkan, “Ahkkk..!”

Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Linda sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.

“Akh… akh… hus..!” desahnya.

Tante Linda sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harus membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi.

30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami. Tanpa saya perintah, Tante Linda merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya. Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya.

“Akh… husss… ahk..!” sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya.

“Akh… akh..!” dengan sedikit dorongan, “Bless… sss..!” masuk semuanya batang kejantanan saya.

Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Linda menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya.

“Akh… uh… terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh… blesset… plup… kcok… ckock… plup… blesset.. akh.. aduh Tante mau keluar nih..!”

“Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!”

Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya.

Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Linda teriak, “Akh..!”

Bersamaan kami meledak, “Crot… crot… crot..!” begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya.

Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu.

Tante Linda kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Linda langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Linda mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya.

“Akh… husss..!” seperti kepedasan Tante Linda dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya.

“Blesset… crup… crup… clup… cloppp..!” suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya.

30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Linda orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar.

“Crot.., crot..!” meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Linda masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang, “Akh..!”

Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang kejantanan saya masih berada di dalam vaginanya dengan posisi miring karena pegal. Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante Linda tidak mau melepaskan penis saya dari dalam vaginanya. Begitulah malam itu kami habiskan sampai 3 kali bersetubuh.

Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat kelelahan satu malam kerja berat. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya. Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap ke dapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya.

3 bulan kemudian Tante Linda hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi entah kenapa, Tante Linda tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami.

Categories
Random

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Bibi Sendiri

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Bibi Sendiri – Selamat datang sobat di Cerita Dewasa Emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca Emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca Emikoblue untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

Saat masih menduduki bangku SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia sekitar 27 tahunan. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang seminggu sekali.

Aku dan bibiku sangat akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1 tahun.

Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil”

“Males ah, liburan masak suruh kerja juga….”

“Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…”

“Kan ada bi ijah “

“Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku

“Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sambil mendorong mukanya.

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek”

“Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.

“Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata wulan tetangga sebelah rumahku

“eh rik tumben mau ke sungai….” Katanya ramah

“Ya nih di paksa bos… “

“Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul “

“Aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak pakaian bayiku siapa kapan keringnya” katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil handuk di tepi sungai.

Selendang batik itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia kemudian membelakangi kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya.

Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian kemudian duduk.

”Kapan kamu kesini rik..”sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya.

“Apa wul aku lagi gak konsen..” ia memalingkan badan kearahku

“Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..”

“Oh aku baru kemarin..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan,.

Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol.

“Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “ kataku

“Masih 1 tahun setengah, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak kering ia kemudian memasang handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam di atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana dalam berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.

“Anakmu siapa namanya…?”

“Intan.. cantikkan “ ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah.

Baca juga : Cerita Dewasa Diajari Ngeseks Sama Tante

Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya

“Cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..”

“Ya pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya segera ia berdiri dan membalas siramanku.

“Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku.

“Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek mengambil ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan meletakkanya diatas kepalanyaa

” Ampun ri,, aku dah mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya dan mengancam, akhirnya ia berbalik dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya

”nih aku mandiin lagi hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sambil menarik tangannya, untuk beberapa saat kami saling memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai untuk mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara aku sambil duduk disampingnya sembari menyeka air di kepalaku.

Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku kemudian menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya.

Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian duduk tepat di depanku dan di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya kurang kuat setelah celana dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga isi selangkanganya terpampang di depanku.

“Eit…” katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum

“Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, kemudian di usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yang masih lumayan basah karena mengenakan celana dalam basah.

Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil tersenyum sendiri.

“Awas bisa gila lho tersenyum sendiri…” ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya

“Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila …” katanya sambil berdiri

“Eh, bau …” sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya

“Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi salah satu tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya

“Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua bibir bawahnya ”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus memeknya dengan handuk sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga kepalaku berada didalamnya.

Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada dibelakang batu besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat..

“Berani cium gak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu menggairkan.

“Gak ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan

“Deal…” Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai mengeluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya ia tampak mengerang geli,

“Ih…” katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5 detik ku tarik mukaku.

“Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..?” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan berdiri.

“Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia berlalu,


bibiku akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil mengembalikan tenaga setelah swalayan.

Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga baju kami basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua aku mulai membuka semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian menaikkan dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.

“Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya

“Mana? Masih baru nih..” katanya sambil melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya menyembul diantara belahan dasternya,

“Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya,

“Copot sekalian gih kolormu.. “

“Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka pelan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri.

“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.

“Dah lama ya kita gak mandi bareng…” ia tersenyum

“Ia dulu waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?”

“Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semua,…” ia kemudian membuka dasternya sehingga seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping.

“Sana taruh di pinggir “

aku kemudian meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya. Teteknya yang bersih dan putih walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui dia wanita ayu.

“Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah

“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku

“Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga

“Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”

“Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”

Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.

“Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.

“Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian mengusap-usapnya.

“Jangan nakal ah.. geli..” aku tetap saja mengelus elusnya

“Mandi sana.” Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil

“Ri ambilin sabun donk…” aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berahir pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia menggosokkan sabun pada penisku.

“Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..”

“Ya donk masak mau kecil terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun, aku mulai memberanikan diri mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan

seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.

Ia kemudian terduduk, seperti biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu,

”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga seluruh memeknya kelihatan.

“Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun

“Geli ah li.. “tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai berkembang dan menggantung.

“Burungmu dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra, semakin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.

“Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku mengangguk kemudian

“ Bi.. kamu gak lagi mens kan?” ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya

“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir putingnya.

“yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya, aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap pelan putingnya, ada air keluar dari susunya aku makin keras menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sambil merem menikmatinya. Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya.

“Kamu gak papa ri?” katanya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman

“ia kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil dan tekanan tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan burungku.

“Enak kan…?” ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium penisku

“Kalo jijik gak usah di emut …” ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya.

Ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya

“ Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..” aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya.

“Bi sekalian masukkin ya.. biar ngajarinnya komplit..” ku masukkan tanganku ke memeknya,

“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli

“Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali

“Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.

Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,

“uh…. Enak bi …” ia kemudian menggoyang pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya,

“Ayo bagianmu…” ia kemudian pasif membiarkan aku melakukan keinginanku ku. Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.

“Bagus ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….” aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang

‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar kemudian dia menduduki kakiku,

“ayo aku dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya

“bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti…”

“Ayo sayang … bibi juga gak lama lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..

“uh.. ah… “ bergantian kami mengucapkannya

“Stop bi… aku mau keluar …” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air maniku benar benar keluar

“crot,,,,” mengarah pada tubuhnya.. Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai puncak

“Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku pelan, ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku

“udah mandi yuk…” aku menarik tangannya

“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum

“Ayo tak bantu nyampe puncak..” kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya.. ia menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku dan berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani menuruni puncak kenikmatan.

Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun

“ Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sambil mencubit paha depanku

“Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas

“Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sambil memeluknya..

Categories
Random

Cerita Dewasa Diajari Ngeseks Sama Tante

Cerita Dewasa Diajari Ngeseks Sama Tante – Selamat datang sobat di Cerita Dewasa Emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca Emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca Emikoblue untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

Saat ini tinggal seorang karyawan yg baru bekerja di kota. Pemuda itu ganteng namun pendiam. aku lihat dari bodinya sepertinya dia aktif olah raga.Karena aku juga sering lihat dia pulang memakai celana pendek dan sepatu olahraga. Pagi ini dia terlihat habis olahraga jadi pasti di kamarnya dia sedang mandi. penghuni kamar lain pulang kampung karena yg lain mahasiswa pulang liburan. Jadi kami hanya berdua. Wahhh …. kesempatan nih.

Karena hari ini dirumah sepi membuat diriku makin kesepian tdk ada teman bicara. Sopir dan pembantuku pulang karena ada keperluan pribadi. Sedangkan tukang kebunku tdk menginap karena rumah dia dekat dengan rumahku. Aku tdk keberatan mereka pulang karena masih ada anak kost yg tinggal jadi tdk ada masalah aku sendirian. aku Penasaran dan ingin cari teman obrolan. aku cari alasan untuk ketemu pria itu, aku iseng dan bertanya tentang laptopku. Maka aku menuju ke kamarnya.

Karena di rumah sepi dan lagi santai aku hanya mengenakan lingerie warna hitam kesukaanku. Jika dilihat pasti kelihatan dalamannya.pria manapun yg melihat pasti akan terangsang. Aku tak ambil pusing. Jika dia memang pri sejati tak ada salahnya bercinta dengan pemuda ini. Perjaka lagi. hehehe .. senyumku dalam hati. Ternyata pintunya kamarnya tdk terkunci. Pelan-pelan kuketuk pintunya kubuka pintunya dan akupun masuk dengan rasa penasaran.

Rupanya dia sedang di kamar mandi dan dia tdk menyadari kehadiranku. Kemudian aku masuk. Terlihat dia sedang berdiri menghadap bak mandi. Tubuhnya dalam keadaan telanjang sepertinya mau mandi. Secara keseluruhan dia terlihat gagah. Akhirnya kudatangi dia. Terlihat matanya terpejam menikmati apa yg sedang dilakukannya. Dari gerakan pada lengannya kutahu dia sedang mengocok ‘penis’nya. Segera kutujukan mataku ke arah selangkangannya.

Apa yg kulihat saat itu bikin aku kagum, bahkan membuat nafasku sesak tersengal-sengal. Tangannya sedang menggenggam ‘penisnya’nya, yg kelihatan besar dan panjang sekali. Ujung kepala ‘penis’nya bulat, terlihat keras dan mengkilat. Seperti orangnya warnanya juga cokelat tua agak kehitam-hitaman. Dia mengocok-ngocok ‘penis’nya yg mengagumkan itu. Rupanya dia sedang mandi dan membersihkan penisnya. woww ini gua suka, lelaki yg rajin membersihkan penisnya. Gerakan membersihkan penisnya seperti masturbasi membuat aku kedalam khayalan kenikmatan. Dan ku juga terbawa untuk memejamkan mataku. Terbayangkan olehku hal yg tdk-tdk yg juga membuatku terangsang. Jadi ingin aku merasakannya. ahhhh pasti nikmat.

Kurasa sesuatu yg menggelegak dalam diriku. Sekali lagi aku sampai menelanludah. Lalu kuberanikan diriku untuk menyapanya, …

“Randi Besar amat sih penismu?” Dia terlihat sangat terkejut. Tersipu-sipu ia berkata, …

“Aduh Tante kok ada di sini … !” Segera kutenangkan dia, …

“Gpp, Gpp kok.” Lalu aku mendekati dia sambil mengulurkan tanganku ke arah ‘penisnya’ aku berkata, …

“Coba Tante lihat dong! Ukurannya kok sampai segede ini sih?” Malu-malu dia berusaha menghindar, tapi terpegang juga olehku ‘barang kepunyaan’nya.

Setelah terpegang dia tdk terus berontak, malah dibiarkannya aku mengusap-usap ‘alat kejantanan’nya itu. Setelah aku usap-usap dia terlihat sudah mulai mampu menguasai diri lagi. Malah rupanya keberaniannya timbul. Dengan gaya lugunya dia bertanya, …

“tangan tante lembut sekali”

“Eh ngomong-ngomong mau diterusin nggak?” Dengan manis dan lugu bengong, …

“setengah bertanya”Maksud Tante.”

“Mau saya bantuin nggak?” Terlongo dia memandangku dan bertanya, …

“Emangnya bantu apa tante?” Sambil tersenyum genit aku berkata kepadanya, …

“Kalau kamu mau, tak bantu bersihin penismu … !” Bukan pakai sabun, tapi pakai lidah tante. Dijamin enak loh …. kataku.

Dia tdk perlu menjawabnya toh tetap aja aku akan memaksanya. Karena aku sudah memegang penisnya. Lalu kulepas dasterku.

“Kebetulan aku belum mandi, sekalian mandi disini boleh dunk”. Mandi asik bareng dia pasti asik.

“Kamu mau aku ajarin nggak?” kataku setengah bertanya. Kalaupun di bilang tdk mau, tetap akan aku paksa. Karena aku sudah tak tahan lagi.

“Ajarin apa tante” …Tak perlu aku jawab akhirnya kugarap penisnya

“Aduh tante, geli banget dan enakkk!” Erang Randi.

“Panggil aja aku Neng aja ya”. Kedua lengannya mengencang menygga tubuhnya, sampai terlihat otot-ototnya menonjol gagah.

“Randi! Randi! Besar amat ya kepunyaan kamu ini, kataku.

Beberapa saat hening tanpa ada suara, sementara aku terus mengocok-ngocok lembut ‘barang kepunyaan’ Randi. Sampai akhirnya terdengar lagi Randi bertanya, …

“Tante, katanya kalau orang bule seneng ngemutin pake mulut yah?” Pertanyaan ini kurasa semakin menjurus dan membuatku terusik oleh keinginan terpendam yg ada di hatiku.

Dengan singkat kujelaskan padanya, …

“Ah bukan orang bule aja, orang Indonesia juga mau.” Emang kamu pikir aku nggak mau.

Bodohlah aku jika tdk mau melumat penismu. Perjaka lagi. Ya iyalah …. rasanya beda gitu loh …. yg biasa aku pegang …. Berkahku hari ini aku sebentar lagi merasakan sperma perjaka …. woowwwww … pasti nikmat … Sambil sesekali penisnya aku cepit dengan susuku dan kugesek-kesekan sambil kuciumi dan kujilati ujung penisnya.

“Sarat sebagai laki-laki ya ITU-nya bisa bangun, besar, panjang, keras samakuat.” AKu sedikit menggurui. Kembali Randi nampak bersemangat, …

“Oh kalau itu sih Randi mampu … Aku membisikkan kesediaanku. Lalu Randi berkata dengan penuh keseriusan, …

“Aduh mau tante, !” Pada saat bibirku mendarat di atas ‘kepala kemaluan’nya dan mengecupnya Randi mendesah, …

“Aduh geli tante, enak.” Apalagi waktu mulai kujilat-jilat dengan lidahku, ia betul-betul merasakan nikmatnya.

Tubuhnya mengejang keras, …

“Aduh Tante geli sekali.” Begitu kumasukkan ‘ujung kemaluan’nya yg seperti ‘topi baja’ itu ke mulutku, lalu mulai aku kulum, Randi mengerang panjang. Karena keenakan dia sampai menekan kepalaku ke bawah. Dipenuhi oleh ‘ukuran kejantanan’ lelaki yg sebesar itu aku sampai sulit bernafas. Untung aku sudah cukup berpengalaman dalam hal ’seks oral,’ sehingga dengan mudah aku bisa menyesuaikan gerakan bibir, lidah dan mulutku.

Baca juga : Cerita Dewasa Menikmati Lubang Vagina Ibu Kost

Ketika ujung ‘tongkat kejantanan’nya menyentuh langit-langit mulutku, aku merasakan lonjakan gairah yg membawa nikmat.Manis sekali anak ini, akupun jadi semakin menyukainya. Langsung kuperhebat emutanku, sampai aku sendiri semakin terangsang. Sewaktu aku sudah mulai hanyut, ternyata masih juga kudengar permintaan Randi. “Neng,” … panggilnya, … “Tante.”

Karena sudah terangsang dari tadi, terutama setelah mulai mengemut ‘penisnya’, beberapa usapan saja sudah cukup untuk membawaku ke puncak rasa jasmaniku. Aku mengaduh, merintih dan mengerang sambil terus menjilati ‘barang kepunyaan’ Randi. Laki-laki itu sampai melihat aku dengan pandangan agak heran. Tapi tdk kuperdulikan lagi dirinya. Terus aku emuti ‘penis’ Randi di mulutku, sampai gelora rasaku mereda. Setelah itu yg aku sadar adalah betapa pegalnya rahang mulutku, karena dari tadi mengemuti kepunyaan Randi dengan tanpa henti.

Sedikit-sedikit mulai ada rasa jengkel juga karena daya tahan kejantanan lelaki itu kuat sekali. Hampir aku sentak dia ketika sekali lagi kudengar suaranya berbicara kepadaku.

“aaahhhh,” … katanya, …

”tante.”

“Saya hampir keluar tante.” Rasa gairah semakin merangsang diriku, semakin keras juga aku mengemut dan mengisap ‘alat kemaluan’ Randi.

Hingga akhirnya seluruh tubuh Randi mengejang keras, begitu juga batang kejantanannya di mulutku.

“Ahh … ahh … tante … tante … ahh … Aduhhh … aaahhhhh …,” … Randi mengerang keras dan panjang.

Rupanya dia sedang mengalami puncak kenikmatannya di mulutku. Semburan demi semburan sperma Randi memasuki rongga mulutku. Inilah sperma rasa perjaka, benar-benar nikmat apalagi masih hangat.

Banyak sekali, kental, dan asin rasanya. Supaya tdk terselak kutelan sebisa-bisanya. Tapi setelah aku tdk tahan lagi kubiarkan sebagian tertumpah dari mulutku dan terjatuh ke tubuh Randi. Kujilati sperma yg menempel di tubuhnya hingga tak tersisa. Beberapa saat kemudian keadaan mulai mereda. Kudengar suara nafas Randi lembut. Alat ‘kejantanan’nya yg masih berada dalam genggamanku ternyata masih keras juga. Sengaja tdk aku keluarkan semua spermanya agar dapat menikmati lebih lama di vaginaku.

Ber-oral seks di kamar mandi membuat kami kedinginan aku merasakan sperma pemuda lebih nikmat menghilangan rasa dingin. Penisnya masih aja tetap ngaceng sehingga ini membuat aku ingin menungganginya dan memasukkan dalam vagina. Lalu kuambil handuk yg sudah kubasahi dengan air panas dan kubersihkan seluruh tubuhnya.

Kutarik tangannya dan menuntunnya kembali ke kamar tidur. Kuarahkan supaya ia duduk di atas ranjang, lalu aku menelungkup di hadapannya. Kedua tanganku mulai mengusap-usap ‘batang kejantanan’ Randi. Ukurannya memang luar biasa. Tadi dalam keadaan Randi berdiri, kalau ‘batang keras’nya ditegakkan sepertinya panjangnya sampai ke pusarnya. Sekarang dalam keadaan dia duduk panjangnya jelas meliwati pusarnya itu.

Bibirnya kukulum,

”Hmmmhhhh… hmmhhhhhh…” dia mendesah-desah.

Setelah puasmelumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya makin kebawah lalu kuciumi dadanya.

“Hmmmhhhhhh… aduuhhh enak ..” rintihnya.

Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya penisnya yg sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok-kock,

“Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh …” dia cuman bisa mendesah doang. penisnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas rambutku saking enaknya,

“Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut penisnya, kemudian aku bilang,

“Randi… sekarang giliran kamu yach?” Gantian apa tante? Dia setengah tersentum. Gantian jilati vaginau” kataku.

Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yg ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku. kemudian mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya.

“Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yg mendesah keenakan.

Apalagi ketika dia menjilati pentilku yg tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan kemudian langsung menciumi vaginaku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati vagina dan it ilku.

“Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot vaginaku yg sudah mulai basah itu.

”Ahhhh… om… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tdk peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun-ubun, dia kutarik untuk segera menancapkan penis besarnya di vaginaku yg sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake penis.

Tak sabar aku melihat, segera aku pingin merasakan nikmatnya penis gedenya. Kemudian aku pegang penisny da kumasukkan ke dalam vagina dan setelah itu kunaiki dia.

Auwwww …… luar biasa enaknyaaa …. Ahhhhhhh … setengah berteriak aku merasakan kenikmatan. Sambil duduk di ujung tempat tidur. Kugenjot vaginau dan Aksiku kubarengi dengan teriakan-teriak keras khas kenikmatan yg membuat aku mandi keringat.

Lama di atas staminaku drop juga, lalu kumimta dia ganti posisi. Kucabut penisnya kemudian aku terlentang. Pelan-pelan dia memasukkan penisnya ke dalam vaginaku dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh penisnya dalam vaginaku.

“Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vaginaku.

Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya penisnya di vaginaku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe,

“Ah…… sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan penisnya divaginaku,

“Bareng nyampenya ya, aku juga dah mau keluar”, katanya terengah.

Kakiku kunaikkan ke pundaknya yg kokoh hingga penisnya terasa mentok menyentuh rahimku. Nikmat yg kurasakan sungguh luar biasa. Dari penyebab awalnya dimana norma sopan dan adab tak lagi dijadikan batasan membuat aku juga bisa berlaku saenakku, kini kurenggut kepala nya yg berambut cepak itu. Kudekatkan ke wajahku dan kukenyoti bibirnya sambil kukasari kepalanya. Vaginaku yg gatalnya semakin nggak ketulungan membuat aku jadi buas, binal dan liar… suatu peristiwa yg tak pernah terjadi saat aku bersanggama dengan suamiku selama ini. Mungkin ini pengaruh dari tubuhnya yg atletis itu, atau aroma keringatnya yg maskulin itu, atau nikmatnya dientot dengan penisnya yg dahsyat itu? aku tak tahu….

Aku menggelinjang-gelinjang dengan sangat hebatnya. Aku berteriak histeris tertahan sebagai wujud pelampiasan nafsu birahiku yg tak terkendali ini. Aku ingin dipuaskan sejadi-jadinya. Aku berguling ke atas. Dengan rambutku yg telah lepas terurai dari ikatannya dan dengan keringat yg semakin membasah mengucur dari tubuhku, aku tumpakin tubuh nya. Aku desakkan habis-habisan vaginaku ke penisnya untuk menggaruk lebih keras kegatalan birahi di dalamnya. Aku sangat gelisah dan resah menunggu hadirnya orgasmeku.

Setiap kali aku mendongak dan menyibakkan rambutku kemudian kembali menunduk histeris. Tangan-tanganku mencekal bukit otot di dadanya hingga kuku-kukuku menancap dalam ke dagingnya. Randi seakan tak mau kalah. Dia membenamkan wajah tampannya ke payudaraku untuk menyusui kedua belah payudaraku yg ranum itu sepuasnya. Sementara di bawah sana, rasa gatal yg sangat nikmat mendesaki vaginaku.Aku tahu ini sebagai tanda bahwa tak akan lama cairan birahiku akan tumpah ruah. Aku sudah demikian lupa diriku. Enjotan penisnya makin cepat saja, sampe akhirnya,

“Randi, aku nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa vaginaku berdenyut meremas penisnya sehingga diapun menyodokkan penisnya dengan keras,

“ahhh, aku aah”, terasa semburan pejunya yg deres divaginaku.

Akhirnya kami sama-sama mencapai kepuasan puncak kami. Cairan hangat yg menyemprot dari penis Aldi ke dalam vaginaku langsung disambut dengan muntahan berlimpah cairan birahi vaginaku. Aku langsung tersungkur sementara kedutan-kedutan penisnya belum sepenuhnya usai.

Untuk sesaat kami memang beristirahat. Namun nafsu birahi yg masih berakar kuat di tubuh kami masing-maisng mendorong kami untuk melakukannya lagi dan lagi. Siang hari itu kami habiskan bak pengantin baru. Kami bercinta sepuasnya dalam berbagai gaya, diakhiri dengan doggy style yg spektakuler di ranjangku.

Sebelum tertidur Randi sempat memandangku mesra. Katanya lirih, …

“tante, Terima kasih!” Akupun tidur di ranjang bersamanya. Sambil kupegang penis dan bersandar dadanya.

Kami berpelukan dengan mesranya, sambil dia mencium rambutku. Indah sekali.

Sebelum tengah malam kami terbangun. Saat aku terbangung pemandangan tubuh telanjang Randi, yg sebagiannya telah terbungkus selimut, mengantarku ke dunia mimpi. Sekali lagi aku tdk bisa membiarkan penis ngaceng dibiarkan begitu saja. Tentuk saja mulutku gatel untuk ngemut dan jilat. Sebelum dia sempat bertanya lebih jauh lagi kuminta ia terlentang di ranjang.

Kesempatan ini tak kusiakan untuk menggarapnya sekali lagi. Tak sempat dia menolak kuemut dan kumainkan penisnya dengan tanganku. Setelah itu malam ini kita bertempur lagi dengan suasana lebih romantis yg menggairahkan.Karena aku mengajak dia bercinta di halaman dalam rumahku. Sungguh suasana yg tdk pernah aku lakukan. Di bawah sinar bulan aku beraksi sesuka hati, sementara dia pasrah pada apa yg aku lakukan termasuk mengajari gaya favourtiku Doggy style, woman on top dan kuda liar kulakukan dan dia hanya bisa menurut apa yg aku perintahkan. Bagiku yg penting aku menikmati kepuasan, sesuatu yg lama tdk aku dapatkan.

Bahkan kali ini lebih special karena bercinta dan merasakan sperma dengan seorang perjaka. Sungguh suatu kenikmatan yg tiada tara. Walaupun aku harus menuntunnya, tapi aku puas menikmati penis dan sperma seorang pemuda. Perjaka lagi. Malam ini aku menikmati pergumulan di taman rumahku.

Akhirnya kami sama-sama terkapar dan telanjang dengan peluh dan keringat keluar deras, walaupun sebetulnya hawanya dingin. Beberapa kali ke depan setdknya aku akan menikmati dan merasakan bercinta dengan daun muda ini.

Categories
Random

Cerita Dewasa Menikmati Lubang Vagina Ibu Kost

Cerita Dewasa Menikmati Lubang Vagina Ibu Kost – kali ini kita akan membahas tentang salah satu narasumber bernama Deni, dia adalah seorang laki laki masih bujangan berumur 28 tahun yang saat ini sedang kebingungan.

Pasalnya, panggilan pekerjaan dari sebuah perusahaan dimana dia melamar begitu mendadak. Dia bingung bagaimana harus mencari tempat tinggal secepat ini. Perusahaan dimana dia melamar terletak di luar kota, jangka waktu panggilan itu selama empat hari, dimana dia harus melakukan tes wawancara. Akhirnya dia memaksa berangkat besoknya, dengan tujuan penginapanlah dimana dia harus tinggal. Dengan bekal yang cukup malah berlebih mungkin, sampailah dia di penginapan dimana perusahaan yang dia lamar terletak di kota itu juga.

Sudah 2 hari ini dia tinggal di penginapan itu, selama ini dia sudah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna kelancaran dalam tes wawancara nanti. Sampai pada akhirnya, dia membaca di surat kabar, bahwa disitu tertulis menerima kos-kosan atau tempat tinggal yang permanen. Kemudian dengan bergegas dia mendatangi alamat tersebut. Sampai pada akhirnya, sampailah dia di depan pintu rumah yang dimaksud itu.

Perlahan Deni mengetuk pintu, tidak lama kemudian terdengar suara kunci terbuka diikuti dengan seorang wanita tua yang muncul.

“Iya, ada perlu apa, Pak..?”

“Oh, begini.., tadi saya membaca surat kabar, disitu tertulis bahwa di rumah ini menyediakan kamar untuk tempat tinggal.” sahut Deni seketika.

“Oh, ya, memang benar, silakan masuk Pak, biar saya memanggil nyonya dulu,” wanita tua itu mempersilakan Deni masuk.

“Hm.., baik, terima kasih.”

Sejenak kemudian Deni sudah duduk di kursi ruang tamu.

Terlihat sekali keadaan ruang tamu yang sejuk dan asri. Deni memperhatikan sambil melamun. Tiba-tiba Deni dikejutkan oleh suara wanita yang masuk ke ruang tamu.

“Selamat siang, ada yang perlu saya bantu..?”

Terhenyak Deni dibuatnya, di depan dia sekarang berdiri seorang wanita yang boleh dikatakan belum terlalu tua, umurnya sekitar 40 tahunan, cantik, anggun dan berwibawa.

“Oh.., eh.. selamat siang,” Deni tergagap kemudian dia melanjutkan, “Begini Bu…”

“Panggil saya Bu Siska..,” tukas wanita itu menyahut.

“Hm.., o ya, Bu Siska, tadi saya membaca surat kabar yang tertulis bahwa disini ada kamar untuk disewakan.”

“Oh, ya. Hm.., siapa nama anda..?”

“Deni Bu,” sahut Deni seketika.

“Memang benar disini ada kamar disewakan, perlu diketahui oleh Nak Deni bahwa di rumah ini hanya ada tiga orang, yaitu, saya, anak saya yang masih SMA dan pembantu wanita yang tadi bicara sama Nak Deni, kami memang menyediakan satu kamar kosong untuk disewakan, selain agar kamar itu tidak kotor juga rumah ini biar tambah ramai penghuninya.” dengan singkat Bu Siska menjelaskan semuanya.

“Hm, suami Ibu..?” tanya Deni singkat.

“Oh ya, saya dan suami saya sudah bercerai satu tahun yang lalu,” jawab Bu Siska singkat.

“Ooo, begitu ya, untuk masalah biayanya, berapa sewanya..?” tanya Deni kemudian.

“Hm, begini, Nak Deni mau mengambil berapa bulan, biaya sewa sebulannya tujuh puluh ribu rupiah,” jawab Bu Siska menerangkan.

“Baiklah Bu Siska, saya akan mengambil sewa untuk enam bulan,” kata Deni.

“Oke, tunggu sebentar, Ibu akan mengambil kuitansinya.”

Akhirnya setelah mengemasi barang-barang di penginapan, tinggallah Deni disitu dengan Bu Siska, Ida anak Bu Siska dan Bik Sumi pembantu Bu Siska.

Sudah satu bulan ini Deni tinggal sambil menunggu panggilan selanjutnya. Dan sudah satu bulan ini pula Deni punya keinginan yang aneh terhadap Bu Siska. Wanita yang anggun, cantik dan berwibawa yang cukup lama hidup sendirian. Deni tidak dapat membayangkan bagaimana mungkin wanita yang masih kelihatan muda dari segi fisiknya itu dapat betah hidup sendirian. Bagaimana Bu Siska menyalurkan hasrat seksualnya. Ingin sekali Deni bercinta dengan Bu Siska. Apalagi sering Deni melihat Bu Siska memakai daster tipis yang menampilkan lekuk-lekuk tubuh Bu Siska yang masih kelihatan kencang dan indah. Ingin sekali Deni menyentuhnya.

“Aku harus bisa mendapatkannya..!” gumam Deni suatu saat.

“Saya harus mencari cara,” gumamnya lagi.

Sampai pada suatu saat kemudian, yaitu pada saat malam Minggu, rumah kelihatan sepi, maklum saja, Ida anak Bu Siska tidur di tempat neneknya, Bik Sumi balik ke kampung selama dua hari, katanya ada anaknya yang sakit. Tinggallah Deni dan Bu Siska sendirian di rumah. Tapi Deni sudah mempersiapkan cara bagaimana melampiaskan hasratnya terhadap Bu Siska. Lama Deni di kamar, jam menunjukkan pukul delapan malam, dia melihat Bu Siska menonton TV di ruang tengah sendirian. Akhirnya setelah mantap, Deni pun keluar dari kamarnya menuju ke ruang tengah.

“Selamat malam, Bu, boleh saya temani..?” sejenak Deni berbasa-basi.

“Oh, silakan Nak Deni..,” mempersilakan Bu Siska kepada Deni.

“Ngomong-ngomong, tidak keluar nih Nak Deni, malam Minggu loh, masa di rumah terus, apa tidak bosan..?” tanya Bu Siska kemudian.

“Ah, nggak Bu, lagian keluar kemana, biasanya juga malam Minggu di rumah saja,” jawab Deni sekenanya.

Lama mereka berdua terdiam sambil menikmati acara TV.

Tidak lama kemudian Deni sudah kembali sambil membawa nampan berisi dua teh dan sedikit makanan kecil di piring.

“Silakan Bu, diminum, mumpung masih hangat..!”

“Terima kasih, Nak Deni.”

Akhirnya setelah sekian lama terdiam lagi, terlihat Bu Siska sudah mulai mengantuk, tidak lama kemudian Bu Siska sudah tertidur di kursi dengan keadaan memakai daster tipis yang menampilkan lekuk-lekuk tubuh dan payudaranya yang indah. Tersenyum Deni melihatnya.

“Akhirnya aku berhasil, ternyata obat tidur yang kubeli di apotik siang tadi benar-benar manjur, obat ini akan bekerja untuk beberapa saat kemudian,” gumam Deni penuh kemenangan.

“Beruntung sekali tadi Bu Siska mau kubuatkan teh, sehingga obat tidur itu dapat kucampur dengan teh yang diminum Bu Siska,” gumamnya sekali lagi.

Sejenak Deni memperhatikan Bu Siska, tubuh yang pasrah yang siap dipermainkan oleh lelaki manapun. Timbul gejolak kelelakian Deni yang normal tatkala melihat tubuh indah yang tergolek lemah itu. Diremas-remasnya dengan lembut payudara yang montok itu bergantian kanan kiri sambil tangan yang satunya bergerilnya menyentuh paha sampai ke ujung paha. Terdengar desahan perlahan dari mulut Bu Siska, spontan Deni menarik kedua tangannya.

Baca juga : Cerita Dewasa Menikmati Keenakan Saat Diperkosa

“Mengapa harus gugup, Bu Siska sudah terpengaruh obat tidur itu sampai beberapa saat nanti,” gumam Deni dalam hati.

Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, Deni kemudian membopong tubuh Bu Siska memasuki kamar Deni sendiri. Digeletakkan dengan perlahan tubuh yang indah di atas tempat tidur, sesaat kemudian Deni sudah mengunci kamar, lalu mengeluarkan tali yang memang sengaja dia simpan siang tadi di laci mejanya.

Tidak lama kemudian Deni sudah mengikat kedua tangan Bu Siska di atas tempat tidur. Melihat keadaan tubuh Bu Siska yang telentang itu, tidak sabar Deni untuk melampiaskan hasratnya terhadap Bu Siska.

“Malam ini aku akan menikmati tubuhmu yang indah itu Bu Siska,” kata Deni dalam hati.

Satu-persatu Deni melepaskan apa saja yang dipakai oleh Bu Siska. Perlahan-lahan, mulai dari daster, BH, kemudian celana dalam, sampai akhirnya setelah semua terlepas, Deni menyingkirkannya ke lantai. Terlihat sekali sekarang Bu Siska sudah dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Diamati oleh Deni mulai dari wajah yang cantik, payudara yang montok menyembul indah, perut yang ramping, dan terakhir paha yang mulus dan putih dengan gundukan daging di pangkal paha yang tertutup oleh rimbunnya rambut.

Sesaat kemudian Deni sudah menciumi tubuh Bu Siska mulai dari kaki, pelan-pelan naik ke paha, kemudian berlanjut ke perut dan terakhir ciuman Deni mendarat di payudara Bu Siska. Sesekali terdengar desahan kecil dari mulut Bu Siska, tapi Deni tidak memperdulikannya. Diciumi dan diremas-remas kedua payudara yang indah itu dengan mulut dan kedua tangan Deni. Puting merah jambu yang menonjol indah itu juga tidak lepas dari serangan-serangan Deni. Dikulum-kulum kedua puting itu dengan mulutnya dengan perasaan dan gairah birahi yang sudah memuncak. Setelah puas Deni melakukan itu semua, perlahan-lahan dia bangkit dari tempat tidur.

Satu-persatu Deni melepas pakaian yang melekat di badannya, akhirnya keadaan Deni sudah tidak beda dengan keadaan Bu Siska, telanjang bulat, polos, tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Terlihat kemaluan Deni yang sudah mengencang hebat siap dihunjamkan ke dalam vagina Bu Siska. Tersenyum Deni melihat rudalnya yang panjang dan besar, bangga sekali dia mempunyai rudal dengan bentuk begitu.

Perlahan-lahan Deni kembali naik ke tempat tidur dengan posisi telungkup menindih tubuh Bu Siska yang telanjang itu, kemudian dia memegang rudalnya dan pelan-pelan memasukkannya ke dalam vagina Bu Siska. Deni merasakan vagina yang masih rapat karena sudah setahun tidak pernah tersentuh oleh laki-laki. Akhirnya setelah sekian lama, rudal Deni sudah masuk semuanya ke dalam vagina Bu Siska.

Ketika Deni menghunjamkan rudalnya ke dalam vagina Bu Siska sampai masuk semua, terdengar rintihan kecil Bu Siska, “Ah.., ah.., ah..!”

Tapi Deni tidak menghiraukannya, dia lalu menggerakkan kedua pantatnya maju munjur dengan teratur, pelan-pelan tapi pasti.

“Slep.., slep.., slep..,” terdengar setiap kali ketika Deni melakukan aktivitasnya itu, diikuti dengan bunyi tempat tidur yang berderit-derit.

“Uh.., oh.., uh.., oh..,” sesekali Deni mengeluh kecil, sambil tangannya terus meremas-remas kedua payudara Bu Siska yang montok itu.

Lama Deni melakukan aktivitasnya itu, dirasakannya betapa masih kencangnya dan rapatnya vagina Bu Siska. Akhirnya Deni merasakan tubuhnya mengejang hebat, merapatkan rudalnya semakin dalam ke vagina Bu Siska.

“Ser.., ser.., ser..,” Deni merasakan cairan yang keluar dari ujung kemaluannya mengalir ke dalam vagina Bu Siska.

“Oh.. ah.. oh.. Bu Siska.., oh..!” terdengar keluhan panjang dari mulut Deni.

Setelah itu Deni merasakan tubuhnya yang lelah sekali, kemudian dia membaringkan tubuhnya di samping tubuh Bu Siska dengan posisi memeluk tubuh Bu Siska yang telah dinikmatinya itu.

Lama Deni dalam posisi itu sampai pada akhirnya dia dikejutkan oleh gerakan tubuh Bu Siska yang sudah mulai siuman. Secara reflek, Deni bangkit dari tempat tidurnya menuju ke arah saklar lampu dan mematikannya. Tertegun Deni berdiri di samping tempat tidur dalam kamar yang sudah dalam keadaan gelap gulita itu. Sesaat kemudian terdengar suara Bu Siska.

“Oh, dimana aku, mengapa gelap sekali..?”

Sebentar kemudian suasana menjadi hening.

“Dan, mengapa tanganku diikat, dan, oh.., tubuhku juga telanjang, kemana pakaianku, apa yang terjadi..?” terdengar suara Bu Siska pelan dan serak.

Suasana hening agak lama. Deni tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia diam saja.

Terdengar lagi suara Bu Siska mengeluh, “Oh.., tolonglah aku..! Apa yang terjadi padaku, mengapa aku bisa dalam keadaan begini, siapa yang melakukan ini terhadapku..?” keluh Bu Siska.

Akhirnya timbul kejantanan dalam diri Deni, bagaimanapun setelah apa yang dia lakukan terhadap Bu Siska, Deni harus berterus terang mengatakannya semuanya.

“Ini saya..,” gumam Deni lirih.

“Siapa, kamukah Yodi..? Mengapa kamu kembali lagi padaku..?” sahut Bu Siska agak keras.

“Bukan, ini saya Bu.., Deni..,” Deni berterus terang.

“Deni..!” kaget Bu Siska mendengarnya.

“Apa yang kamu lakukan pada Ibu, Deni..? Bicaralah..! Mengapa Ibu kamu perlakukan seperti ini..?” tanya Bu Siska kemudian.

Kemudian Deni bercerita mulai dari awal sampai akhir, bagaimana mula-mula dia tertarik pada Bu Siska, sampai pada keheranannya bagaimana juga Bu Siska dapat hidup sendiri selama setahun tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasrat birahi Bu Siska. Juga tidak lupa Deni menceritakan semua yang dia lakukan terhadap Bu Siska selama Bu Siska tidak sadar karena pengaruh obat tidur. Tertegun Bu Siska mendengar semua perkataan Deni. Lama mereka terdiam, tapi terdengar Bu Siska bicara lagi.

“Deni.., Deni.., Ibu memang menginginkan laki-laki yang bisa memuaskan hasrat birahi Ibu, tapi bukan begini caranya, mengapa kamu tidak berterus-terang pada Ibu sejak dulu, kalaupun kamu berterus terang meminta kepada Ibu, pasti Ibu akan memberikannya kepadamu, karena Ibu juga merasakan bagaimana tidak enaknya hidup sendiri tanpa laki-laki.”

“Terus terang saya malu Bu, saya malu kalau Ibu menolak saya.”

“Tapi setidaknya kan, berterus terang itu lebih sopan dan terhormat daripada harus memperlakukan Ibu seperti ini.”

“Saya tahu Bu, saya salah, saya siap menerima sanksi apapun, saya siap diusir dari rumah ini atau apa saja.”

“Oh, tidak Deni, bagaimanapun kamu telah melakukannya semua terhadap Ibu. Sekarang Ibu tidak lagi terpengaruh oleh obat tidur itu lagi, Ibu ingin kamu melakukannya lagi terhadap Ibu apa yang kamu perbuat tadi, Ibu juga menginginkannya Deni tidak hanya kamu saja.”

“Benar Bu..?” tanya Deni kaget.

“Benar Deni, sekarang nyalakanlah lampunya, biar Ibu bisa melihatmu seutuhnya,” pinta Bu Siska kemudian.

Tanpa pikir panjang lagi, Deni segera menyalakan lampu yang sejak tadi padam. Sekarang terlihatlah kedua tubuh mereka yang sama-sama polos, dan telanjang bulat dengan posisi Bu Siska terikat tangannya.

“Oh Deni, tubuhmu begitu atletis. Kemarilah, nikmatilah tubuh Ibu, Ibu menginginkannya Deni..! Ibu ingin kamu memuaskan hasrat birahi Ibu yang selama ini Ibu pendam, Ibu ingin malam ini Ibu benar-benar terpuaskan.”

Emikoblue Perlahan Deni mendekati Bu Siska, diperhatikan wajah yang tambah cantik itu karena memang kondisi Bu Siska yang sudah tersadar, beda dengan tadi ketika Bu Siska masih tidak sadarkan diri. Diusap-usapnya dengan lembut tubuh Bu Siska yang polos dan indah itu, mulai dari paha, perut, sampai payudara. Terdengar suara Bu Siska menggelinjang keenakan.

“Terus.., Deni.., ah.. terus..!” terlihat tubuh Bu Siska bergerak-gerak dengan lembut mengikuti sentuhan tangan Deni.

“Tapi, Deni, Ibu tidak ingin dalam keadaan begini, Ibu ingin kamu melepas tali pengikat tangan Ibu, biar Ibu bisa menyentuh tubuhmu juga..!” pinta Ibu Siska memelas.

“Baiklah Bu.”

Sedetik kemudian Deni sudah melepaskan ikatan tali di tangan Bu Siska. Setelah itu Deni duduk di pinggir tempat tidur sambil kedua tangannya terus mengusap-usap dan meremas-remas perut dan payudara Bu Siska.

“Nah, begini kan enak..,” kata Bu Siska.

Sesaat kemudian ganti tangan Bu Siska yang meremas-remas dan menarik maju mundur kemaluan Deni, tidak lama kemudian kemaluan Deni yang diremas-remas oleh Bu Siska mulai mengencang dan mengeras. Benar-benar hebat si Deni ini, dimana tadi kemaluannya sudah terpakai sekarang mengeras lagi. Benar-benar hyper dia.

“Oh.., Deni, kemaluanmu begitu keras dan kencang, begitu panjang dan besar, ingin Ibu memasukkannya ke dalam vagina Ibu.” kata Bu Siska lirih sambil terus mempermainkan kemaluan Deni yang sudah membesar itu.

Diperlakukan sedemikian rupa, Deni hanya dapat mendesah-desah menahan keenakan.

“Bu Siska, oh Bu Siska, terus Bu Siska..!” pinta Deni memelas.

Semakin hebat permainan seks yang mereka lakukan berdua, semakin hot, terdengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan kecil yang keluar dari mulut mereka berdua.

“Oh Deni, naiklah ke atas tempat tidur, naiklah ke atas tubuhku, luapkan hasratmu, puaskan diriku, berikanlah kenikmatanmu pada Ibu..! Ibu sudah tak tahan lagi, ibu sudah tak sabar lagi..” desis Bu Siska memelas dan memohon.

Sesaat kemudian Deni sudah naik ke atas tempat tidur, langsung menindih tubuh Bu Siska yang telanjang itu, sambil terus menciumi dan meremas-remas payudara Bu Siska yang indah itu.

“Oh, ah, oh, ah.., Deni oh..!” tidak ada kata yang lain yang dapat diucapkan Bu Siska yang selain merintih dan mendesah-desah, begitu juga dengan Deni yang hanya dapat mendesis dan mendesah, sambil menggosok-gosokkan kemaluannya di atas permukaan vagina Bu Siska. Reflek Bu Siska memeluk erat-erat tubuh Deni sambil sesekali mengusap-usap punggung Deni.

Sampai suatu ketika, tangan Bu Siska memegang kemaluan Deni dan memasukkannya ke dalam vaginanya. Pelan dan pasti Deni mulai memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Siska, sambil kedua kakinya bergerak menggeser kedua kaki Bu Siska agar merenggang dan tidak merapat, lalu menjepit kedua kaki Bu Siska dengan kedua kakinya untuk terus telentang. Akhirnya setelah sekian lama berusaha, karena memang tadi Deni sudah memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Siska, sekarang agak gampang Deni menembusnya, Deni sudah berhasil memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam vagina Bu Siska.

Kemudian dengan reflek Deni menggerakkan kedua pantatnya maju mundur teru-menerus sambil menghunjamkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Siska.

“Slep.., slep.., slep..,” terdengar ketika Deni melakukan aktivitasnya itu.

Terlihat tubuh Bu Siska bergerak menggelinjang keenakan sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya mengikuti irama gerakan pantat Deni.

“Ah.., ah.., oh.. Deni.., jangan lepaskan, teruskan, teruskan, jangan berhenti Deni, oh.., oh..!” terdengar rintihan dan desahan nafas Bu Siska yang keenakan.

Lama Deni melakukan aktivirasnya itu, menarik dan memasukkan kemaluannya terus-menerus ke dalam vagina Bu Siska. Sambil mulutnya terus menciumi dan mengulum kedua puting payudara Bu Siska.

“Oh.., ah.. Bu Siska, oh.., kamu memang cantik Bu Siska, akan kulakukan apa saja untuk bisa memuaskan hasrat birahimu, ih.., oh..!” desis Deni keenakan.

“Oh.., Deni.., bahagiakanlah Ibu malam ini dan seterusnya, oh Deni.., Ibu sudah tak tahan lagi, oh.., ah..!”

Semakin cepat gerakan Deni menarik dan memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Siska, semakin hebat pula goyangan pantat Bu Siska mengikuti irama permainan Deni, sambil tubuhnya terus menggelinjang bergerak-gerak tidak beraturan.

Semakin panas permainan seks mereka berdua, sampai akhirnya Bu Siska merintih, “Oh.., ah.., Deni.., Ibu sudah tak tahan lagi, Ibu sudah tak kuat lagi, Ibu mau keluar, oh Deni.., kamu memang perkasa..!”

“Keluarkan Bu..! Keluarkanlah..! Puaskan diri Ibu..! Puaskan hasrat Ibu sampai ke puncaknya..!” desis Deni menimpali.

“Mari kita keluarkan bersama-sama Bu Siska..! Oh, aku juga sudah tak tahan lagi,” desis Deni kemudian.

Setelah berkata begitu, Deni menambah genjotannya terhadap Bu Siska, terus-menerus tanpa henti, semakin cepat, semakin panas, terlihat sekali kedua tubuh yang basah oleh keringat dan telanjang itu menyatu begitu serasi dengan posisi tubuh Deni menindih tubuh Bu Siska.

Sampai akhirnya Deni merasakan tubuhnya mengejang hebat, begitu pula dengan tubuh Bu Siska. Keduanya saling merapatkan tubuhnya masing-masing lebih dalam, seakan-akan tidak ada yang memisahkannya.

“Ser.., ser.., ser..!” terasa keluar cairan kenikmatan keluar dari ujung kemaluan Deni mengalir ke dalam vagina Bu Siska, begitu nikmat seakan-akan seperti terbang ke langit ke tujuh, begitu pula dengan tubuh Bu Siska seakan-akan melayang-layang tanpa henti di udara menikmati kepuasan yang diberikan oleh Deni.

Sampai akhirnya mereka berdua berhenti karena merasa kelelahan yang amat sangat setelah bercinta begitu hebat.

Sejenak kemudian, masih dengan posisi yang saling menindih, terpancar senyum kepuasan dari mulut Bu Siska.

“Deni, terima kasih atas apa yang telah kau berikan pada Ibu..,” kata Bu Siska sambil tangannya mengelus-elus rambut Deni.

“Sama-sama Bu, aku juga puas karena sudah membuat Ibu berhasil memuaskan hasrat birahi Ibu,” sahut Deni dengan posisi menyandarkan kepalanya di atas dada Bu Siska.

Suasana yang begitu mesra.

“Selama disini, mulai malam ini dan seterusnya, Ibu ingin kamu selalu memberi kepuasan birahi Ibu..!” pinta Ibu Siska.

“Saya berjanji Bu, saya akan selalu memberikan yang terbaik bagi Ibu..,” kata Deni kemudian.

“Ah, kamu bisa saja,” tersungging senyum di bibir Bu Siska.

“Tapi, ngomong-ngomong bagaimana dengan Ida dan Bik Sumi..?” tanya Deni.

“Lho, kita kan bisa mencari waktu yang tepat. Disaat Ida berangkat sekolah juga bisa, dan Bik Sumi di dapur. Di saat keduanya tidur pun kita bisa melakukannya. Pokoknya setiap saat dan setiap waktu..!” jawab Bu Siska manja sambil tangannya mengusap-usap punggung Deni.

Sejenak Deni memandang wajah Bu Siska, sesaat kemudian keduanya sama-sama tertawa kecil. Akhirnya apa yang mereka pendam berdua terlampiaskan sudah. Sambil dengan keadaan yang masih telanjang dan posisi saling merangkul mesra, mereka akhirnya tertidur kelelahan.

Cerita Dewasa Emikoblue

Categories
Perkosa

Cerita Dewasa Menikmati Keenakan Saat Diperkosa

Cerita Dewasa Menikmati Keenakan Saat Diperkosa – Saya seorang wanita berusia 25 tahun dan sekarang saya tinggal sendirian di rumah saya yang terletak di salah satu kompleks di daerah Jakarta yang oleh sebagian orang disebut daerah kaya. Saya seorang janda tanpa anak dan suami saya meninggal secara tak terduga enam bulan lalu. Saat itu, pernikahan kami baru memasuki tahun kedua. Rumah tempat saya tinggal adalah hadiah pernikahan untuk saya dan suami saya membelinya atas nama saya. “Sebagai bukti tulus cintaku padamu,” ujarnya.

Rumah-rumah di komplekku terbilang saling berjauhan karena masing-masing rumah memiliki pekarangan yang luas. Hidup di Jakarta menyebabkan aku juga tidak begitu mengenal tetanggaku. Kami masing-masing memiliki kehidupan sendiri-sendiri.

Sering aku merasa kesepian tinggal sendiri di rumah ini, tapi aku tidak mau menggunakan jasa pramuwisma, aku ingin mengerjakan pekerjaan rumahku sendiri. Alasanku pada mama sih biar aku ada kesibukan di rumah, rasanya lebih enjoy kalau semua dikerjakan sendiri.

Malam itu aku pulang agak larut karena baru pulang dari acara ulang tahun temanku. Setelah mengunci pintu depan aku mencari-cari kontak lampu karena suasana rumahku masih gelap. Aku berangkat dari tadi siang untuk bantu-bantu di acara ulang tahun tersebut. Begitu lampu menyala, aku langsung menuju kamarku untuk mengganti baju yang kotor.

Emikoblue Aku melepaskan seluruh pakaianku lalu menyimpan baju kotorku di keranjang yang memang kusediakan di kamar untuk pakaian kotor. Sungguh aku sekarang telanjang bulat. Aku merasa sendiri di rumahku sehingga aku merasa bebas walaupun ke ruang tengah atau ke dapur dalam keadaan telanjang.

Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku. Selesai mandi rasanya badanku terasa segar. Kemudian duduk santai menonton TV di ruang tengah sambil minum susu hangat. Aku hanya melilitkan handuk pada badanku, sambil mengeringkan rambutku dengan kipas angin aku buka channel TV sana-sini. Acaranya tidak ada yang menarik hatiku.

Iseng-iseng aku menonton film BF koleksi suamiku. Aku pernah protes padanya karena dia menonton film begituan. Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia mencari style bercinta untukku. Di film itu pria bule sedang mencumbu seorang wanita asia yang kelihatannya begitu menikmati cumbuan dari pri bule. Aku sedikit terangsang melihat adegan itu, seandainya suamiku masih ada….

Aku melepaskan handuk yang melilit badanku, lalu mengelus-elus payudaraku sendiri dengan lembut. Payudaraku memang tidak begitu besar, tapi suamiku selalu memujiku dengan sebutan montok. Untuk urusan mengurus badan, aku memang agak telaten. Karena bagiku kecantikan wanita dan kemulusan badan itu adalah harga mati. Aku tidak menyadari sama sekali kalau ada sepasang mata yang memperhatikan kegiatanku

Baca juga : Cerita Dewasa Tukang Pijit yang Hyperseks

Kuelus-elus buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin berlama-lama, matakupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan.

Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun merasakan darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.

Aku terangsang sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar membasahi bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu. Badanku melengkung merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku.

Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang vaginaku sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku.

Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.

Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam liang senggamaku.

Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir deras.

“AHH……..” aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa badanku seperti lemas sekali.

Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah yang menjalar di sekujur badanku, tiba-tiba tersa ada benda dingin menempel di leherku. Mataku sedikit terbuka, lalu…..

“ Diam atau lehermu akan terluka.” Suara seorang laki-laki terdengar mengejutkanku. Jantungku rasanya hampir berhenti menyadari ada pria yang menempelkan pisau ke leherku, dan aku dalam keadaan telanjang……..

Aku terdiam tak berdaya ketika dia berusaha mengikat tanganku. Aku takut kalau dia merasa terancam, maka dia akan membunuhku. Matanya jelalatan melihat tubuhku yang tidak tertutup sehelai kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku, kenapa aku sangat gegabah. Bagaimana dia masuk ke dalam rumah ini, dan apa yang akan mereka lakukan. Segala macam perasaan dalam diriku saat itu.

“He.. he.. he… cantik, ijinkan aku untuk membantumu menyelesaikan hasrat terpendam dalam dirimu.” Lelaki itu duduk disampingku.

“Nah cantik…. Sekarang Abang akan memuaskanmu.” Laki-laki yang memanggil dirinya Abang kemudian dengan kalemnya dia raih tangan dan pinggangku untuk memelukku. Antara takut dan marah, aku masih berontak dan berusaha melawan. Kutendangkan kakiku ke tubuhnya sekenanya, tetapi.. Ya ampuunn.. Dia sangat tangguh dan kuat bagiku.

Lelaki itu berpostur tinggi pula dan mengimbangi tinggiku, dan usianya yang aku rasa tidak jauh beda dengan usia suamiku disertai dengan otot-otot lengannya yang nampak gempal saat menahan tubuhku yang terus berontak.

Dia lalu menyeretku menuju ke kamar tidurku. Aku setengah dibantingkannya ke ranjang. Dan aku benar-benar terbanting. Dia ikat tanganku ke backdrop ranjang itu. Aku meraung, menangis dan berteriak sejadi-jadinya, tapi hanya terdengar gumaman dari mulutku karena mereka membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga aku menyadari tidak ada gunanya lagi berontak maupun berteriak. Sesudah itu dia tarik tungkai kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak berusaha menenangkan aku, dengan cara menekan mentalku, seakan meniupi telingaku. Dia berbisik dalam desahnya,

“Ayolah cantik, jangan lagi memberontak. Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini cukup berjauhan. Lagian kalaupun ada yang tahu mereka tidak akan berani menggangu”.

Aku berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan menjadi sangat khawatir. Laki-laki ini seakan-akan sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian dengan tersenyum dia benamkan wajahnya ke ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan menjilati lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan kemudian pindah ke kiri. Menimbulkan rasa geli sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-tangannya menjamah dan menelusup kemudian mengelusi pinggulku, punggungku, dadaku. Tangannya juga meremas-remas susuku. Dengan jari-jarinya dia memilin puting-puting susuku. Disini dia melakukannya mulai dengan lembut dan demikian penuh perasaan. Bajingan! Dia pikir bisa menundukkan aku dengan caranya yang demikian itu. Aku terus berontak dalam geliat.. Tetapi aku bagaikan mangsa yang siap diterkam.

Aku sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi. Tak ada suara dari mulutku yang tersumpal. Yang ada hanya air mataku yang meleleh deras. Aku memandang ke-langit-langit kamar. Aku merasa sakit atas ketidak adilan yang sedang kulakoni. Kini lelaki itu menatapku. Aku menghindari tatapan matanya. Dia menciumi pipiku dan menjilat air mataku,

“Kamu cantik banget….. ” dia berusaha menenangkanku.

Dia juga menciumi tepian bibirku yang tersumpal. Tangannya meraba pahaku dan mulai meraba-raba kulitku yang sangat halus karena tak pernah kulewatkan merawatnya. Lelaki ini tahu kehalusan kulitku. Dia merabanya dengan pelan dan mengelusinya semakin lembut. Betapa aku dilanda perasaan malu yang amat sangat. Hanya suamiku yang melihat auratku selama ini, tiba-tiba ada seorang lelaki asing yang demikian saja merabaiku dan menyingkap segala kerahasiaanku.

Aku merasakan betisku, pahaku kemudian gumpalan bokongku dirambati tangan-tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya semakin turun mendekat hingga kurasakan nafasnya yang meniupkan angin ke selangkanganku. Lelaki itu mulai menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku.

“ Ah…..” Bukan main. Belum pernah ada seorangpun berbuat macam ini padaku. Juga tidak begini suamiku selama ini. Aku tak kuasa menolak semua ini. Segala berontakku kandas. Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu pori-pori selangkanganku.

Lidah itu sangat pelan menyapu dan sangat lembut. Darahku berdesir. Duniaku seakan-akan berputar dan aku tergiring pada tepian samudra yang sangat mungkin akan menelan dan menenggelamkan aku. Aku mungkin sedang terseret dalam sebuah arus yang sangat tak mampu kulawan. Aku merasakan lidah-lidah lelaki ini seakan menjadi seribu lidah. Seribu lidah lelaki ini menjalari semua bagian-bagian rahasiaku. Seribu lidah lelaki inilah yang menyeretku ke tepian samudra kemudian menyeret aku untuk tertelan dan tenggelam. Aku tak bisa pungkiri. Aku sedang jatuh dalam lembah nikmat yang sangat dalam.. Aku sedang terseret dan tenggelam dalam samudra nafsu birahiku. Aku sedang tertelan oleh gelombang nikmat syahwatku yang telah enam bulan tidak terlampiaskan semenjak suamiku meninggal.

Dan saat kombinasi lidah yang menjilati selangkanganku dan sesekali dan jari-jari tangannya yang mengelusi paha di wilayah puncak-puncaknya rahasiaku, aku semakin tak mampu menyembunyikan rasa nikmatku. Isak tangisku terdiam, berganti dengan desahan dari balik kain yang menyumpal mulutku. Dan saat kombinasi olahan bibir dan lidah dipadukan dengan bukan lagi sentuhan tetapi remasan pada kemaluanku, desahanku berganti dengan rintihan yang penuh derita nikmat birahi.

Laki-laki itu tiba-tiba mrenggut sumpal mulutku.Dia begitu yakin bahwa aku telah tertelan dalam syahwatku.

“Ayolah, sayang.. mendesahlah.. merintihlah.. Puaskan aku…..”

Aku mendesah dan merintih sangat histeris. Kulepaskan dengan liar derita nikmat yang melandaku. Aku kembali menangis dan mengucurkan air mata. Aku kembali berteriak histeris. Tetapi kini aku menangis, mengucurkan air mata dan berteriak histeris beserta gelinjang syahwatku. Aku meronta menjemput nikmat. Aku menggoyang-goyangkan pinggul dan pantatku dalam irama nafsu birahi yang menerjangku.

Aku tak mampu mengendalikan diriku lagi. Aku bergoncang-goncang mengangkat pantatku untuk mendorong dan menjemputi bibirnya karena kegatalan yang amat sangat pada kemaluanku dilanda nafsu birahi. Dan kurasakan betapa kecupan dan gigitan lidah lelaki ini membuatku seakan-akan menggigil dan gemetar lupa diri.

“Masukin… bang.. auh… aku gak tahan…..” aku mendesah tidak karuan. Akhirnya karena tak mampu aku menahannya lagi aku merintih.

Rintihan itu membuat lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih bibirnya. Aku rakus menyedotinya. Aku berpagut dengan pemerkosaku. Aku melumat mulutnya. Aku benar-benar dikejar badai birahiku. Aku benar-benar dilanda gelombang syahwatku.

Aku betul-betul tidak sabar menunggu dia melepas pakaiannya. Aku masih berkelojotan diranjang. Dan kini aku benar-benar menunggu lelaki itu memasukkan kontolnya ke kemaluanku pula. Aku benar-benar berharap karena sudah tidak tahan merasakan badai birahiku yang demikian melanda seluruh organ-organ peka birahi di tubuhku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang sama sekali diluar dugaanku. Aku sama sekali tak menduga, karena memang aku tak pernah punya dugaan sebelumnya. Kemaluan lelaki ini demikian gedenya.

Rasanya ingin tanganku meraihnya, namun belum lepas dari ikatan dasi di backdrop ranjang ini. Yang akhirnya kulakukan adalah sedikit mengangkat kepalaku dan berusaha melihat kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan. Rasanya ada pisang ambon gede dan panjang yang sedang dipaksakan untuk menembusi memekku. Aku menjerit tertahan. Tak lagi aku sempat memandangnya.

Lelaki ini sudah langsung menerkam kembali bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya di rongga mulutku sambil menekankan kontolnya untuk menguak bibir vaginaku. Kini aku dihadapkan kenyataan betapa besar kontol di gerbang kemaluanku saat ini. Aku sendiri sudah demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi mencoba merangsekkan lubang kemaluanku.Cairan-cairan kewanitaanku membantu kontol itu memasuki kemaluanku.

“Blesek……..Blesek………. Ohh…… Kenapa sangat nikmat begini…….. Oh aku sangat merindukan kenikmatan ini…..” Aku semakin meracau.

Sensasi cengkeraman kemaluanku pada bulatan keras batang besar kontol lelaki ini sungguh menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh hidupku selama ini. Aku rasanya terlempar melayang kelangit tujuh. Aku meliuk-liukkan tubuhku, menggeliat-liat, meracau dan mendesah dan merintih dan mengerang dan.. Aku bergoncang dan bergoyang tak karuan…. Orgasmeku dengan cepat menghampiri dan menyambarku. Aku kelenger dalam kenikmatan tak terhingga.. Aku masih kelenger saat dia mengangkat salah satu tungkai kakiku untuk kemudian dengan semakin dalam dan cepat menggenjoti hingga akhirnya muntah dan memuntahkan cairan panas dalam rongga kemaluanku.

“Auh………. AHH…… “ aku menjerit merasakan gelombang-gelombang listrik kenikmatan menjalar di sekujur tubuhku.

Kami langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aku tak merasa menyesal, tak merasa khawatir, tak merasa takut. Ada rasa kelapangan dan kelegaan yang sangat longgar. Aku merasakan seakan menerima sesuatu yang sangat aku rindukan selama ini. Apakah aku memang hipersex atau memang karena lelaki ini memang tangguh dan pandai bercinta. Ah aku tidak mau berfikir lagi.. Akupun tertidur kelelahan.

Besok pagi aku terbangun dengan badan sedikit pegal-pegal. Tidak ada tanda-tanda dia masih ada di rumah. Dan kuperiksa tidak ada barang yang hilang. Apakah dia memang datang untuk memperkosaku?…. kadang-kadang aku masih inigin melakukan hal yang sama. Aku merindukan kontolnya yang telah membuatku mencapai kenikmatan tertinggi dalam bercinta. Dimanakah kamu……

Cerita Dewasa Emikoblue

Categories
Random

Cerita Dewasa Tukang Pijit yang Hyperseks

Cerita Dewasa Tukang Pijit yang Hyperseks – ini dimulai dengan obrolan ringan dengan terapis pijat yang sering mengunjungi rumah tetangga saya. Apakah Anda ingin memberi ayah Anda pijatan lagi? Sudah seminggu, bukan? Pak, pulang jam berapa? Sekarang? Ok pak, tapi saya mau mandi dulu? Aku menunggu lama untuk pintu baru yang Nika buka.

Maaf pak, baru mandi, kata Nika buru-buru. Ah, penisku mulai bergerak ke atas. Nika mengenakan baju tidur yang basah kuyup, dan rupanya bentuk kembarannya yang bulat menandakan dia tidak memakai bra. Mungkin cepat. Tidak apa-apa.

Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Nica masuk.

Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Nica? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Nica mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar.

Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Nica melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku.

Selama telungkup ini, penisku berganti ganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Nica melirik penisku, lagi2 hanya sekilas,

sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri.

Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Nica lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Nica ? Aku mulai iseng bertanya.

Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku,

kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingat kesetiaannya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

Jadi aku tak sempat mendaki, cuman pengin menyetubuhinya Udah. Benar2 masih sip, Pak Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aj, Nica diam saja.

Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu.

Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Nica menghindar dengan sopan.

Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Nica membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Nica tak berreaksi, masih asyik mengurut. Nica masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya.

Tapi itu tak lama, Nica mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut.

Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya.

Yang penting Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas.

Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras Nica menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur.

Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih.

Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak rintihnya. Tak ada penolakan.

Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Nica ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya.

Nica tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

Kata Nica terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin.

Engga apaapa Nica ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang.

Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Nica tak mencegah lagi. Benar, Nica punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak.

Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya.

Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Nica hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta.

Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

Nica memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Nica, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Nica yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan.

Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Nica sudah tak karuan.

Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya.

Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Nica menggerak gerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit,

benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Nica telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki.

Paaak ooohhhh..? Kenapa Nic ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur.

Nica menangis ! Kenapa Nic ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu katanya kemudian Engga apaapa Nic.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun, Juga khawatir kalo kalo, Kalo apa Tin, Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi.

Baca juga : Cerita Dewasa Ku Perkosa Tante Betty

Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan .. Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Nica juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

Aku merasakan hampir sampai di puncak. Nic Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak.

Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Nica memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko.

Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Nic Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Sama sama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak.

Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu.

Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak.

Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.

Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak.

Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Nica beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Nica muncul lagi.

Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya.Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang.

Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Nica memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas.

Bapak pengin lagi, Nic? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Nica, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan.

Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Nica sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Nica selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi.

ketika aku langsung pulang, Nica menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

Cerita Dewasa Emikoblue

Categories
Perkosa

Cerita Dewasa Ku Perkosa Tante Betty

Cerita Dewasa Ku Perkosa Tante Betty – Tante Betty, wanita setengah baya yang masih lumayan seksi. Sudah dari waktu yang lama ia menjadi sasaran untuk “digoyang” oleh keponakannya sendiri, Budi. Budi yang berasal dari Bandung, sudah hampir lima tahun tinggal dirumah tante Betty, karena ia kuliah di Jakarta. Dan sudah lima tahun itu juga tante Betty menjadi fantasi seks-nya dikala ia bermasturbasi. Seringkali ia mengambil pakaian dalam tante Betty dari bak pakaian kotor yang terletak di dalam kamar mandi. Bh dan korset tante Betty merupakan primadona Budi dalam bermasturbasi.

Setiap kali bermasturbasi ia selalu menumpahkan airmaninya dicelana dalam maupun bh tante Betty. Bahkan tidak jarang ia mengambil celana korset tante Betty yang sudah dicuci bersih, dan dengan sengaja memuntahkan spermanya di bagian selangkangan celana dalam tersebut, ataupun berkali-kali berejakulasi di cup bh tante Betty hingga berhari-hari, kemudian ‘benda-benda tersebut’ dikembalikannya ketempat semula. Dan berharap tante Betty segera memakai ‘perabotannya’ tersebut.

Tidak jarang juga Budi mencoba mengintip tante Betty pada waktu tidak ada orang dirumah tersebut. Melalui lubang kunci pintu kamra tante Betty, Budi sering kali melihat tubuh montok tante Betty tanpa busana, ataupun hanya dibalut pakaian dalamnya saja.

Dan biasanya aksi pengintipan tersebut diakhiri dengan beronani memakai pakaian dalam tante Betty dikamarnya.

Budi sering kali mengumpulkan airmaninya ketika selesai beronani didalam cangkir kecil, dan disimpannya didalam kulkas kecil yang ada dikamarnya. Ketika cangkir tersebut sudah hampir penuh, ketika tidak ada orang yang melihat, ia mencampurkan ‘airmani basi’ tersebut kedalam soup atau pun minuman yang biasa disediakan untuk tante Betty. Bahkan pernah juga ia mencampurkan spermanya sebanyak dua sendok makan kedalam hamburger yang disediakan untuk tante Betty. Dan secara diam-diam Budi menyaksikan tante Betty menikmati santapannya plus airmani miliknya didalam makanan tersebut. Dan biasanya libido Budi langsung tinggi, dan cepat-cepat ia beronani dikamarnya.

Makin lama Budi makin tidak tahan setiap kali melihat tubuh tante Betty yang masih sintal itu, maka timbullah niat jahatnya untuk memperkosa tante Betty. Berhari-hari ia merencanakan hal tersebut, dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkannya.

Obat bius pun sudah dipesannya dari seorang teman yang entah dapat dari mana.

Maka pada malam hari itu ia mengajak teman-temannya untuk mengerjai tante Betty disalah satu rumah temannya yang sedang kosong.

Teman-teman Budi yang memang rata-rata maniac seks pun ikut bergairah mendengar rencana tersebut. Maka terkumpullah teman-teman Budi sebanyak dua puluh lima orang. Dua puluh orang menunggu dirumah kosong, lima orang lagi bertugas menculik tante Betty, termasuk Budi. Maka pada hari itu mereka seharian mengikuti kemanapun tante Betty pergi, hingga pada malam hari kesempatan itu datang juga.

Ketika tante Betty sedang menunggu lift diparkiran basement salah satu restaurant, Empat orang teman Budi pun ikut mengantri lift dengan tante Betty. Ketika tante Betty lengah, salah seorang langsung mengeluarkan saputangan yang sudah ditetesi kloroform cukup banyak, dan dengan cepat dibekapkan kehidung dan mulut tante Betty, yang seketika itu juga langsung pingsan, dan keempat teman Budi langsung membopong tante Betty masuk kedalam minibus yang sudah menunggu didepan lift tersebut.

Hampir satu jam mereka baru sampai kerumah kosong tersebut, dan langsung memasukkan mobil kedalm garasi. Tante Betty pun langsung digotong-gotong beramai-ramai kedalam ruang tamu. Dalam keadaan masih tidak sadar, tante Betty didudukkan dikursi sofa. Dan tanpa komano lagi mereka bergantian meraba-raba serta meremas-remas tubuh tante Betty. Pakaian tante Betty yang berupa baju terusan hingga sebatas mata kaki pun dilucuti dengan tidak sabar, hingga akhirnya tinggal bra dan celana dalam saja yang menempel ditubuhnya.

Gunung kembar tante Betty merupakan menu utama untuk ‘diobok-obok’ oleh Budi dan teman-temannya. Beberapa tangan dengan brutalnya bergantian berada dibalik bh tante Betty yang berupa long torso tersebut. Cup bh yang berukuran 36B itu pun akhirnya dibetot kebawah hingga gunung kembar yang masih sintal itu tersembul keluar. Beberapa orang langsung bergantian mengisap-isap kedua putting susu tante Betty, sambil sesekali meremas-remas ‘kontainer susu’ tante Betty tersebut. Salah seorang teman Budi menggunting bagian selangkangan celana dalam tante Betty, dan dengan sangat bernapsu tante Betty dipindahkan ke matras dan langsung saja diantri beramai-ramai.

Budi mendapat giliran pertama menyetubuhi tante Betty, sedangkan yang lain sambil menunggu giliran memain-mainkan batang penisnya diwajah tante Betty yang masih terlihat cantik itu. Mulut tante Betty dibuka paksa dan dua batang penis sekaligus masuk dan berusaha bergerak keluar masuk sebisa-bisanya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasanya bagi pelakunya. Satu batang penis panjang dan besar milik Heri melintang dari atas dahi hingga diatas hidung tante Betty, dan Heri pun dengan semangat 45 menggosok-gosokkan batang penisnya maju mundur dengan cepat.

Vagina tante Betty yang masih lumayan ‘kenceng’ itu pun nonstop digunakan untuk memuaskan napsu Budi dan teman-temannya. Setengah botol baby oil sudah habis digunakan sebagai pelicin batang penis Budi dan teman-temannya. Batang Penis Budi dengan lancarnya keluar masuk vagina tante Betty, membuat teman-teman yang lain menjadi tak sabar menunggu giliran. Tante Betty yang tak sadarkan diri itu sudah hampir dua jam dikerjain para sex maniac tersebut dengan berbagai aktivitas sex yang aneh-aneh. Berbagai pose bugil tante Betty diabadikan oleh Bambang dengan digital camera serta handycam, mulai dari oral sex hingga persetubuhan massal.

Hingga akhirnya adegan climak berejakulasi pun siap diabadikan. Budi mangambil kacamata baca dari tas tante Betty, kemudian memakaikan kaca mata tesebut diwajah tante Betty yang cantik itu. Dan keduapuluh enam orang tersebut mulai bergantian berejakulasi diwajah tante Betty. Dimulai dengan giliran pertama oleh Budi ‘sang pencinta tante Betty’. Budi dengan cepat mengeluar-masukkan batang penisnya dimulut tante Betty yang seksi itu hingga akhirnya saat berejakulasi ia mengocokkan penisnya tesebut tepat diatas wajah tante Betty dan airmanipun muncrat berantakan diseluruh wajah tante Betty berupa garis-garis lurus putih kental hingga mengenai kacamata tante Betty.

Baca juga : Cerita Dewasa Bercinta Dengan Pacar Kakak

Heri, Hendra, Feri dan Faisal berlutut diatas wajah tante Betty dari empat penjuru dan tisak sampai semenit airmani mulai bermuncratan secara bergantian membasahi wajah dan leher tante Betty dengan begitu derasnya. Lima orang teman Budi yaitu Tumpal, Ade, Erik, Udin dan Ucok memilih berjakulasi dimulut tante Betty, dan merekapun tidak sampai lima menit lima menit sudah memindahkan isi kantung buah sakar mereka kemulut tante Betty, hingga luber hampir keluar dari mulut seksi tersebut.

Udin pun menggerak-gerakkan mulut dan wajah tante Betty hingga sedikit demi sedikit ‘air peju’ tersebut tertelan oleh tante Betty. Sedangkan yang lainnya melakukan hal yang pada tante Betty. Beberapa orang bergantian menjepitkan batang penisnya diantara kedua gunung kembar tante Betty yang montok itu. Beberapa tetes baby oil diteteskan didada tante Betty sebagai pelicin, yang membuat para lelaki tersebut mundur maja tak karuan, sementara penis mereka dengan lancarnya ikut bergerak mundur maju pula disela-sela gunung kembar tante Betty yang sedang diremas-remas, dan akhirnya hanya beberapa menit saja batang kejantanan mereka berjantian muncrat diantara gunung kembar tante Betty hingga bertetesan membasahi bh yang masih membalut tubuh tante Betty itu.

Sementara itu yang lainnya bergantian berejakulasi diwajah dan mulut tante Betty yang dibuka paksa dengan sebuah alat pengganjal sehingga tidak dapat dikatupkan. Air mani bermuncratan diwajah tante Betty dan sebagian lagi masuk kedalam mulutnya. Bahakan beberapa orang teman Budi, termasuk Budi berejakulasi hingga tiga kali diwajah tante yang cantik itu karena saking napsunya.

Selesai pemerkosaan tersebut, tante Betty yang masih belum sadarkan diri itu dibersihkan oleh beberapa orang. Muka tante Betty yang blepotan sperma hanya diseka dengan celana dalam Budi yang kemudian disumpalkan kedalam mulut tante Betty. Rambut tante Betty yang berantakan disisir rapi kembali, dan kacamatanya yang kotor karena airmanipun dibersihkan dan dipakaikan kembali, hingga akhirnya tante Betty bersih seperti sedia kala.

Tante Bettypun akhirnya siuman sementara jam sudah menunjukkan pukul satu malam, dan betapa kagetnya ia ketika melihat dirinya hanya memakai bra dan celana dalam korsetnya yang sudah putus dibagian selangkangan dan lebih kaget lagi melihat Herman dengan ganasnya menyetubuhi tante Betty sedari tadi. Batang penisnya keluar masuk dengan lancar sementara yang lainnya dengan wajah ditutup sarung kepala menonton sambil mengocok penis masing-masing.

Budi dan teman-temannya terpaksa memakai sarung penutup kepala karena takut dirinya diketahui oleh tante Betty. Sekali lagi mereka mengerjai tante Betty sebelum subuh tiba. Batang penis satu persatu bergantian mengocok vagina tante Betty, sementara itu seperti biasa yang lainnya merem melek memaksa tante Betty mengisap serta mengulum penis mereka. Bahkan mereka bergantian memaksa tante Betty mengulum-mgulum sepasang buah sakar mereka sambil menekan-nekan wajah tante Betty diselangkangan mereka itu hingga akhirnya keduapuluh enam orang itu kembali berejakulasi bersama-sama.

Satu persatu dari mereka kembali memuncratkan spermanya diwajah dan mulut tante Betty. Salah seorang mengambil segelas airmani dingin dari kulkas dan memaksa siseksi tante Betty untuk menelan air mani tersebut sambil mengunyah-nguyah airmani tersebut terlebih dahulu sampai habis.

Airmani yang bertetesan diwajah tante Betty disendoki dan dicekoki kemulut tante Betty hingga bersih. Selesai ‘mandi peju’ tante Betty kembali dirapihkan dan dipakaikan bajunya kembali, namun celana korset dan bh nya dicopot dari tubuhnya untuk kenang-kenangan buat mereka. Sebagai gantinya mereka memaksa tante Betty memakai celana dalam G-String berwarna merah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan gunung kembar tante Betty dibiarkan bergelayutan tanpa bh, hingga putting susu tante Betty mencuat kedepan. Tante Betty diturunkan ditengah jalan dekat rumahnya, kemudian mereka pergi begitu saja.

Cerita Dewasa Emikoblue

Categories
Random

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Pacar Kakak

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Pacar Kakak – Dimulаi dаri hubungan asmaraku bеrѕаmа Bunga уаng tеruѕ bеrlаnjut dеngаn mеѕrа, аku jugа berhasil merajut hubungan gelap dengan kakaknya si Indah. Suаtu hаri аku mеnсоbа untuk реrgi mаin ke rumah Bunga

Ting tоng”, “Bunga…? Ini аku Agung”,

“Eеh ѕауаng, tumbеn kаmu mаin kеrumаhku, уееее”, iа lаngѕung mеmеluk ku dаn mеnсium рiрiku,

“kаn kаmu ѕudаh ѕеring mаin kеrumаhku, ѕеkаrаng аku lаh уаng mаin kеrumаhmu dоng, hеhе…,

“Mаkаѕih kаmu udаh mаu kеѕini ѕауаng, tарi аku gаk biѕа lаmа, kаrеnа hаbiѕ ini mаu kеluаr ѕаmа kеluаrgа.”

“Oооh, уа udаh аku рulаng аjа уа Bеb”,

‘jаngаn рulаng dulu dоng, kаmu diѕini аjа, kеbеtulаn kаkаk Indah gаk ikut kоk, kаmu tunggu ѕini ѕаmа kаkаk аku уаh”. Lаlu tеrlihаt оrаng tuаnуа kеluаr, аku ѕеmраt bеrѕаlаmаn dаn mеrеkа mеngаjаk Bunga bеrаngkаt реrgi.

“Kаmu tunggu dirumаh уа, аku ngаk lаmа kоk”,

“Iуа, hаti-hаti уааа”. Kеmudiаn mеrеkа bеrаngkаt.

Aduh аku jаdi bingung, mаѕа аku hаruѕ mеnunggu diѕini dеngаn kаkаknуа? Hufft рikirku. Sааt аku mаѕuk, аku kаgеt, tеrnуаtа kаkаknуа Bunga itu ѕеоrаng mаhаѕiѕwi саntik !

“Eееh, kаmu раѕti расаrnуа ѕi Bunga уа, kеnаlin аku Indah, kаkаknуа”,

“Hmmmm… iуа kаk, аku Agung”

“Mаѕuk аjа, аnggар аjа rumаh ѕеndiri”. Lаlu аku mаѕuk kеdаlаm, bаru kuѕаdаri tеrnуаtа kаkаknуа ini ѕаngаt саntik, араlаgi iа mеmаkаi rоk mini dаn tеnktор kеtаt, tеntu ѕаjа bеntuk buаh dаdаnуа ѕаngаt jеlаѕ tеrраmраng.

Baca juga : Cerita Dewasa Senangnya Memiliki Pacar Yang Super Binal

Sаmbil mаlu-mаlu аku mаѕuk dаn duduk dikаrреt ѕаmbil nоntоn tv.

“Gung, ini аdа minumаn, diminum аjа уа”,

“iуа mаkаѕih kаk”. Lаlu mаѕuk kеkаmаrnуа dаn kеmbаli dеngаn mеmbаwа buku.

Iа kini bеrрindаh kеѕеbеlаhku. Kаk Indah lаlu tidurаn ѕаmbil mеmbаса buku, iа bеrѕаndаr раdа bаntаl. Aku уg ѕеdikit dibеlаkаngnуа biѕа mеlihаt lubаng diаntаrа buаh dаdаnуа, kini tеnggоrоkаnku mulаi kеring. Bеbеrара mеnit kеmudiаn tеlроn rumаh bеrbunуi, Kаk Indah рun mеngаngkаtnуа.

“Hаlо? Adа ара Bunga? Aра? Gаk рulаng ѕеkаrаng? Hhhmm… оkе оkе… iуа аku kаѕih tаu diа kоk, Hаti-hаti di ѕаnа уаh”.

Aku уаng mеndеngаr реrсаkараn itu lаngѕung bеrрikir Wаh ѕереrtinуа Bunga gаk biѕа рulаng ѕеkаrаng.

“Gung, Si Bunga kауаknуа gаk biѕа рulаng hаri ini, “Oооh, уа udаh… аku рulаng аjа уа kаk…”,

“Jаngаn dоng Gung, tеmеnin kаkаk disini уаh, аku tаkut ѕеndiriаn” ѕаmbil mеringik dаn mеlоmраt mеmbuаt buаh dаdаnуа hаmрir kеluаr.

“Yа udаh kаk”, “gini аjа, kitа nоntоn film аjа уuk, kаkаk аdа film bаguѕ niih,”

“Okе dеh kаk”

Lаlu kаk Indah mеnуаlаkаn kаѕеt dаn mulаi mеmutаr film. Tеrnуаtа film уаng diрutаr itu аdаlаh film hаntu Indоnеѕiа уаng аgаk bеrbаu ѕеkѕ dаn сеwеk-сеwеknуа mеmаkаi Hоtраnѕ, kаrеnа аdа аdеgаn bеrсiumаn, Pаѕ аdеgаn аdа hаntu уg munсul tibа-tibа, kаk Indah kаgеt.

“Wааааааааааhhh”, Tibа-tibа iа mеrаngkul ku, kurаѕаkаn buаh dаdаnуа mеnеmреl bаhuku.

“Eееh mааf уа Gung, аku kаgеt tаdi”,

“iуа, gрр”. Tibа раdа ѕааt сеwеk уg аdа difilm itu tidurаn, dаn аdа lаki-lаki уg bеrаdа diаtаѕnуа, pusakajitu

Kеmudiаn kаmеrа bеrрindаh kеbаwаh dаn hаnуа mеnаmрilkаn rаnjаng уg bеrgоуаng bеѕеrtа ѕuаrа dеѕаhаn.”Ahhhh… Ahhhh… Ahhhh…”

“Kоk gini ѕih Gung? Mеrеkа ngараin ѕih? Kоk kаmеrаnуа diрindаh”uсар kаk Indah

“Yа kаn mеrеkа bеrhubungаn ѕеx kаk, уа ngаk bоlеh dirеkаm dоng”

“уаhh аku jаdi ngаk tаu dеh”,

“mаѕа kаkаk gаk tаu? Agung аjа tаu ара уg mеrеkа lаkukаn”, Jаwаbku Pеdе”

“Ngаk tаu Agung аѕli, еmаng ара уg mеrеkа lаkuin ѕih?”, Lаgi-lаgi аku bеrtеmu реrеmрuаn роlоѕ уg ѕiар dinikmаti tubuhnуа.

“Gimаnа kаlо Agung рrаktеkin аjа kаk? Tарi ѕаmа kаkаk уа,”jаwаbku tеrtаwа

Hhhhhmm…”tеrdеngаr ѕuаrаnуа ѕаmbil bеrрikir

“Okе dеh Agung уuk kitа kеkаmаr. TV рun dimаtikаn dаn kini аku udаh ѕiар bеrаkѕi.

“Kаk соbа tidurаn dеh di аtаѕ kаѕur”

Lаlu tаnра bаѕа-bаѕi аku рrаktеr mеnсium bibir ѕeksinya kаk Indah, lаlu ku сium lеhеr, ѕаmbil ku еluѕ-еluѕ раhа muluѕ miliknуа.

“iih Agung gеli аhh… hаhаhа”diа tеrtаwа kееnаkаn

“ini mаѕih аwаlnуа dоаng kаk, kаkаk bеlum tаu kаn kеnара rаnjаng difilm tаdi bеrgоуаng?”,

“iуа Gung, tеruѕin dоng”,

Okе ѕеkаrаng kаkаk bukа bаju nуа уаа”. lаlu iа mеnuruti реrminаtааnku, еntаh kеnара сеwеk ini tidаk аdа реmbеrоntаkаnnуа, раdаhаl аku tidаk mеmрunуаi ilmu hiрnоtiѕ ѕаmа ѕеkаli. Iа mеlераѕ tаnktор dаn rоk mininуа. Tеrlihаtlаh tubuh indаh miliknуа, kulihаt tubuhnуа уg рutih muluѕ tеrаwаt tаnра bulu ini ѕiар untuk diѕаntар. Pikirku. Lаngѕung аku nаik kеаtаѕ nуа kini kumulаi mеrеmаѕ kеduа buаh dаdа bundаr milik kаk Indah, tеrаѕа раdаt dаn kеnуаl ѕеkаli,

“Uuuh, Gung, еnаk bаngеt rаѕаnуа”

Lаlu Pеniѕku kini mеnеmреl di реrutnуа, Aku lаnjut mеrеmаѕ buаh dаdаnуа, kujilаt dаn kugigit реlаn-реlаn рutingnуа. Tеrnуаtа аir kеjаntаnаnku ѕudаh mеmbаѕаhi реrut kаk Indah уаng ѕеxу itu.

“Hmmmm.. еnаk bаngеt Gung, “Uuuuuuh”.Kutеruѕkаn mеmutаr dаn mеnjilаti buаh dаdа kаk Indah ѕереrti mеnjilаt Iсе сrеаm уаng lеzаt.

Sudаh сukuр lаmа аku bеrmаin dеngаn tоkеdnуа, kini аku kеbаgiаn раntаtnуа, Kаrеnа аku mеmilih mеnikmаti lubаng раntаtnуа. Lаlu juаngkаt kеduа kаki kаk Indah dаn bеrѕiар-ѕiар mеmаѕukkаn реniѕku kеdаlаm lubаng аnаlnуа itu.

Baca juga : Cerita Dewasa Memperkosa Tante Betty

“Siар уа kаk”. Kini реniѕku mulаi mеmаѕuki lubаng аnаl itu ѕесаrа реrlаhаn-lаhаn.

“Guuunnggg…. Ouuhhhh…Hhhhmmmm..”dеѕаh kаk Indah kе еnаkаn.

“Enаkkаn kаk? lаlu аku gеѕеk lаgi аjа biаr tаmbаh nikmаt”. Aku mulаi mеmреrсераt gеrаkаn mаju mundurku didаlаm lubаng аnаl Kаk Indah, ѕаmbil ku rеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа уаng kеbеtulаn kаmi bеrmаin роѕiѕi dоggу ѕtуlе

Sеkаrаng rаnjаng ini mulаi bеrgоуаng. Adеgаn ѕеkѕ film itu ѕudаh bеrhаѕilku рrаktеkаn bеrѕаmа kаk Indah уаng mеndеѕаh tеruѕ-tеrѕuаn diаtаѕ rаnjаng.

“Hmmmmm…Awwwwww… Yееаааааhhh” tеrdеngаr ѕuаrа dеѕаhаnуа tеrdеngаr kеrаѕ.

Tеruѕ kuhаjаr аjа lubаng itu ѕаmраi аku mеrаѕа рuаѕ. Bеbеrара ѕааt kеmudiаn аku bеrhеnti mеnikmаti lubаng Anаlnуа itu.

“kаk, duduk ѕitu уа ѕаmbil mulutnуа dibukа dаn kеnуоt bаtаng ini” uсарku. Iа рun mеmbukа mulutnуа, lаngѕung kumаѕukаn реniѕku kеmulutnуа, kugеѕеk mаju mundur ѕаmbil kuреgаngi kераlаnуа.

Kаrеnа аku ѕudаh mеrаѕа рuаѕ bеrmаin dаri tаdi, dаn bеbеrара mеnit kеmudiаn….

Crоооt… Crоооt… Crоооtt…!!!

“Uuuuhhhh… аir mаni ku munсrаt di dаlаm mulutnуа”

“tеlаn аjа kаk, еnаk lоh”рintаku.

Tаnра bаѕа-bаѕi раnjаng lеbаr, kаk Indah mеngikuti реtunjukku dаn mеngоmеntаri аir mаni tеrѕеbut.

Kоk rаѕаnуа аdа аѕin-аѕin gitu уа Gung?

Iуа gрр kаk, itu untuk kеѕеhаtаn bаgi wаnitа аgаr аwеt mudа kаlаu minum аir mаni”uсарku ѕingkаt dаn lаlu tеrbаring di аtаѕ kаѕur bаrеngnуа. pusakajitu

Cerita Dewasa Emikoblue

Categories
Random

Cerita Dewasa Senangnya Memiliki Pacar Yang Super Binal

Cerita Dewasa Senangnya Memiliki Pacar Yang Super Binal – Diа аnаknуа ѕuреl, рintеr, саntik dаn mеmрunуаi bоdу уаng арik ѕеrtа muluѕ dеngаn ukurаn brа 36b. Aku mеnjаlаni mаѕа расаrаn dеngаn Wulan kurаng lеbih ѕеlаmа 3 bulаn. Aku ѕukа bеrtukаr рikirаn dеngаn расаrku tеntаng bеrbаgаi mасаm hаl tеrmаѕuk hаl уаng bеrbаu ѕеkѕuаl.

Cerita Dewasa Pacarku Sangat Binal Kаrеnа реngеtаhuаn ѕеx ku luаѕ jаdi аku biѕа mеnjеlаѕkаn bеrmасаm2 iѕtilаh, Pоѕiѕi, ѕеrtа tеmраt2 dimаnа kеgiаtаn bеjаd itu еnаk untuk dilаkukаn kаrеnа аku ѕеring mеlihаt film bоkер n mеmbаса buku2 tеntаng ѕеx.

Suаtu hаri расаrku аku аjаk kе rumаhku. Kеbеtulаn wаktu itu ѕеkоlаh bаru ѕаjа ѕеlеѕаi mеngаdаkаn ujiаn аkhir.

Aku bеrtаnуа “Wulan kаmu tidаk kе rumаh ku ѕеkеdаr mеngоbrоl”.

Wulan mеnjаwаb “аku mаu2 ѕаjа kаlаu di rumаh kаmu tidаk аdа оrаng”.

Aku lаngѕung сurigа kеtikа Wulan bеrkаtа ѕереrti itu. Kеbеtulаn rumаhku ѕiаng ini lаgi tidаk аdа оrаng kаrеnа ѕmuа kеluаrgаku ѕеdаng аdа undаngаn kе реrkаwinаn ѕаudаrа di ѕukаbumi. Jаdi di rumаhku hаnуа аdа реmbаntuku ѕаjа.

Lаlu аku mеmbаlаѕ “Yа ѕudаh kitа bеrаngkаt ѕеkаrаng уаh kе rumаhku”.

Sеѕаmраinуа di rumаhku аku lаngѕung mеngаjаk diа kе kаmаrku уаng tеrlеtаk di lаntаi аtаѕ. Aku mеnуаlаkаn kоmрutеrku dulu untuk mеndеngаrkаn lаgu dаri winаmр. Sеdаng расаrku kе kаmаr mаndi untuk gаnti bаju dаn buаng аir.

Kеtikа diа kеluаr dаri kаmаr mаndi аku tаkjub mеlihаt раkаiаn уаng dikеnаkаn оlеh Wulan расаrku itu. Dеngаn tаnk tор bеrwаrnа hitam diраdu dеngаn jаkеt tiрiѕ dаn сеlаnа jеаnѕ.

Aku bеrtаnуа kераdа Wulan “kоk kаmu tumbеn раkе bаju уg ѕеdikit kеbukа ?”.

Diа hаnуа tеrѕеnуum mаniѕ dаn duduk di раhаku. Aku lаngѕung tеrаngѕаng kеtikа Wulan duduk diраngkuаnku dеngаn раkаin уаng ѕереrti itu dаn wаngi tubuhnуа mеnggеlitik bulu hidungku.

Aku bеrbаѕа bаѕi “jаkеt kаmu dilераѕ аjа kаn сumа аku уаng biѕа ngеliаt kаmu”.

Dibukаlаh jаkеt itu dаn mulаi tеrlihаt tubuh ѕintаl bеrwаrnа kесоklаtаn itu.

Lаngѕung ѕаjа аku сium lеhеr bеlаkаngnуа. Lаlu аku tiuр dаn jilаt tеlingаnуа ѕереrti mеnjilаt iсе сrеаm. Aku rаѕа diа jugа tеrаngѕаng dеngаn реrbuаtаnku itu. Diа bеrbаlik bаdаn kеаrаhku ѕеhinggа wаjаhku bеrtеmu dеngаn wаjаhnуа.

Diа bеrkаtа “ih gеli tаu digituin”.

Aku hаnуа tеrѕеnуum ѕаjа. Aku lаlu mеnсium bibirnуа уаng mеrаh dаn tiрiѕ. Tеrnуаtа diа mеmbаlаѕ сiumаnku. Lаlu аku bеrѕilаt lidаh dеngаnnуа. Tеrnуаtа wаlаu diа bаru реrtаmа kаli bеrсiumаn tарi ѕudаh mаhir mеngikuti irаmа реrmаinаn bibirku.

Mungkin kаrеnа ѕеring аku jеlаѕkаn раnjаng lеbаr tеntаng hаl itu. hеhе… Sеlаmа kurаng lеbih 3 mеnit itu аku mеlаkukаn frеnсh kiѕѕ dеngаn diа diаtаѕ bаngku.

Diа tаmраknуа kurаng рuаѕ hаnуа dеngаn frеnсh kiѕѕ. Lаlu diа bеrtаnуа mеnаntаngku ѕаmbil digеѕеk gеѕеkаnnуа раntаtnуа tераt diаtаѕ kоntоlku..

“kаtаnуа kаmu mаhir dаlаm ѕеkѕ соbа kаmu buаt аku tеrkеѕаn dеngаn реrmаinаnmu ?” Kоntоl ku lаngѕung mеngеrаѕ dаn mеnеgаng ѕеkеtikа.

Aku аjаk ѕаjа diа kе kаѕur. Dеngаn роѕiѕi tidurаn ѕаling bеrhаdараn kаmi mеlаkukаn frеnсh kiѕѕ lg tр kаli ini diѕеrtаi dеngаn tаngаn2ku уаng bеrgеrilуа mulаi dаri tubuh bаgiаn аtаѕnуа. Tеrdеngаr bunуi аir liur dаn kесuраn kеduа bibir kаmi.

Pеrlаhаn аku turunkаn tаli tаnktор itu аgаr tеrlihаt рауudаrаnуа. Tарi diа mеnghеntikаn реrmаinаn ѕеbеntаr lаlu bеrtаnуа ѕаmbil bеrсаndа…

“еitѕ mаu liаt tоkеtku ?” Aku mеngiуаkаn реrtаnуааn Wulan.

Tеrbukаlаh bаgiаn аtаѕ tubuh Wulan dеngаn рауudаrа уаng mаѕih раdаt dаn mоlеk. Sаmbil mеlаlukаn frеnсh kiѕѕ аku mеmаinkаn рауudаrа nуа dеngаn mеrеmаѕ2 dаn mеmеnсеt рuting ѕuѕu рауudаrа расаrku dеngаn kеduа tаngаnku.

Diа tаmраk ѕеdikit ѕаkit tарi еnаk dеngаn реrbuаtаnku itu. Lаlu аku mеnjilаti рауudаrа dаn mеnggigit рuting ѕuѕunуа. Lаgi2 diа tаmраk еnjоу tаnра bеrbuаt ара2 ѕеlаin mеndеѕаh nikmаt

“аhh еnаk, tеruѕin аjа уаh”.

Kаrеnа diа tаmраk mulаi hоt tаngаnku mulаi mеnggеrаnуаngi bаgiаn bаwаh tubuhnуа ѕеmbаri mеnjiаlаti рауudаrаnуа. Kаrеnа Wulan mеnggunаkаn сеlаnа jеаnѕ аku ѕuѕаh mеmаѕukkаn jаri2ku kе dаlаm liаng vаginаnуа. Pеrmаinаn bеrhеnti ѕеjеnаk.

Aku bеrtаnуа “Kаmu уаkin nggа mаu mеlераѕ gеlаr реrаwаnmu раdаku ? Kаlо mаu kitа bеrduа bugil ?”

Diа mеngаngguk реrtаndа diа mаu.

Akhirnуа kаmi bеrduа mеlераѕkаn раkаiаn kаmi dаn kаmi ѕаling mеmаndаng mеngаgumi tubuh kаmi mаѕing2. Wulan dеngаn tubuhnуа уаng аduhаi dаn аku уаng tubuhnуа ѕеdikit gеmuk dаn рutih. Kаmi kеmbаli kе kаѕur untuk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

Kаmi mеlаkukаn kiѕѕing lg ѕеmbаri tаngаnku bеrmаin di liаng vаginа dаn рауudаrаnуа. Aku mаѕukkаn kеduа jаri tаngаn kаnаnku kе liаng vаginаnуа dаn саirаn hаngаt tеrаѕа di dlm vаginаnуа. Aku mеngосоk ѕеmbаri mеmbоrbаrdir vаginа Wulan dеngаn kеduа jаriku itu.

Diа tеrаѕа lеbih hоt kаli ini wаlаu hаnуа mеndеѕаh tidаk bеrѕuаrа. Tарi ѕkаrаng Wulan ѕudаh bеrаni mеmеgаng kоntоlku wаlаu tаk bеgitu bеѕаr.

Lаlu аku bеrkаtа “еhh ѕау kitа gаnti роѕiѕi аjа уu jd роѕiѕi 69 ?” Wulan mеngаngguk lg.

Kаmi аkhirnуа bеrtukаr роѕiѕi dаn wаh tеrlihаt jеlаѕ vаginа Wulan уаng mѕh ѕеmрit dаn wаngi ditutuрi bulu2 jеmbinуа уg lеbаt.

Baca juga : Cerita Dewasa Sensasi Bercinta Dengan Teman Mamaku yang Bohay

Aku mеnjilаti ѕаmbil mеmаinkаn jаriku di vаginаnуа ѕеdаngkаn Wulan bеrkаrаоkе dibаwаh. Aku gigit ѕеѕеkаli bibir vаginаnуа dаn Wulan рun mеmbаlаѕ dеngаn mеnggigit bаtаngku.

“аww ѕаkit tр еnаk dе…. аhh…Angga tеruѕin…. аhhh !!!”

Tibа2 саirаn hаngаt dаri vаginа Wulan kеluаr kаrеnа rеflеk аku tеlаn саirаn itu ѕаking еnаknуа di kаrаоkе. Kоntоlku jugа mеnjаdi ѕаntараn уg lеzаt bаgi Wulan. Wulan mеngulum dаn mеngосоk kоntоlku ѕереrti ѕеоrаng аhli ѕеx. Mаntаb rаѕаnуа.

Sеlаmа 10 mеnit kаmi mеlаkukаn роѕiѕi 69 Wulan bеruсар

“Rio, аku реngеn nуоbа dimаѕukkin dоng.”

Categories
Tante Girang

Cerita Dewasa Sensasi Bercinta Dengan Teman Mamaku yang Bohay

Cerita Dewasa Sensasi Bercinta Dengan Teman Mamaku yang Bohay – Namaku Dodi. Seorang murid kelas 3 SMP yg biasa-biasa saja. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku yg kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Yulia, dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik tour agent sekaligus sebagai tour guide sehingga beliau sering keluar kota. Mamaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 35 tahun. Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tdk langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah. Memang tdk lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yg membuatnya tdk sempat mengenakan pakaian, seperti urusin si kecil yg tiba-tiba rewel. “Ah… mama memang sangat cantik” batinku. Meskipun begitu aku tetap tdk pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yg baik dan penyayg. Namun sepertinya tdk hanya aku yg tertarik pada mama. Teman-temanku yg pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini.

Aku tentu saja bangga mamaku banyak yg mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh. Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa ujian ujicoba aku bersyukur selalu lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus sehingga bisa masuk ke SMA negeri yg bagus. Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yg aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku.

Di antara mereka ada yg ngebet banget mencari perhatian mama, Rudi namanya, temanku yg paling mesum dan yg paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan.

“Gimana nilai ujian ujicobanya? Lulus kan?” tanya mama pada Rudi. “Duh… saya gak lulus tante” jawab Rudi dengan nada murung. “Lho… kok bisa gak lulus sih?” “Habisnya Dodi gak mau kasih contekan waktu ujian…” “Kamu ini… Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yg tdk belajar, tiru dong anak tante, rajin dia” “Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante” “Lho… Kenapa?” “Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar,” jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yg pemalas. Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Anto ini. “Kamu itu harus belajar yg rajin dong… jangan sampai gak lulus nantinya… untung ini baru ujicoba” ujar mamaku perhatian. Mama orangnya memang tdk tegaan melihat orang kesusahan dan mengiba padanya. Mama sungguh wanita yg baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun. “Ya mau gimana lagi tante…” “Hmm… Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Rudi belajar?” tanya mama kemudian padaku. “Eh, i-iya Ma… Gak masalah kok” jawabku mengiyakan walaupun hatiku keberatan. Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Rudi belajar aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya. “Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu…” ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir. “Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Rudi, jangan ragu-ragu bertanya pada Dodi kalau ada yg kamu gak ngerti” lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur. “Yuk Rud kita belajar bareng” ajakku pada Rudi. “Hehe, iya bro” Kamipun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Rudi yg emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yg sibuk dengan buku-buku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan browsing-browsing situso. “Lo kok malah main komputer sih Rud?” tanyaku kesal padanya. “Santai aja bro belajarnya, ntar otaklu meleduk lho… hehe” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor. Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Rudi malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar. “Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh… Nih ada kue dan minuman” ucap mamaku. “Makasih Ma…” “Makasih tante…” Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yg dalamnya hingga ke lututnya.

Baca juga : Cerita Dewasa Disetubuhi Bocil SMP

Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Rudi, matanya tdk mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya seakan menelanjangi mamaku! “Mama lo emang cakep banget bro… gak salah banyak yg demen, hehe” ucap Rudi setelah mama keluar dari kamarku. Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu. Akupun lanjut belajar lagi, namun si Rudi masih tetap belajar dengan malas-malasan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, terserah dia mau belajar atau nggak. Begitulah, sejak saat itu Rudi jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku. Rudi juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Rudi masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya. Mama memang tdk mempermasalahkan tingkah Rudi itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Rudi terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya. Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Rudi seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yg kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu. Melihat hal itu aku yg jadi kesal dibuatnya. Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Rudi dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Rudi. “Sayang… kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Rudi kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya” jawab Mama. Aku tdk yakin ucapan Rudi yg mengatakan ibunya tdk sayang dengannya itu benar apa tdk, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku dongkol. Kalau beneran teman yg baik sih emang aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Rudi itu, ogah. Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku. “Sorry bro, mama lo cakep banget, gak tahan gue, gue onani dulu yah sambil ngebaygin mama lo” ujarnya. “Anjing lo Rud, seenaknya aja kalau ngomong” Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu. Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Rudi hanya cengengesan saja ku maki. Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga indah. Tentunya akan menarik lelaki manapun. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami. Aku hanya bisa memaklumi temanku yg satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yg kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Rudi itu. Membiarkan temanku beronani ria membaygkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Rudi itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yg tdk-tdk pada mama. Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Rudi maupun perbuatan-perbuatannya yg kurang sopan sebagai orang yg bukan keluarga. Mama sudah tdk mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yg kurang kasih sayang seorang ibu itu. Rudi minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Rudi minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti. “Ma…. Kok mama nyuapin Rudi sih?” tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya. “Oh… ini permintaan Rudi kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya” jawab mama santai. “Iya bro… lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yg cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante??” ucap Rudi seenaknya. Tampak mama mencubit paha Rudi karena ucapan temanku itu. Meski tdk keras, tapi Rudi berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil. Argh… Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yg jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk! Aku yg tdk mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Rudi seakan tahu apa yg akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi. “Tante…. Aaaaakkkkk” ucap Rudi sambil membuka mulut lebar-lebar. “Kamu ini manja amat” ujar mama sambil menyuapi Rudi. Ku lihat Rudi melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek! “Ma…” panggilku. “Ya sayang?” “Aku mau juga dong…” pintaku. “Hihihi… Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi” “Biarin Ma” ucapku terpaksa ‘menelan ludah’ sendiri karena tdk mau kalah sama Rudi yg jelas-jelas bukan anak mama. Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi… lagi-lagi Rudi mendahuliku! “Tanteeeeee…. Aku belum selesai makaaaaan” ujar Rudi sok merajuk sambil menahan tangan mama. Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Rudi lagi. “Sayang… kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu” ujar mama. Terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagi-lagi Rudi melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yg membuat hatiku sakit. Makanku jadi tdk enak. “Rudi, gimana belajarnya? Kamu belajar yg rajin kan?” tanya mama kemudian setelah Rudi selesai makan. “Rajin kok tante, tanya aja Dodi. Iya kan bro? Hehe” “Iya… lo rajin banget” jawabku malas. Aku tdk mau peduli lagi dia belajar atau tdk. “Tuh kan tante… aku rajin belajar, hehe” “Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yg bagus” ujar mamaku lagi. “Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian ujicoba berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo??” ujar Rudi menantang. “Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih?” “Habisnya tante masih aja anggap Dodi lebih pintar dari aku” rajuk Rudi. Jelas saja memang aku yg lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku. “Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Oke?” “Beneran boleh minta hadiah apapun tante?” tanya Rudi bersemangat. “Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih” jawab mamaku. “Oke deh tante, hehe” “Kamu setuju kan sayang?” tanya mama kini padaku. Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tdk mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Rudi. Jadi ku terima saja. “Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma?” tanyaku. Aku berencana meminta mama tdk membolehkan Rudi main ke sini lagi. “Iya boleh… Ya sudah, kalian belajar yg rajin yah… ” ujar mama sambil tersenyum manis pada kami. Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Rudi punya tujuan tersendiri. Rudi ku yakin akan meminta hal yg mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tdk akan kesulitan memenangkan pertandingan ini. Beberapa hari berlalu, hari ujian ujicobapun tiba. Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Rudi. Dia belajarpun tdk, kerjaannya hanya nonton bokep serta manja-manjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yg lebih bagus, tapi aku tdk menygka kalau nilai Rudi lebih bagus dariku. Bagaimana bisa???? Akhirnya Rudilah yg memenangkan pertandingan ini. Sialan! “Hehe, aku yg menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe” ujar Rudi sombong. “Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya?” tanya mama kemudian. Aku masih bingung bagaimana Rudi bisa dapat nilai yg bagus. Tapi aku tdk ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yg akan diminta Rudi pada mama. “Ngg… aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe” Aku kaget setengah mati. Rudi minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama? Aku penasaran apa jawaban mama. “Mau tante mandiin? Waduh… memangnya tdk ada permintaan lain yah?” tanya mama sepertinya keberatan. Tentu saja, karena yg meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak laki-lakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Rudi. “Tapi aku mau dimandiin sama tante… Aku kan udah belajar susah-susah tante demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante…” pinta Rudi memelas. Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tdk rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Rudi semakin melunjak sampai minta dimandikan. Tapi mama memang punya ikatan janji yg harus dipenuhi. “Hmm… Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yg telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi” kata mama tertawa kecil malah menggoda Rudi. Aku sendiri sampai berpikir yg tdk-tdk dibuatnya. “Oke deh tante, aku aja yg telanjang, telanjang di depan tante, di depan wanita bersuami, mama dari temanku yg cantik” ucap Rudi sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimat-kalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja. Aku masih tdk percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degkan membaygkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yg dekil item seperti temanku ini. Rudi akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal. Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tdk apa-apa dan tdk perlu khawatir. Semoga saja Rudi tdk macam-macam selain hanya mandi. “Sayang… mama mau mandikan temanmu dulu yah… tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tiba-tiba papa pulang” ucap mama kemudian. “Eh, i-iya ma…” jawabku yg lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Rudi nyengir-nyengir. “Yuk tante, mandi, hehe” ajak Rudi menggandeng tangan mamaku. Tampak perbedaan warna kulit yg mencolok antara tangan Rudi dan mamaku. Rudi hitam dekil, sedangkan mama putih mulus. “Iya, dasar kamu tdk sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah… Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti” kata mama. “Oke tante, hehe… Bro, gue mandi dulu yah bro… dimandiin sama mama lo tersayang, hehe” ujar Rudi cengengesan padaku. Aku betul-betul kesal melihat wajahnya. Mama dan Rudi lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yg ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah. Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Rudi yg terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriak-teriak kecil sambil tertawa. Ah… apa yg dilakukan Rudi pada mamaku. Tdk lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Rudi. Aku yg penasaranpun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Rudi berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Rudi sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya. Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini k0ntolnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku. “Tante… mandiin Rudi yg bersih yah, hehe” kata Rudi. “Iya… ini juga tante lagi mandiin kamu” “Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Rudi berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yg super cantik dan nafsuin, hehe” “Aduh tante, sakit… sakit” terdengar suara Rudi kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya. “Rasain tuh kamu” “Hehehe, ampun, ngomong-ngomong kontol aku gede gak tante?” “Kamu mau tante cubit lagi?” “Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar kontol Rudi disabunin juga yah, hehe” “Hmm… kalau itu kamu sendiri aja yah…” tolak mama halus. “Yah, kok gitu sih, sekalian dong…” “Kamu ini mau mandi atau apa sih Rud?” “Mandi dong tante… kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama kontol aku yg gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe” ujar Rudi makin melunjak. “Eh, kamu kenapa ngocok-ngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya” ujar mama. “Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe” “Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu” kata mamaku kemudian. “Makasih tante, tante memang mama yg baik. Rudi sayang sama tante” Tak lama kemudian terdengar suara Rudi seperti mendesah-desah kecil. Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni k0ntolnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membaygkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yg cantik saat ini sedang menyabuni k0ntol temanku! “Duh, burungmu hati-hati dong” teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yg terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diam-diam. “Iya mama temanku yg cantik, cuma kena dikit kok” jawab Rudi. Apanya yg kena dikit???? Wajah mama kah? “Hmm… Tante gak telanjang aja kamu udah tegang gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang nih… hihihi” ujar mama menggoda Rudi. Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yg tadinya menolak permintaan Rudi, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku. “Hehehe, habisnya daster tante tipis sih… basah lagi. Jadi nyeplak gitu… tuh susu tante kelihatan. Tante seksi banget. Tante sengaja yah bikin aku konak? Nih liat kontol aku sampai keras gini, hehe” ujar Rudi. Ah… jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Rudi barusan. Baju mama basah? Berarti Rudi bisa melihat baygan buah dada mamaku! Aku juga baru sadar kalau mama tdk pakai BH tadi, dan juga pakaian yg mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yg paling tipis dan paling seksi. Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Rudi bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat seksi saat ini. Aku cemburu, tapi juga horni. “Kamu ini… Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu” “Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin susu mamanya yg nyeplak? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap kantong zakar aku? Tadi tante juga ngocokin batang k0ntolku kan? Hehe” balas Rudi cengengesan. Jedar! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membaygkan mama membersihkan k0ntol Rudi sampai mengocok-ngocoknya. “Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin burungmu” “Bercanda kok tante… lanjutin lagi dong…” pinta Rudi yg sepertinya ketakutan kalau mamaku marah. Mama sepertinya tdk benar-benar marah, karena terdengar Rudi tak lama kemudian mendesah lagi. Mamaku kembali membersihkan kemaluan temanku dengan tangannya! “Untung tante masih pakai celana dalam. Kalau tdk pasti Rudi udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku” ucap Rudi kemudian. “Mau mu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma” balas mama. “Aduh tante, sakit” “Rasain” Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Rudi. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir. Film Bokep — Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan” ujar mamaku. “Hehe, iya tante, tau aja kalau aku konak banget dari tadi” ucap Rudi yg semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku. “Jangan lupa disiram yg bersih” ucap mama kemudian yg ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar! “ Dodi? Kamu ngapain di sini?” tanya mamaku. “Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapa-apain” “Iya… mama gak diapa-apain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget” kata mamaku sambil tersenyum manis. Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yg tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yg seksi dan memancing lelaki manapun untuk mengeluarkan sperma. Sungguh puas Rudi melihatnya dari tadi. “Hehe, ada Dodi yah tante?” ucap Rudi. Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yg jelek itu sibuk mengocok k0ntolnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku. “Tante… aku muncraaaat…” tiba-tiba dengan kurang ajarnya Rudi muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yg tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini. Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja. “Kyaaaah, Rudiiiiii! Spermamuuu!” “Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe” jawab Rudi beralasan. Sungguh Rudi biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang! Rudi dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi. Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku, “Jangan kasih tahu papa yah sayang” Ah, hatiku diaduk-aduk. Aku tdk tahu apa yg aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisa-bisanya mama diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Rudi. Aku pikir hanya sekali itu Rudi dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Rudi selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tdk melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Rudi. Terus Rudi onani lagi Ma setelah mandi?” tanyaku pada mama. “Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah… Mama jadi sering kena ceceran spermanya” jawab mama yg bikin aku kesal. “Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus…” Mama tdk menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Rudi walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yg dulunya hanya ingin memanjakan Rudi malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu. Perangai Rudi semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yg pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh eneg melihat tingkahnya itu. Aku sampai tdk pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Rudi yg selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tdk ingin Rudi sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku. Suatu hari papa tdk pulang karena urusan pekerjaan. Rudi malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama. “Boleh kan tante aku tidur bareng?” tanya Rudi memastikan. “Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Dodi sendiDodi dong di kamar?” balas mama. “Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yg cakep? Hehe” “Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo!” makiku padanya. “Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante…. Boleh yah… please…. Kasihani aku dong tante yg gak pernah disayangi mamaku dulu” ujar Rudi memelas memasang wajah sedih. Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas. “Yah… mama pikir tdk apa kalau kamu ingin tidur bareng” ucap mama sambil mengusap kepala Rudi. Lagi-lagi mama menuruti keinginan Rudi. “Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu” pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini. “Kamu mau tidur bareng juga?” tanya mama padaku. “Iya Ma…” “Ya sudah kalau gitu… muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Rud kalau Dodi juga ikutan?” “Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe” kata Rudi cengengesan. Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kamipun pergi tidur. Mama berada di tengah-tengah diapit oleh aku dan Rudi. Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yg tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Rudi juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yg kami lakukan sekarang. Pemandangan yg seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman tak diundangku ini. “Selamat tidur sayang…” ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Rudi layaknya anaknya sendiri. “Selamat tidur Ma…” balasku. Tentunya aku tdk ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga. Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku. Aku coba memasang telinga yg sedang mereka obrolkan. “Ayo dong tante… pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur” kata Rudi berbisik dengan nada memaksa. “Duh, masa sekarang sih?” “Pengennya sekarang tante, ayo dong… buka dikit dasternya, udah haus nih pengen nyusu, hehe” Hah? Pengen nyusu?? Rudi ingin menyusu pada mamaku?? “Kamu ini… kamu sengaja ya memintanya sekarang? Saat Dodi ada di sebelah kita?” tanya mama yg hanya dibalas Rudi cengengesan. “Kan tante janji mau ngasih aku susu juga” “Tapi kan susu tante yg udah diperas, bukan yg diminum langsung dari sumbernya” “Lebih enak yg diminum langsung dari sumbernya, hehe” “Hush… Suaramu itu pelanin. Nanti Dodi bangun” ucap mama. Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka. “Ayo dong tante… mau yah?” pinta Rudi lagi terus memaksa. “Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik” ucap mama kemudian membolehkan.

Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan sepasang buah dadanya yg penuh susu itu. Susu yg pernah ku hisap saat kecil kini juga akan dihisap oleh temanku yg jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk. Dalam kegelapan, tampak Rudi langsung menyosor buah dada mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Rudi yg begitu semangat. Daripada dikatakan menyusu, Rudi lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini. Tangan mama awalnya menahan tubuh Rudi agar tdk menindihnya, tapi lama-kelamaan malah memeluk punggung Rudi seakan tdk membiarkan Rudi berhenti mencupangi buah dadanya. Ah… hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yg akan terjadi selanjutnya. “Nghhh… Rudi sayang… pelan-pelan… jangan heboh gitu nyusunya” bisik mama pelan. Rudi hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Rudi lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku. Cukup lama Rudi melakukan hal yg tdk sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Lenguhan manja pelan dari mamaku terus terdengar yg membuat aku makin konak. Daster yg mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tdk mempermasalahkan lagi Rudi yg semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benar-benar akan terbangun. “Rudi… jangan digigit-gigit… kamu mau nyusu atau apa sih? Sakit tahu” “Jangan ditarik-tarik sayang… Nggghhhh….” “Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yg satunya?” “Ngghhh.. Rudi…. Kamu nakal sayang” terdengar suara mama berkali-kali merespon kelakuan Rudi pada buah dadanya. Tapi mama tampak tdk benar-benar malarang Rudi, masih terus membiarkan Rudi melakukan aksinya. Setelah sekitar setengah jam, barulah Rudi berhenti. “Udah Rudi? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Dodi bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante” ujar mama dengan nafas tersengal-sengal. Rudi hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal. Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalam-dalam ke buah dada mamaku serta menyusu hingga kekenygan. Rudi kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yg dilakukannya itu. “Rudi? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya?” tanya mama terkejut. Rudi tdk menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menghimpit tubuh mama yg nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu menciumi bibir dan wajah mamaku bertubi-tubi dengan penuh nafsu. “Ngghh.. Rudi… kamu… jangan gini dong…” ucap mama menahan tubuh Rudi. Namun lama-kelamaan, mama malah membiarkan wajahnya terus diciumi temanku itu, bahkan membalas berciuman dengan Rudi. Kepalaku pusing melihatnya. Mereka jadi asik terus berciuman dengan panasnya, padahal ada aku di sebelah. Mereka bertukar liur, berciuman, serta saling mengulum lidah. Mau-maunya mama menuruti permintaan nakal Rudi. Merelakan tubuhnya digeraygi habis-habisan oleh temanku ini. Puas berciuman, tiba-tiba Rudi menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes. “Rudi… cukup!” larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur. Aku pura-pura memejamkan mataku, namun diam-diam membuka mataku lagi saat mereka tdk melihat ke arahku. “Tante… aku pengen” pinta Rudi sambil merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk. “Gak boleh Rudi sayang… jangan yah… Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri?” “Habisnya aku nafsu banget sama tante…pengen aku entotin” ucap Rudi vulgar. “Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang… Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu” suruh mama. “Yah tante, masa coli lagi… kali ini aja tante… please… boleh ya…” ucap Rudi kembali berusaha merebahkan tubuh mama. Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali meRudrong tubuh Rudi dan kembali bangkit duduk. “Jangan Rudi sayang… gak pantas kita melakukan ini” pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri. “Yah… tante… pengen” Mama tampak bingung, tapi kemudian dia berkata, “kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya… jangan lebih dari itu” tawar mama kemudian. “Ya sudah deh…” jawab Rudi. Mama tdk melawan saat Rudi kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium. “Jangan ribut yah tapi…” ingat mamaku. “Iya tante…” “Ya sudah… ayo sini… Cium dan peluk tante sepuasmu. K0ntolmu sepertinya tak tahan untuk menikmati tubuh mama temanmu ini” ucap mama sambil tersenyum manis. Sengaja menggunakan kata-kata ‘mama temanmu’ seakan menyenangkan Rudi, tapi bagiku rasanya sakit sekali mendengarnya. Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahut-menyahut. Kadang Rudi membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun k0ntolnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Rudi maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada di sini. Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka sama-sama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun AC di kamar menyala. Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama. “Rudi jangan dimasukkan!” “Gak tahan tante….” “Rudi… udah tante bilangin kan.. Ngh… Rudi… keluarkan burungmu sayang!” kata mamaku lagi. Ku coba memperhatikan apa yg terjadi. Rudi sedang menyetubuhi mamaku! Bajingan! “Ngghhh.. tante… enak.. ngentot… aku ngentotin tante Yulia… akhirnya…” racau Rudi tak mempedulikan ucapan mama. “Shhh… Rudi… cukup… nanti Dodi bangun.. Ngghh..” ucap mama. “Kalau tante gak mau anak tante yg dungu itu bangun, tante jangan berisik dong… hehe” balas Rudi. “Kamu ini… dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri” ucap mama yg akhirnya menuruti perkataan Rudi. Mama tdk lagi melawan dengan harapan aku tdk terbangun dan menyaksikan dirinya sedang bersetubuh dengan temanku sendiri, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang. Akhirnya mama membiarkan tubuhnya dinikmati Rudi, bahkan mama juga terlihat menikmatinya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Rudi. Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yg jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya. Sungguh membuat hatiku tak karuan. K0ntolku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku… ya… mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Rudi, temanku yg tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan! “Ngghh… Rudi…” “Tante…” “Sayang… mamamu sedang disetubuhi temanmu… tolongin mama dong…. Kok kamu malah enak-enakan tidur sih? Suka yah kalau mama dientotin orang lain?” racau mama yg membuat Rudi semakin semangat. Hatiku menangis, tapi k0ntolku ngaceng bukan main. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku karena tak tahan. Sungguh aku tak tertolong. Rudi terus menyetubuhi ibu kandungku. Cukup lama hingga membuat mama kilmaks berkali-kali. “Tante… aku keluar. Keluarin di dalam yah?” “Nggh… jangaaaann!” “Tante…. Terima benihkuuuuu… Ah… mama temanku lonteeeee” erang Rudi dengan tubuh mengejang-ngejang menyemprotkan spermanya ke vagina mama. Tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku! “Dasar… anak sekarang cepat gede semua” “Rawat anak Rudi yah tante… hehe” ucap Rudi cengengesan. “Tante gak mau hamil anak kamu” balas mama. “Tapi kalau hamil gimana?” “Ya mudah-mudahan anaknya nanti gak mirip kamu, tapi mirip tante, hihihi” ucap mama yg malah menjawab pertanyaan Rudi dengan candaan. “Hehe, yg penting aku senang bisa bantu Dodi punya adek lagi” “Dasar, mana mau Dodi punya adek dari benihmu. Tapi Dodi bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya” ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi. Ah… Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu. “Dia kan goblok dan budeg tante… Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha” ledek Rudi. “Hush… jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem” “Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi?” tanya Rudi. “Ngentotin siapa?” balas mamaku balik nanya. “Ngentotin mama temanku yg cantik dan seksi, hehe” “Huh! Dasar” Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani desahan-desahan pelan mereka. Esoknya mereka bertingkah seperti tdk terjadi apa-apa, terutama mama. Waktu terus berlalu. Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 3 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta…. Rudi di rumahku. Rudi seakan-akan telah menjadi bagian dari keluargaku. Tiap ada kesempatan, mamaku dan Rudi pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diam-diam dibelakangku dan papa. Ada yg terlihat olehku, tapi sepertinya kebanyakan aku memang tdk melihatnya, hanya ceceran sperma dan susu mama saja yg menjadi bukti kalau mereka baru saja bersetubuh. Mama sepertinya telah benar-benar jatuh ke genggaman Rudi sejak dia merasakan kenikmatan genjotan k0ntol Rudi pada vaginanya. Mama ketagihan dengan k0ntol temanku. Hari ujian nasionalpun tiba. Aku pikir aku akan dapat menjalani ujian ini dengan lancar, tapi pikiranku benar-benar telah kacau dibuatnya. “Bro… lo aja yah yg ujian, gue mau di rumah aja” ucap Rudi pagi itu di hari ujian. “Emang lo gak ujian? Gila lo!” balasku. Tak lama, mamapun muncul dari belakang. “Sayang… kamu mau ujian kan sekarang? Sukses yah…” ucap mama padaku. “I-iya Ma…” “Hmm.. ngomong-ngomong sebelum kamu pergi, mama mau mengatakan sesuatu. Mama tahu kok kalau kamu selama ini sudah melihatnya” ujarnya yg membuat aku bingung dan terkejut. “Hah? M-maksud mama apa?” Mama tersenyum padaku, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Rudi, mereka lalu berciuman! “Kamu suka yah melihat mama disetubuhi temanmu sendiri? Kok kamu gak marah sih sayang selama ini?” jawab mama memasang wajah pura-pura kesal padaku. Ternyata selama ini mereka tahu kalau aku mengintip! Sejak kapan!?? “Eh, itu… aku…” aku tergagap, tdk tahu harus menjawab apa. “Huahaha… lo bejat sebagai anak bro! Masa mama kandung lo dientotin orang lain lo malah ngaceng sih? Hahaha” ledek Rudi ikut-ikutan. Aku masih hanya diam antara kesal, marah dan malu. Tak tahu harus berkata apa karena yg mereka katakan benar adanya. “Tante, ngentot lagi yuk… gak tahan nih… hehe” ajak Rudi mesum. Mama tersenyum. “Anak mama sayang… Mama mau disetubuhi lagi nih sama temanmu, titip adikmu ya kalau dia nangis, hihihi. Kalau kamu pengen nonton boleh kok… masuk aja ke kamar. Kamu bisa onani sepuasnya tontonin mama” ucap mama sambil mengerling nakal padaku. “Yoi bro… masuk aja ke kamar… Lo bebas jadi penonton. Eh, tapi kan lo mau ujian yah? Makan tuh ujian! Biarin deh gue gak lulus-lulus asal bisa ngentot terus sama nyokap lo. Entotin mama lo sampai lo punya adek baru lagi, huahahaha” ujar Rudi tertawa. Mama lalu menarik tangan Rudi ke dalam kamar. Sebelum masuk, mama masih sempat tersenyum ke arahku, sedangkan Rudi cengengesan padaku. Aku terdiam. Aku tdk menygka kenapa ini bisa terjadi. Terlebih hari ini hari ujian. Pikiranku kacau. Hatiku sakit luar biasa. Namun rasa sakit hatiku kemudian malah kalah dengan birahiku yg ingin melihat mamaku disetubuhi. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mama. Tak peduli dengan rasa malu dan gengsiku lagi. Tak peduli dengan ujianku. Di atas ranjang orangtuaku, tampak mamaku sedang disetubuhi Rudi dari belakang, kebaya masih menempel pada tubuh mama. Saat aku masuk, langsung disambut oleh ledekan Rudi. “Tuh kan tante… anak tante pasti pengen lihat mamanya aku entotin, hehe” cibir Rudi padaku yg diikuti mama dengan tersenyum manis padaku, lalu berciuman kembali dengan Rudi. Seakan menjadi ucapan selama datang dan selamat menonton padaku. Dengan penuh rasa cemburu, kesal, marah, namun penuh birahi, ku turunkan k0ntolku dan mengocoknya sambil melihat pemandangan di depan. Rudi tertawa terbahak-bahak, mama tertawa kecil melihat tingkahku. Aku mau juga merasakan apa yg Rudi rasakan. Sialan! Rudi anjing! Mama lonte! Aku juga anak yg goblok! Makiku dalam hati sambil tanganku terus mengocok k0ntolku. Mereka betul-betul melakukan persetubuhan yg panas. Seorang wanita bersuami sedang bersetubuh dengan remaja tanggung yg tak lain adalah temanku. Tubuh dewasa mamaku dinikmati dengan sepuas hati oleh remaja jelek ini. Erangan dan desahan tak henti-hentinya terucap dari bibir mereka. Sesekali mama malah melirik dan tersenyum padaku sambil dia dientotin, membuat perasaanku makin tak karuan dibuatnya. Aku terus menonton hingga akupun muncrat duluan. Namun aku masih ingin terus berada di sana sampai persetubuhan mama dan temanku ini selesai. Aku menyaksikan dari awal hingga akhir. Yg tadinya mama berkebaya lengkap, kini telah telanjang bulat dengan rambut panjang terurai acak-acakan. Tubuh mereka mengkilap karena banjir keringat. Mama terlihat sangat seksi dan nafsuin. “Tante… aku pengen keluar” ucap Rudi tiba-tiba mengeluarkan k0ntolnya, dia lalu berbisik pada mama. Mama hanya tersenyum mendengar bisikan Rudi. Entah apa yg Rudi ucapkan, tapi sepertinya aku akan segera tahu. Rudi lalu bangkit berdiri di atas tempat tidur, sedangkan Mama duduk bersimpuh di depannya, tepat di hadapan k0ntol Rudi. “Sayang… temanmu bilang dia mau pejuin wajah mama di hadapan kamu. Kamu pengen lihat kan sayang?” ucap mama padaku. Ah… tubuhku lemas mendengar mama berucap seperti itu. Tentu saja aku tdk menjawab, tapi itu sudah cukup bagi mama sebagai tanda kalau aku juga pengen lihat. Ingin melihat wajah mama kandungku dipejuin oranglain di depan mataku sendiri. “Liatin yah sayang… jangan berkedip” ujar mama dengan senyuman nakal. Tak lama kemudian Rudi mengerang kencang. Tangan kanannya menahan kepala mama dan menghadapkan wajah mama ke arahku berdiri, sambil tangan kirinya terus mengocok k0ntolnya. “Ah…. Yuliaaaaa. Gue pejuin muka lo di hadapan anak kandung loooooo” “Croooooootttt croooooooot” Sperma Rudi muncrat-muncrat menghantam wajah cantik mamaku bertubi-tubi. Sangat banyak, kental dan lama sekali. Aku menyaksikan tiap detik bagaimana pejunya itu mendarat di kening, pipi, mulut, dagu, serta seluruh permukaan wajah mama. Mamaku dikotori dihadapanku! Apalagi yg lebih menyakitkan dari ini !?? “Ugh… enak banget ngecrot di wajah mama lo broo… huahahaha” tawa Rudi. “Anak tante kayaknya juga enak banget tuh nontonin kita, hehe” lanjut Rudi lagi melirik padaku. Mama juga melirik sambil tersenyum padaku. Seakan ingin menunjukkan betapa banyaknya sperma temanku itu mendarat di wajah cantiknya. Seakan ingin mengatakan betapa bejatnya temanmu itu sampai mengotori wajah ibumu dengan sperma. “Kamu suka sayang? Jangan kasih tahu papa kamu yah… Tadi kamu muncrat juga kan di lantai? Jangan lupa yah bersihin…” ucap mama cekikikan nakal padaku. Aku hanya diam. Aku merasa seperti orang bodoh. Mamaku tersayang, mamaku yg cantik dan baik, kini telah menjadi milik Rudi. Mengkhianati Papa. “Tante, besok boleh nggak aku ngajak teman-temanku ke sini?” tanya Rudi. “Kamu mau ngajak teman-temanmu ke sini?” “Iya, tante… kita pengen ujian juga sama tante, hehe” “Hihihi, ujian apa sih… ada-ada aja kamu. Hmm… Iya deh, berapa orang?” “Kalau rame gak apa kan tante?” “Boleh kok… suruh ke sini deh semua temanmu itu” “Oke deh tante… Kita semua bakal ke sini besok, ujian sama tante. Tapi tanpa Dodi kan tante? Hehe” ucap Rudi cengengesan. “Iya… u-ji-an khusus untuk kamu dan teman-temanmu, tanpa Dodi” jawab mama sambil tersenyum padaku. Sepertinya… Hidupku telah berakhir.

Categories
Tante Girang

Cerita Dewasa Disetubuhi Bocil SMP

Cerita Dewasa Disetubuhi Bocil SMP – Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman gilaku. Namaku Veronika. Aku merupakan seorang bunda rumah tangga. Usiaku 42 tahun. Suamiku namanya Prasetyo, umur 47 tahun, seorang pegawai pemerintahan di kota B. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dirinya seorang tentara. Penampilanku sendiri mesikipun telah berusia tapi sangat terawat sebab aku rajin ke salon, fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Donna Harun. Tubuhku tetap bisa dikatakan langsing, mesikipun payudaraku tergolong besar sebab telah punya anak 2.

Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dirinya baru saja masuk ke PTN Favorit. Yang kedua namanya Sangga, tetap sekolah SMA kelas 2. Si Rika mesikipun tinggal serumah dengan kami tapi lebih tidak jarang menghabiskan waktu di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, sebab cowok remaja, lebih tidak jarang berkumpul dengan kawan-kawannya alias pun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kenasiban sex ku terus tua justru terus menjadi-jadi. Apalagi suamiku tidak hanya bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan sex. Belakangan ini, seusai anak-anak besar, kami berlangganan internet.

Aku dan suamiku tidak jarang browsing persoalan-persoalan sex, baik video, cerita, alias pun gambar-gambar. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat tidak jarang, minimal seminggu 3 kali. Entah mengapa, semenjak kami tidak jarang berseluncur di internet, gairah seksku terus menggebu. Sebagai pejabat, suamiku tidak jarang tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe.

Telah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku sempat mencoba suntik dan pil KB. Tapi kini kami lebih tidak jarang pakai kondom, alias lebih tidak jarangnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, alias bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati supaya Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya,

jadi aku tidak khawatir dirinya muncrat di dalam rahimku. Sebagai wanita berusia, tubuhku tergolong sintal dan seksi. Payudaraku terbukti telah agak melorot, tapi pasti saja lumrah seperti itu sebab ukurannya yang terbukti tergolong besar. Tapi yang jelas, bodiku tetap semlohai sebab aku tetap punya pinggang walapun pantatku tergolong besar. Aku sadar, kalau tubuhku tetap tetap mampu membikin para pria menelan air liurnya.

Apalagi aku tergolong ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Telah kebiasaan sih dari remaja. Apalagi kini susuku tambah besar. Suamiku tergolong seorang pejabat yang baik. Dirinya ramah pada setiap orang. Di kampung dirinya tergolong aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga tidak sedikit berteman dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku tidak jarang mengundang anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah.

Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami dibuat seperti gazebo untuk nongkrong para tetangga. Seusai membeli televisi baru, televisi lama kami taruh di gazebo itu jadi para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, tidak sedikit bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman alias ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, aku khan ibu-ibu yang semlohai, hehehe.

Tidak hanya bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang tidak jarang bermain di rumah. Salah satunya sebab gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga. Salah satu anak kampung yang paling tidak jarang main ke rumah merupakan Eki, yang tetap SMP kelas 2. Dirinya anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dirinya sangat akrab, bahkan tidak jarang menolong suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, alias membelikan kami sesuatu di warung. Sejak tetap anak-anak, Eki dekat dengan anak-anak kami, mereka tidak jarang main karambol bareng di gazebo.

Bahkan kadang-kadang Eki menginap di situ, sebab kalau malam gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, jadi tidak terasa dingin. Pada sebuahmalam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak tidak jarang menonton adegan blowjob di internet, aku jadi kecanduan mengulum kontol suamiku. Apalagi kontol suamiku merupakan kontol yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan kontol-kontol yang biasa kulihat di BF.

Padahal dulu waktu tetap manten muda aku rutin menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa kini di usia yang telah lebih 42, aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku rutin membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton sambil makan pisang, hehehe.

Malam itu pun aku dengan rakus menjilati kontol suamiku. Bagi mas Prasetyo, mulutku merupakan tempik keduanya. Dengan berseloroh, dirinya sempat bilang kalau sebetulnya dirinya sama saja telah poligami, sebab dirinya punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, sebab mulutku telah hampir menyerupai tempik, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Sebab kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Eki tidur di gazebo depan.

Baca juga : Cerita Dewasa Kisah Penagih Hutang Super Seksi

Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu kontol suamiku mengaduk-aduk isi memekku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku telah berkali-kali orgasme, sementara suamiku tetap segar bugar dan menggenjotku terus-menerus. Tiba-tiba kami tersentak ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Eki dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela.

Eki yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Eki terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tidak jadi marah, tapi dirinya kesal juga. “Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya. Eki ketakutan setengah mati. Dirinya sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tidak jadi memarahinya. Eki gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Eki, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebetulnya kami yang salah sebab bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Eki. “Aduh, mas.

Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Eki dan memegangi tangannya. Wajah Eki sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu. “Telah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?” Sebab gemeteran, Eki gagal mencoba berdiri, dirinya malah terjerembab lagi. Dengan cara reflek, aku memegang punggungnya, jadi kami berdua menjadi berpelukan.

Dadaku menyentuh lengannya, pasti saja dirinya bisa merasakan lembutnya gundukan besar dadaku sebab aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa lagi. “Aduh sorri, Ndun,” pekikku. Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku meliriknya, kenapa dirinya menertawai kami? “Aduh, Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa,” “Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Eki nyatanya udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Eki.

Weitss… nyatanya mungkin tadi Eki mengintip kami sambil mengocok, sebab di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya terkesan mencuat ke atas. Kontol kecil itu terkesan sangat tegang dan berwarna kemerah-merahanan. Malu juga aku menonton adegan itu, apalagi si Eki. Dirinya tambah gelagepan. “Hussh, Mas. Kasihan dia, udah malu tuh,” kataku yang justru meningkatkan malu si Eki. “Kamu suka lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat Bu Veronika?” goda suamiku. Dirinya malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Pasti saja wajah Eki jadi tambah memerah, mesikipun tetap saja kontol kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku.

Udah gak menolonng malah menertawakan anak ingusan itu. “Huh, Mas… mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia!” “Lha dirinya khan udah berdiri.. ya tho, Ndun? Wakakak,” kata suamiku. Aku sungguh tidak tega menonton muka anak itu yang merah padam sebab malu. Aku segera berdiri mengangkang di depannya dan memegangi dua tangannya untuk luar biasanya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dirinya terangkat juga. Tapi baru setengah jalan, mungkin sebab dirinya tetap gemetar dan aku juga tidak lebih kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku supaya tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Eki dan membikinnya jatuh terlentang sekali lagi.

Bahkan hari ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan… ohhhh! Sleppp… terasa sesuatu masuk tepat di tempikku. Waah…!! Aku tersentak dan sesaat bimbang apa yang terjadi, begitu juga dengan Eki, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa menonton kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar apa yang masuk tepat di lobang tempikku, nyatanya kontol kecil si Eki! Kontol itu dengan mudah masuk ke tempikku sebab di samping tempikku tetap basah sisa persetubuhanku dengan suamiku, juga sebab aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku. Ohhhhh…

apa yang terjadi? pikirku. Mungkin juga sebab kontol Eki yang tetap imut dan lobang tempikku yang biasa digagahi kontol besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu. “Ohhh.. Masss?!!” desisku pada suamiku. Hari ini suamiku berhenti tertawa dan agak mendongal kaget. “Kenapa, Dek?” tanyanya heran. Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dirinya mendekati kami, dan menonton bahwa batang Eki telah hanyut di lobang tempikku.

Beberapa hari kami bertiga terdiam bimbang dengan apa yang terjadi. Aku merasakan kontol Eki berdenyut-denyut di dalam lobangku. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung seusai persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Eki. Pasti saja kontolnya kembali menusuk lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh. “Ohhh…” desisku. “Ahhh…” Eki ikut terpekik tertahan. Wajahnya memerah.

Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp…!! kembali kontol itu menusuk ke dalam lobangku. Yang mengherankan, suamiku diam saja, entah sebab dirinya kaget alias apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bimbang juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini. Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku.

Tanganku berada di segi kanan dan kiri si Eki. Sementara Eki dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok kontolnya tetap tegang di dalam tempikku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang hebat dengan adanya kontol anak yang telah kuanggap saudaraku sendiri itu di dalam tempikku. Agak kasihan juga menonton mukanya, dan juga timbul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dirinya sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, sebab kontolnya telah terlanjur menusuk ke dalam tempikku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Eki.

Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasetyo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Eki, toh kontolnya telah menancap di tempikku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang telah di ubun-ubun, kasihan lihat Eki kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku pun kembali menekan pantatku ke depan.

Tempikku meremas kontol Eki di dalam. Merasakan remasan itu, Eki terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga. “Dik, a-a-apa yang kau lakukan?” kata suamiku gagap. Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur. Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat menonton mukaku setengah tidak percaya. Eki tidak berani menonton suamiku.

Dirinya menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu. “Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Eki. Apalagi khan telah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani. Aku tidak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini sangatlah di luar perdiksi kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Eki. “Ahh… hh.. hh… ughh!!” Si Eki mengerang-erang sambil tetap berbaring di rerumputan di halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas kontol kecil itu di dalam lobangku.

Remasanku rutin bikin suamiku tidak tahan sebab aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Eki, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, sebab sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam tempikku menguat, dan kontol kecil si Eki dijepit dengan luar biasa. Eki meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik dan…

crooooott-crooooott-crooooott…!! Cairan panasnya meledak membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan… Ohh, aku terkulai lemas sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tangan. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tidak tahu wajib bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan. “Dik, I-Eki gak p-pakai kondom.” kata suamiku terbata-bata.

Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima tidak sedikit sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohh… tiba-tiba aku sadar bakal risiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Eki, bocah SMP yang tetap ingusan. Oohhhh… Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut kontol Eki dari tempikku. Kontol itu tetap setengah berdiri dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku menghela nafas.

Cepat-cepat aku membenahi dasterku. Dengan gugup, Eki juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan. “Ma-ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya. Aku menatap Eki dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan. “Telahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas. “Iya, om.

Ma-maaf ya, Om,” kata Eki sambil menunduk. Segera dirinya meluncur berangkat lewat halaman samping. “Masuk!” suamiku menonton ke arahku dengan suara agak keras. Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang bakal terjadi? Kami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran kurang baik menderaku, jangan-jangan suamiku tidak memaafkanku. Ohh, apa yang bisa kulakukan? Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tidak berani menatap suamiku. Selagi ini aku merupakan istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat-sangat kotor dan hina.

Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dirinya mengelus pundakku. “Telahlah bu, ini khan kecelakaan.” katanya. Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali. “Tapi, mas… kalau aku hamil… gimana?” tanyaku memberanikan diri. “Ah.. mana mungkin, dirinya khan tetap ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil, khan gak papa, si Sangga juga telah siap kalau punya adik lagi,” kata suamiku. Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi.

Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tidak tahu, padahal dirinya barusan saja menonton istrinya disetubuhi anak muda ingusan. Hingga-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku pun menyerah. “Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tidak kuat lagi,” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggy. Suamiku mengeluarkan kontolnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot kontol besar itu. Kurang lebih setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang aku menelan semua cairan kental itu. Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa.

Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seakan-akan melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Eki belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebetulnya rumah kami dekat dengan rumah Eki, tapi aku juga belum berani untuk menonton kondisi anak itu. Hanya saja aku tetap tidak jarang ketemu ibunya, dan tidak jarang iseng-iseng nanya kondisi Eki. Katanya sih dirinya baik-baik saja, hanya kini lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Eki datang ke rumah mendampingi selamatan keluarganya.

Wajahnya tetap kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah. “Hai, Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku. “Eh.. iya, bu. Gak papa kok, Bu,” jawabnya sambil tersipu. “Bilang ke mamamu, makasih ya,” “Iya, bu,” jawab Eki dengan canggung. Dirinya bahkan tidak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dirinya jelas tetap anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang terkenal dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Eki tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya terbukti tinggi. “Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya,” ajakku. Eki tampak tetap agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku tetap dinas ke Kulonprogo.

Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar mengenai sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Eki melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa bahagia juga diperhatiin sama anak itu. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat sebab barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Pastinya dadaku terkesan sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Eki pamit pulang. Dirinya kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah seusai kejadian malam itu. Hingga di bulan selanjutnya, aku tiba-tiba gelisah. Telah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan.

Pasti saja kejadian waktu itu membikinku bertambah panik. Gimana kalau sangatlah jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasetyo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif. Hingga pada sebuahpagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil. Oh, Tuhan!! Aku sangatlah kaget dan tidak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami rutin bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini merupakan anak Eki, si anak SMP yang belum lumayan umur. Aku sangatlah bingung.

Seharian aku tidak bisa berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja sebab aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membikinku bingung. Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku. “Dik Idah, ada apa? Kok sepertinya tidak lebih sehat?” tanyanya penuh perhatian. Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku. “Ada apa sayang?” tanyanya.

Badan kekarnya memelukku mesra. Aku rutin merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dirinya menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dirinya bertanya, “Benarkah?” Aku mengangguk pelan sambil menangis, “Aku hamil, mas…” Jelas suamiku juga kaget. Dirinya diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dirinya menjawab singkat, “Besok kami ke dokter Merlin.” Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan hingga pagi tiba.

Hari selanjutnya, sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Seusai dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua. “Selamat, Pak dan Bu Prasetyo. Kamu bakal memperoleh anak ketiga,” kata dokter itu riang. Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak mengatakan sepatah kata pun. Seusai itu suamiku tidak menyinggung persoalan itu lagi, bahkan dirinya memberi tahu pada anak-anak kalau mereka bakal punya adik baru. Anak-anak nyatanya bahagia juga sebab telah lama tidak ada anak kecil di rumah.

Bagi mereka, adik kecil bakal menyemarakkan rumah yang kini telah tidak lagi ada suara anak kecilnya. Malamnya, seusai tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dirinya ingin supaya anak itu gugur alias sebab dirinya merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tidak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari seusai sepanjang malam kami bergelut di atas kasur. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu sebab sepanjang malam mulutku disodok-sodok terus oleh kontol suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang hingga tiga kali membasahi muka dan mulutku.

Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya sebab seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok itu hari libur, jadi aku tidak wajib buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak. Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga rutin merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya kontol suami seperti kehamilanku hari ini. Hamil hari ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil hari ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi.

Setiap malam tempikku terasa senut-senut, ada alias tidak ada suamiku. Kalau pas ada ya enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada, aku yang jadi kebingungan dan akhirnya mencari-cari film-film porno di internet. Setelah itu pasti aku mainin tempekku pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi persoalan merupakan butuhkah aku memberi tahu si Eki bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku.

Dirinya mendukung kehamilanku saja telah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, nyatanya kami sekeluarga telah siap menyambut anak buah baru keluarga kami. Itulah faktor yang sangat aku syukuri. Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankan. Dirinya mengundang Eki untuk menolong bersih-bersih rumah kami. Pasti saja aku bahagia sebab suamiku telah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku bahagia menonton mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan tahap dalam rumah.

Eki dan Mas Prasetyo nampak telah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Eki kembali menginap di gazebo kami, sebab kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika terus sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala.

Tetap saja gazebo depan rumah tidak jarang ramai dikunjungi orang. Cuma kini Eki tidak sempat lagi menginap di sana. Mungkin sebab hampir ujian, jadi dirinya wajib tidak sedikit belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terkesan membuncit. Kedua payudara membesar. Terbukti kalau hamil, aku rutin mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membikinku rutin bernafsu. Mas Prasetyo pun seakan-akan ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya terus menggebu menonton perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan.

Gawatnya, payudaraku yang terbukti sebelumnya telah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba telah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai merupakan ukuran paling besar yang ada di toko. Kata yang jual, aku wajib pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa sebab pembengkakan payudaraku. Aku menjadi seperti mesin seks.

Dadaku besar dan pantatku membusung. Seolah tidak sempat puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Eki akhirnya tahu juga kehamilanku. Dirinya tidak jarang curi-curi pandang menonton perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dirinya sadar kalau anak dalam kandunganku merupakan hasil dari lakukanannya. Yang jelas, Eki menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dirinya ke rumah untuk menolong apa saja. Pada sebuahmalam, Mas Prasetyo wajib berangkat dinas ke luar kota.

Malam itu kami membiarkan Eki hingga malam di rumah kami, sambil menolong menjaga rumah. Aku wajib ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah sepuluh malam aku baru pulang. Hingga di rumah, aku lihat Eki tetap mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu. “Ndun, Sangga telah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung sebab malam itu hujan turun lumayan deras. “Belum, Bu,” Aku lalu menelpon anak itu.

Nyatanya dirinya sedang mengerjakan tugas di rumah kawannya. Aku percaya dengan Sangga, sebab dirinya tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dirinya jenis anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya merupakan sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dirinya menginap di rumah kawannya itu. Aku lalu mengatakan ke Eki, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasetyo gak pulang malam ini.” Terbukti aku rutin gak enak hati kalau cuaca kurang baik tanpa mas Prasetyo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati.

Apalagi kami telah tidak ada lagi persoalan dengan kejadian waktu itu. “Iya, bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini,” jawab Eki. Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Eki, gak enak kalau dirinya kelak keingat kejadian dulu. Sambil tetap tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Eki tetap sibuk mengerjakan kalkulus di ruang tamu.

Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga sebab baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku sebab lembab yang hebat di lubang tempikku. Maklum bunda hamil. Kalau anda lihat aku malam itu mungkin anda juga bakalan nafsu deh, soalnya mesikipun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan sebab pantat dan payudaraku terbukti membesar.

Agenda tivi gak ada yang luar biasa. Akhirnya aku ingat untuk membikinkan Eki minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu. “Wah.. makasih, Bu. Kok repot-repot?” katanya sungkan. “Gak papa, kok.” Aku duduk di depannya sambil tidak sengaja mengelus perutku. Eki malu-malu menonton perutku. “Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian sambil meletakkan penanya. “Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.

Tiba-tiba mukanya memerah. Eki lalu menunduk malu. “Ya nggak tahu, bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu. Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, berita gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku ini. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?” Eki kaget, gak menyangka aku bakal menjawab sejelas itu. Dirinya langsung gelagapan, hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba bakal menjadi bapak? Wajahnya melongo menatapku takut-takut.

Dirinya tidak tahu bakal menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya. “Kamu sih bapak yang gak bertanggung jawab. Telah menghamili pura-pura tidak tahu lagi,” kataku sambil melirik menggodanya. Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Eki saat itu. Antara kaget dan bimbang dan perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya. “Aku… eee… maaf, Bu… aku tidak tahu…” Eki menyeka keringat dingin di dahinya. “Terbuktinya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku. “Eh… aku suka banget, Bu.. Aku seneng…” Eki sangatlah kalut. “Ya udah.. kalau sangatlah seneng, sini kamu rasakan gerakannya,” kataku manja sambil mengelus perutku.

“Boleh, Bu, aku pegang?” tanyanya khawatir. “Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar anda dekat,” perutku terkesan sangat membuncit sebab baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Eki bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk menonton ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebetulnya aku berbohong, sebab umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Eki mana tahu. Dengan hati-hati dirinya meletakkan telapaknya di perutku. “Maaf ya, bu,” ijinnya.

Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dirinya diam seakan-akan mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa bahagia sekali sebab biar bagaimanapun anak ingusan ini merupakan bapak dari anak dalam kandunganku ini. “Kamu suka punya anak, Ndun?” tanyaku. “Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu, maafkan saya ya, Bu,” jawab Eki hampir tidak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku. Eki terkesan sangat kebingungan, tidak tahu wajib berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas.

Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri tetap takut-takut menonton mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu wajib melakukan apa. Tangan Eki terdiam di atas perutku. “Ndun, gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian. “Saya suka sekali, Bu..” jawabnya. “Kenapa?” “Ibu jadi makin cantik.” jawabnya dengan muka memerah. “Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua, dan lagian kini badanku kayak gini..” jawabku.

Eki membawa wajahnya pelan dan menatapku malu-malu. “Gak kok, Bunda tetep cantik banget…” jawabnya lirih. Tangannya mulai mengelus-elus perutku lagi. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasetyo belum sempat menyetubuhiku. “Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasetyo?” tanyaku manja. Mukaku memerah.

Aku sangatlah bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun kini membikinku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan diriku? “Aku nafsu lihat badan Ibu…” hari ini Eki menatap wajahku. Mukanya merah. Jelas dirinya bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku. “Kalau sekarang, masa tetap nafsu juga? Aku khan telah membukit kayak gini..” Eki blingsatan. “Sekarang tetap iya..” jawabnya sambil membetulkan celana. “Idiiih…. mana, coba lihat?” godaku.

Eki makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang kontol jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, kontol itu telah sangat tegang. “Wah, kok telah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku. Eki telah menurunkan semua celananya. Tapi dirinya tidak tahu wajib melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku telah sangat horny.

Tempikku telah mulai basah. Tidak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes aku pegang kontol Eki. “Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetaran. “Iya, bu.. mau banget!” Tanpa menantikan lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera tempikku terpampang jelas di depan Eki. Rambut hitam tempikku serasa sangat kontras dengan kulit putihku. Segera kubimbing kontol anak itu ke dalam lobang tempikku. Eki mengerang pelan, matanya terbeliak menonton kontolnya pelan-pelan masuk ditelan oleh tempikku. “Ohhhh…. Buuu…” desisnya. Bless!! Segera kontol itu masuk seluruhnya ke dalam lobang tempikku.

Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang kecil itu. “Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar,” perintahku. “I-iya, Bu..” erangnya. Eki mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang hebat baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas kontol itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya. “Ohhh…” Eki mengerang sambil mendongak ke atas. Kubiarkan dirinya merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Eki menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dirinya mulai bisa mengendalikan diri.

Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu dan kuturunkan mukanya. Muka kami terus berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. “Hssh..” kami berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu terus ambles ke dalam tempikku. “Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku. Eki mulai memaju-mundurkan pantatnya. Kontolnya mesikipun kecil, kalau telah keras nyatanya begitu nikmat sekali di dalam tempikku. Aku mengerang-erang sekarang.

Tempikku telah basah sekali. Banjir mengalir hingga ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu. Aku mengarahkan tangan Eki untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dirinya berusaha tidak mengenai perutku sebab takut bakal menyakiti kandunganku. Ohhh… aku telah sangat bernafsu! Kurang lebih 15 menit Eki memaju-mundurkan pantatnya. Aku tidak mengira dirinya kini sekuat itu. Mungkin dulu dirinya panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa. “Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas.

Eki terdiam dengan tetap menancapkan kontolnya dalam lobangku. “Aku hingga, Ndunnnn…” kataku terengah-engah. Sambil tetap membiarkan kontolnya di dalam tempikku, aku memeluk pria kecil itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selagi berepa menit sambil berpelukan. Kontol Eki tetap keras dan tegang di dalam tempikku. “Ndun, pindah ke kamar yuk,” ajakku. Eki mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar sebab akibat dari orgasme yang menggebu-gebu barusan. Kemudian aku mengajar tangan anak itu,

membawanya ke kamarku. Di dalam, aku meminta dirinya melepaskan bajuku sebab agak repot melepas baju muslim panjang ini. Di depan pemuda itu aku saat ini telanjang bulat. Eki juga melepas bajunya. Kini kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat kontolnya tetap tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasur, lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan kontolnya ke tempikku. Hari ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Eki meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Kontol kecil itu sangatlah hebat.

Dirinya berdiri tegak terus tanpa mengendor sedikit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya kontol itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan hingga dua kali lagi. Orgasme ketiga aku telah didera kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang kontolnya yang tetap tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku. “Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu tetap belum keluar ya?” “Gak papa, Bu…” jawabnya pelan. Tiba-tiba aku punya ide untuk menolong Eki. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam tempikku. Hari ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian. “Ndun, Bunda udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, hingga kamu keluar…” bisikku.

Eki mengangguk. Kami kembali berpelukan bagaikan sepasang kekasih. Tempikku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi tempikku, Eki juga membiarkan kontolnya tersimpan rapi dalam tempikku. Sebab kelelahan, aku tertidur dengan sebatang kontol ada di dalam tempikku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan kontol Eki tetap tertanam dalam-dalam, ketika jam 1 malam tiba-tiba hapeku menerima sms. Aku tersadar dan menonton Eki tetap menatap wajahku sambil membiarkan kontolnya diam dalam lobangku. “Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas kontolnya dengan tempikku. “Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Eki.

Tanpa mengubah posisi aku meraih hp yang ada di meja samping ranjang. Kubuka sms, nyatanya dari Mas Prasetyo: “Hai Say, udah bobok? Kalau belum, aku pengen telp.” Aku segera balas: “Baru terbangun, telp aja, kangen.” Segera seusai kubalas sms, Mas Prasetyo menelponku. Aku menerima teleponnya sambil berbaring dan membiarkan kontol Eki tetap berada di dalam tempikku. “Hei… Sorii ganggu, udah bobok belum?” tanyanya. “Gak papa, Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku. “Lusa, Dik, ini aku tetap di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?” “Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Eki memajukan pantatnya, takut lepas kontolnya dari lobangku.

Aku meletakkan jariku di bibirnya supaya dirinya tidak bersuara. Eki mengangguk sambil tersenyum. “Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen, mas…” “Sama.. pengen nih,” kata suamiku. “Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal. “Mana aja boleh,” “Nih, pakai mulutku aja. Udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihi…” godaku. “Aduh, Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku. Kami terbukti biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami. “Kocok aja, Mas. Aku juga mau,” kataku manja. Kemudian aku menggeser Eki supaya menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Eki, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya hingga keluar ya. Sekuat-kuatnya!” Eki mengangguk. Aku lalu menjawab telepon suamiku lagi, “Ayo, mas,

buka celananya..” Aku mengambil cd milikku yang ada di samping ranjang lalu kujejalkan ke mulut Eki. Eki tahu maksudku supaya dirinya tidak bersuara. “Oke, Dik. Aku telah menghunus rudalku..” Sambil menjawab mesra, aku menekan pantat Eki supaya segera memaju-mundurkan kontolnya dalam tempikku. Eki segera membalasnya dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang jadi perutku tidak tertindih badannya.

Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan pemuda abg itu. Ohhh, Ya Tuhan. Bagaikan kesetanan, Eki menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku. “Mas, aku masturbasi kesetanan ini… pengen banget! Kamu kocok kuat-kuat yaaa… ahhhhh!!” “Iyaah… oohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nih…. ohhhhh!!” erang suamiku. Tidak kalah hebatnya, Eki terus menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listips.

Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit sebab banjir dan gesekan dengan kontol Eki. Sangatlah gila malam ini. Aku telah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Eki. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Eki seakan-akan tidak sempat lelah. Tubuhnya telah banjir keringat. Stamina mudanya sangatlah membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dirinya di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa hari kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Eki untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan.

Seusai itu kami melanjutkan permainan kami. Eki dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tidak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa hari kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Seusai ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya.

Di kamarku, Eki tetap menggenjotku pelan-pelan. Dirinya belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin telah tidak mempan untuk kontolnya yang tetap tumbuh. Kubiarkan kontol pemuda itu mengobok-obok tempikku. Tiba-tiba kudorong Eki, jadi lepas kontol dari lobangku. Ohhh, lenguhnya sedih. Lalu aku tarik dirinya naik ke tempat tidur dan aku segera menungging di depannya. Eki tahu maksudku. Dirinya segera mengarahkan kontolnya ke tempikku. Tapi segera kupegang kontol itu dan kuarahkan ke lobang yang lain.

Pantatku! Mungkin di sanalah kontol Eki bakal dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Eki sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya kontolnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu nyatanya tetap terlalu kecil bahkan buat kontol Eki. Aku berdiri dan menyuruhnya menantikan. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Eki menantikan dengan kontol yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Eki, dan sebagian kuusap-usapkan ke kurang lebih lobang pantatku.

Kembali aku menunggingkan pantatku. Eki mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu sukses diterobosnya. “Ohhhhh…” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang kontol itu menyusup di lobang yang sempit itu. “Aaughhh…” Eki mengerang keras. Setengah perjalanan, kontol itu berhenti. Baru separo yang masuk. Eki terengah-engah, begitu juga aku. “Pelan-pelan, Ndun…” bisikku. Eki memegangi bongkahan pantatku dan kembali menyodokkan kontolnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk dalam lobang pantatku.

Ohhh, Tuhan… rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tidak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang kontol itu. Seusai itu Eki mulai memaju-mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membikinku ketagihan. Beberapa hari kemudian, Eki mengerang-erang keras.

Dirinya memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi sebab sangat sempit, genjotannya jadi tidak bisa lancar. Kemudian, ohhhhhhhh… Eki memuncratkan spermanya dalam pantatku!! Crooooott… crooooott… crooooott… Aku tersungkur dan Eki terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan didera kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Eki yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam. Esoknya, aku bangun jam 6 pagi.

Eki tetap ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci pintu kamar. Mbok Imah, tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak, telah terdengar suaranya di belakang. Oh.. apa yang telah kulakukan tadi malam? Aku sangatlah tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu sangatlah hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Eki sangatlah melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membikin anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membikinku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu.

Tidak lebihkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami tetap sama-sama telanjang. Aku lihat si Eki tetap nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya. “Ndun, bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku. Eki nampak kaget dan segera duduk. “Oh, Bu.. maaf, aku kesiangan.” katanya gugup. “Gak papa, Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam.” Kami berpandangan. “Maaf, Bu. Aku sangatlah tidak sopan,” “Lho, khan bukan kamu yang mengundang kami tidur bersama.

Aku yang salah, Ndun.” bisikku pelan. Eki menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan. “Ndun, kamu punya pacar?” “Belum, bu,” “Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa soal kita,” “Iya, bu, gak mungkinlah,” “Aku takut kamu rusak sebab aku,” “Gak kok, Bu. Aku sayang sama Ibu.” “Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya,” kataku khawatir. “Tidak, Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, tetap boleh kan?” katanya pelan. Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak ini. “Aku juga sayang kamu, Ndun. Sini Bunda peluk.” Eki mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri.

Tangannya merangkul pinggangku dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku sangatlah serasa berpacaran dengan anak kecil ini. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya. Aku lihat kontol anak itu tetap tegak berdiri, mungkin sebab efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan. Aku berpikir cepat, sebab pagi ini Eki wajib sekolah, aku wajib segera menuntaskan ketegangan kontol itu. Maka aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias.

Sambil menonton Eki lewat cermin, aku menyuruhnya, “Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi kontolmu ke pantat Ibu.” Eki buru-buru melumasi batangnya. Aku menyorongkan bongkahan pantatku. Dari cermin aku bisa menonton muka dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku menonton tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi tetap penuh dengan nafsu birahi. “Cepat, Ndun, kelak kamu telat sekolah,” perintahku. Sambil memeluk perutku, Eki mendorong kontolnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam telah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami telah melakukan persetubuhan lagi.

Aku bisa menonton adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terkesan sangat bernafsu dan juga muka Eki yang mengerang-erang di belakangku. “Ayo, Ndun, sodok yang kuat!” “I-iya, Bu..” “Terusss… lebih cepat!” Sodokan-sodokan Eki terus bersemangat. Lobang pantatku terus elastis menerima batang imutnya. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Eki membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.

“Ohhh…” Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari kontolnya. “Udah, Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Kelak kamu telat lho sekolahnya,” kataku sambil tersenyum. Eki mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Eki ada di ruang tamu. Aku suruh si Eki nunggu di kamar, sementara aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip jadi Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat memselesaikan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar.

Si Eki yang tadinya nampak panik, saat ini berubah tenang. Seusai memakai celananya, Eki kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja. Seusai itu dirinya pamit pulang. Aku sendiri segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di tahap lobang pantatku. Baru hari ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghapus rasa gundah di dadaku. Sorenya Eki kembali main ke rumah.

Dirinya telah sibuk memselesaikan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Eki tidur lagi di kamarku. Mas Prasetyo baru pulang besok harinya. Selagi berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan share kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1, aku suruh Eki untuk segera tidur. Aku khawatir sekolahnya bakal terganggu sebab aktivitasku. “Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku seusai kami berakhir ronde ke tiga.

Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang. “Biasa aja, Bu.” “Kamu gak kelelahan alias ngantuk di sekolah?” “Iya, Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang.” “Aku takut menganggu sekolahmu,” “Gak kok, Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran,” “Okelah kalau gitu. Tapi seusai ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu.” “Iya, Bu.” “Besok Mas Prasetyo pulang, kamu gak bisa nginap disini,” “Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Bunda di sini,” “Yee…. maunya.

Ya, gak papa,” kataku sambil mencubit pinggangnya. “Aku mau jadi pacar Ibu,” “Lho, aku khan telah bersuami?” “Ya gak papa, jadi apa saja deh,” “Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?” “Iya, Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau,” “Idihh.. ya udah, bobok yuk!” kataku kelelahan. Kami tidur berpelukan hingga pagi. Seusai malam itu, aku terus tidak jarang bercinta dengan Eki. Kapan pun ada peluang, kami berdua bakal melakukannya.

Eki sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada peluang, dirinya menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu telah merasa wajib jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan kontol kecil anak ini. Padahal aku telah punya kontol yang jauh lebih besar dan terdapat untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Eki mungkin kurang lebih 27 tahun.

Bahkan anak itu lebih tepat menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang terus membesar. Eki bahkan tidak jarang ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Eki terus perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia sebab bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku rutin mengingatkan Eki untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah merupakan, Eki terus lama terus kecanduan lobang pantatku.

Lama-lama aku juga merasakan faktor yang sama. Seakan-akan lobang pantatku menjadi eksklusif milik Eki, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Eki dan suamiku. Hingga sekarang, suamiku tidak sempat tahu kalau pantatku telah dijebol oleh Eki. Lama-lama aku khawatir juga dengan cerita mengenai hubungan kelamin lewat pantat bisa memunculkan beberapa penyakit, tergolong AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Eki kalau dirinya minta lobang pantatku.

Eki sih oke-oke saja. Dirinya juga khawatir, mesikipun dirinya sangat bahagia ketika masuk ke lubang pantatku. Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, jadi aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku tidak jarang mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin sebab tetap masa pertumbuhan dan tidak jarang kupakai, aku menonton lama kelamaan kontol Eki juga mengalami pembesaran. Kontol yang terus berpengalaman itu tidak lagi seperti kontol imut pada waktu pertama kali masuk ke tempikku, tapi telah menjelma menjadi kontol dewasa dan berurat ketika tegang.

Aku sadar, kalau aku merupakan salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari kontol Eki. Kekuatan kontolnya juga terus luar biasa. Dirinya tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dirinya mungkin lebih kuat dari suamiku. Sebab perutku terus membesar, aku jadi tidak jarang memakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku rutin pakai cd, padahal tidak jarang aku malas memakainya.

Entah sebab bawaan bunda hamil alias sebab nafsu birahiku yang terus gila. Waktu bunda Eki mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku tergolong dekat dengan bunda Eki. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Sebab keluarga Eki tergolong keluarga yang terpandang di desa kami, maka agenda pengajian itu menjadi agenda yang besar-besaran. Tidak sedikit ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih tidak jarang sebab ingin ketemu Eki.

Agenda pengajian dan kehadiran Mas Prasetyo di rumah membikin peluangku berjumpa dengan Eki menjadi sangat terbatas. Telah lama Eki tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bimbang bagaimana mencari peluang untuk ketemu Eki. Mesikipun aku tidak jarang berangkat ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Eki untuk berbelanja sesuatu untuk kebutuhan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya peluang untuk bercinta.

Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku memperoleh ide. Sorenya, segera kutelepon Eki memakai telepon rumah, sebab aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Eki. “Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Veronika. Gimana Bu persiapan kelak malam, telah selesai semua?” “Oh, Bu Veronika. Telah Bu. Kelak datangnya agak sorean ya, bu. Kalau gak ada Ibu, kami bimbang nih,” jawab Bu Ro. “Iya, selesai, Bu. Saya sama Bu Anjar telah janjian seusai maghrib langsung kesitu.

Eki ada, Bu Ro?” “Ada, Bu, sebentar ya,” Seusai Eki yang memegang telepon, aku segera bilang: “Ndun, kelak malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya,” kataku pelan. “Iya, Bu,” jawab Eki agak bingung. “Terus kamu pakai kondom kamu…” Eki mengangguk lagi, dan telepon segera kututup. Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro terbukti tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT.

Aku memakai kerudung, dengan baju atasan longgar yang menutup hingga bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, sebab terbukti lagi biasa digunakan ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum bakal keadaanku. Yang tidak biasa merupakan bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cd-ku di rumah, sebab aku punya sebuah ide untuk Eki.

Seusai semua urusan kepanitiaan selesai, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa bunda yang lain pindah ke halaman, sebab lebih leluasa dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu telah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku menonton Eki dan memberinya kode untuk mengikutiku. Eki beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengundang Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW.

Lokasi itu agak gelap sebab bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Mesikipun demikian, tidak sedikit anak buah jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan. “Kita sini aja, Bu, kalau Bunda mau. Tapi kalau bunda keberatan, silakan Bunda pindah ke sana,” kataku pada Bu Anjar. “Gak papa, Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar. “Iya, ya. Biasanya pengajian ginian bisa hingga jam 12 lho,” Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Nyatanya di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu.

Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku. “Bu, monggo kalau mau duduk,” tawarnya padaku. “Wah, gak usah, Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja,” jawabku. Padahal aku sedang menantikan Eki yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami. Akhirnya Eki tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Eki, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku.

Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Eki dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Eki. Eki tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada kontol Eki yang telah tegang di balik celananya. Aku berbisik pada Eki, “Buka, Ndun. Udah pakai kondom?” Eki mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang telah mengeras.

Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku telah kuberi lobang di tahap belahan pantat. Eki nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp… masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Eki masuk ke dalam baju kurungku sambil mengelus-elus perutku.

Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju-mundurkan. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadari. Mesikipun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku, sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan. Kurang lebih satu jam Eki memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba tempikku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku wajib lebih menunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar kontol Eki dan kulepas kondomnya.

Aku kembali mengarahkannya, hari ini ke lubang tempikku. Eki mengerti. Lalu, bless… dengan lancarnya kontol itu masuk ke tempikku dari arah belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi kepada ceramah maupun dialog dua ibu-ibu itu. Sebab hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berjalan lumayan lama. Kepalaku telah mulai berkunang-kunang penuh kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Eki terus ngos-ngosan.

Beberapa hari kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Eki juga kemudian memuncratkan maninya dalam tempikku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Seusai agak reda, aku mendorong Eki dan mengeluarkan kontolnya. Cepat-cepat Eki memasukkan kembali ke dalam celana, dan kuturunkan baju tahap belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum agenda berakhir. Untung saja aku dan Eki telah berakhir. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Eki untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami seusai hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.

Categories
Random

Cerita Dewasa Kisah Penagih Hutang Super Seksi

Cerita Dewasa Kisah Penagih Hutang Super Seksi – Namaku Dandi usiaku sekarang 25 tahun. aku ingin menceritakan pengalaman pertamaku saat pertama kali aku melepas keperjakaanku tepatnya sebelas tahun yg lalu, tahun 1995. waktu itu aku baru berumur 14th..

Siang itu aku sedang tidur2an didepan tv ketika seorang datang dan mengetuk pintu rumahku, ketika kubuka pintu..kulihat seorang wanita berusia 35 tahunan dan menanyakan “ibunya ada dik?”

lalu ku jawab “maaf, tante siapa? ibu ada dikamar, sebentar saya panggilkan”

sambil tersenyum dia bilang “saya ratna, temannya ibu kamu dari cilandak..”

itulah awal perkenalanku dengan tante ratna, yg belakangan baru aku ketahui bahwa dia adalah “rentenir”, dan ibuku terlilit hutang yg lumayan banyak sama dia terus terang kehidupan kami dikala itu sangatlah sulit semenjak ayahku yg lebih memilih meninggalkan ibuku demi istri baru, aku bersama kakak dan adik2ku hanya tinggal dirumah petakkan, dan hidup dengan sangat kekurangan

hari2 terus berlalu, semakin sering aku bertemu dengan tante ratna, karena hampir setiap hari dia selalu kerumah untuk menagih cicilan hutang

Pagi itu hari minggu 12 april 1995 (masih ku ingat jelas)

aku baru saja bangun tidur, sambil menikmati secangkir teh manis hangat..

sampai kudengar langkah kaki menuju pintu depan rumahku, belum saja dia mengetuk, pintu sudah kubuka

Baca juga : Cerita Dewasa Bidan Polos Cantik yang Masih Perawan

aku : “eh tante..cari ibu ya?”

tante ratna : “iya,masih dirumah nggak? tante kesiangan nih tante bilang sih jam 9 mau kesini, sekarang udah jam 10 lebih”

aku : “iya, ibu lagi nganter adik2 tuh ke gereja kayaknya saya aja baru bangun nih, mungkin sebentar lagi tante tunggu saja kalo mau”

tante : “gitu ya? ya udah deh tante tunggu aja”

setelah kupersilahkan duduk, aku pun ke dapur untuk membuatkan minuman untuknya

Tante : “wah repot2 kamu Ditante kan bisa ambil sendiri..”

aku : “gak apa2 tante gak repot kok”

Tante : “kamu sendirian dirumah?”

aku : “iya nih tan, aku aja baru bangun..tau2 udah gak ada siapa2, kakak aku sih biasa dia kalo hari minggu ngajar karate di sekolahan..”

tante : “oh gitulha kamu sendiri gak kemana-mana? ”

aku : “nggak tan, kalo aku paling dirumah aja nonton tv atau kerumah temen di sebelah..”

tante : “gak pacaran?..eh ngomong2 udah punya pacar belum kamu?”

aku : “hehehehe masih kecil tan, belum bisa cari uang sendiri, aku gak mau pacaran, nanti kalo udah kerja baru deh..”

tante : “masih kecil gimana? emang umur kamu berapa?”

aku : “aku khan baru 14th tan..baru kelas 3 smp”

tante : ” hah..14th kok bongsor ya? tante kira kamu sma..hehehe”

aku : “ah tante bisa aja emang sih banyak yg bilang kalo aku bongsor, maaf tan..permisi sebentar aku tinggal mandi dulu gak apa2 ya..”

tante : “wah belom mandi ya? ih pantesan bau..hehehe, ganteng2 kok jorok belum mandi, ya udah mandi aja sana apa mau tante yg mandiin?

(sambil tersenyum nakal)

aku : “ah tante bisa aja sebentar ya tan..” tapi belum sempat aku berdiri dari tempat dudukku, tangan tante ratna langsung menarik tangan ku

tante : “sebentar sini Di..tante gak bercanda kok, mau nggak tante mandiin..

enak loh..beneran deh gak bohong”

seketika itu juga jantungku berdegup kencang, mukaku memerah ketika tante ratna meletakkan tangannya di pahaku..

tante : “beneran kok Di, tante janji deh gak cerita siapa2kamu gak usah takut..tante khan gak galak hehehehehe sini deh” tangan kanan tante menarik pinggangku, seraya menyuruhku untuk lebih rapat duduk didekatnya,

aku masih membisu tak dapat berkata apa2 ketika tangan kirinya sudah masuk kedalam celanaku dan meremas buah zakarku

aku : “aah tante” (sambil merintih keenakkan ketika ia memainkan buah zakarku)

tante : ” tenang aja ya sayang pokoknya tante jamin enak deh” bisik tante ratna sambil menjilat telingaku kemudian leherku, akupun mengerang ketika dia menghisap pentil dadaku

aku : “tanteakhhmmmnnnaaaak h”

kemudian bibirnya terus menciumi perutku, dan aku makin tak kuasa ketika kepala penisku mulai dijilati dan dikulum-kulum olehnya aku hanya bisa mengerang tanpa bisa menolak apalagi berontak saat tante ratna melahap buah zakarku, dan memainkannya dengan lidahnya ooohh kemudian tante mulai membuka baju dan roknya aku pun makin terpana dengan kemontokkan tubuhnya payudaranya ooh tante

tante : “sini sayangkamu jilatin ini ya” sambil mendorong kepalaku kearah vaginanya yg ditumbuhi bulu2 halusaku pun langsung saja menjilati vagina tante ratna dengan rakus

tante : “OOOhhh dandi terus sayang ooohh jangan berhenti sayang ooooh iya sayang disituiya terusterus..terusoaaaahh .”

setelah beberapa menit kujilati vaginanya

tante : ” kamu hebat Di” tante ratna meregangkan kedua kakinya, sambil menarik penisku “sini sayang, masukkan kesini aaaaahhh” ia pun mengerang, ketika penisku mulai masuk ke dalam vaginanya, sambil kedua tangannya mendorong dan menarik pantatku tante ratna terus mengerang

” Ooooh Dandi terus sayang Oooh Tuhan Aaaahhhkh..”

setelah beberapa menit, aku langsung merasakan ketegangan, seluruh tubuhku terasa kaku dan akhirnya, Aaaaaaakkkhhhh.tapi tangan tante ratna terus menekan pantatku sehingga aku “keluar” di”dalam”nyadan kemudian dia membiarkan aku terkapar lemas diatas tubuhnya,

tante: “hehehe kamu jagoan Di..” sambil mencium keningku” tante janji, gak akan bilang siapa2 sayang kamu nggak usah takut..ini rahasia kita berdua ya sayang”

aku : “tapi gimana kalo ibu aku tau? atau suami tante?..”

tante : “nggak, mereka nggak bakal tau tenang aja ya sayang pokoknya tante janji deh terus terang tante sudah “kepingin” sama kamu dari dulu akhirnya dapet juga..hehehehe”

Setelah kejadian pagi itu, kami pun semakin sering melakukannya di setiap ada kesempatan, tante ratna mengajariku bermacam gaya dari foreplay dan seterusnya dan setiap kali aku orgasme, tante ratna selalu menyuruhku untuk orgasme di dalam vaginanya, dia bilang lebih nikmat rasanya bahkan kadang dia menyuruhku untuk “keluar” di mulutnya awalnya aku takut kalo nanti dia hamil, ternyata tante ratna jujur padaku bahwa sesungguhnya dia tidak akan pernah bisa mempunyai keturunan (mandul) dan kedua anaknya yg masih kecil2 adalah anak hasil adopsi

Berhubungan dengannya perlahan kehidupan ekonomi keluargaku membaik walaupun aku selalu berbohong pada ibuku, mengenai uang yg tante ratna sering berikan kepadaku selain itu diapun memenuhi segala macam kebutuhan sekolahku dari keperluan membeli buku, sampai membiayai uang sekolah untuk masuk SMU, malahan sejak kami berhubungan dia tidak pernah lagi menagih hutang ke ibuku, padahal jumlahnya hampir 30jt.

Tiga tahun aku menjalin hubungan dengan tante ratna, sampai saat krisis moneter menimpa indonesia, tante ratna memutuskan pindah ke solo bersama suami dan kedua anak angkatnya

sampai sekarang aku tak pernah lagi mendengar kabar beritanya karena semenjak krisis moneterpun rumahku pindah ke daerah yg lebih terpencil.

Categories
Perawan

Cerita Dewasa Bidan Polos Cantik yang Masih Perawan

Cerita Dewasa Bidan Polos Cantik yang Masih Perawan – Perkenalkan nama aku Rio lengkapnya Rio Setiawan,temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan Rio, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,

Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu

Ditambah senyumannya yg manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,… a a a

Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas… (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum…. (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Sherly panjangnya Sherlt Monica, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman… hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku…..

Pasti enak….. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe

aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku Sherly aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..

Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa… .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini Sher? aku memanggil dia dg panggilan Sher’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau Sher..

Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan Sherly menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla…bla..bla.

Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada Sherly,Sherly udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,Sherly udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, Sherly menjawab Cuma kamu mas Rio,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin…? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni Sherly kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia…..

Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo Sherly jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu sama Sherly ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu Sherly kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..

Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

Baca juga : Cerita Dewasa Aurel Yang Kesepian

Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog Rio ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, Sherly udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?

Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya nSherly, dia bilang udah keluar mas iya Sher aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih Sherly, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu Sher,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,

Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh Sherly kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,

Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.

Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas Rio ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan Sherly,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya Sherly dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke Sherly aku sungguh cinta dan sayang kamu Sher,, dia juga bilang aku juga.. maaf Sher keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang Sherly sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita

Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama Sherly sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh Sherly dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…

Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana Sher , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , Sherly aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga Sher..ah uh ah uh auh ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

Categories
Selingkuh

Cerita Dewasa Aurel Yang Kesepian

Cerita Dewasa Aurel Yang Kesepian – Aure Namaku Aurel, seorang wanita berusia 28 tahun yang telah menikah. Aku memiliki tubuh yang sering dipuji teman-temanku sebagai proporsi ideal, dengan tinggi 173 cm, berat 55 kg, kulit putih, dan penampilan yang mereka bilang mirip model. Banyak pria yang mencoba menggodaku karena fisikku, tapi aku selalu berusaha menjaga batasan.

Suamiku, seorang pengusaha mapan berusia 30 tahun, cukup tampan dan berpenghasilan lebih dari cukup untuk keluarga kami. Awalnya, kehidupan kami harmonis dan bahagia. Namun, belakangan ini, semuanya berubah. Ia semakin sibuk dengan pekerjaannya, jarang pulang ke rumah, dan komunikasi kami pun mulai tersendat.

Suatu malam, saat suamiku sedang dinas ke luar kota, aku pergi clubbing bersama teman-teman. Di sana, dua pria yang cukup tampan mendekatiku. Mereka memperkenalkan diri sebagai Anton dan Teddy. Usia mereka sepertinya lebih muda dariku, dan aku berpikir, “Boleh juga nih, main sama cowok-cowok muda pasti seru.” Akhirnya, kami memutuskan untuk melanjutkan malam itu di sebuah hotel

Sesampainya di kamar hotel, aku terkejut. Dua pria lain, Joni dan Rendi, sudah menunggu di sana. Empat orang sekaligus? Aku sempat ragu, tapi hasratku sudah terlanjur membara. Anton dan Teddy mulai mendekat, menciumku dengan penuh gairah. Joni dan Rendi tak mau ketinggalan; tangan mereka mulai menjelajahi tubuhku, meremas dan memainkan payudaraku. Aku merasakan gelombang birahi yang semakin kuat.

“Wow, ini jackpot malam ini!” kata Rendi sambil memandangi tubuhku dengan penuh kekaguman. “Santai, kita nikmati pelan-pelan biar puas,” timpal Anton. Joni dan Rendi semakin liar, memainkan putingku dengan lidah mereka, sementara aku hanya bisa mendesah, “Ohh… enak…”

Anton dengan cepat melepas rok dan pakaian dalamku. “Wah, terawat banget ini,” ujarnya sambil mulai menjelajahi vaginaku dengan lidahnya. Aku mendesah semakin keras, tubuhku bergetar menikmati setiap sentuhan. Cairan pelumas mengalir deras, tanda aku sudah siap untuk langkah berikutnya.

“Udah becek banget, gua duluan ya,” kata Anton sambil memposisikan dirinya. Penisnya, meski tidak terlalu besar, terasa begitu hidup dengan urat-urat yang menonjol dan ujung yang tebal. “Ohh… sempit banget, enak!” erangnya sambil mulai menggerakkan pinggulnya.

Sementara itu, Teddy, Joni, dan Rendi juga tak tinggal diam. Mereka melepas pakaian mereka, memperlihatkan tubuh yang atletis dan penis yang, meski rata-rata ukurannya, cukup membuatku penasaran. Reza memintaku untuk menjilati penisnya, sementara Teddy dan Joni meminta tanganku untuk mengocok milik mereka. Aku merasa seperti berada di pusat kenikmatan yang luar biasa.

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu menyentuh lubang anusku. Ada cairan dingin—mungkin gel pelumas—yang membuatku sedikit terkejut. Tak lama, aku merasakan benda tumpul masuk perlahan. Itu Teddy. Ia berhenti sejenak setelah masuk, lalu mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan. Aku tak bisa berpikir jernih lagi. Tubuhku seperti diserang dari segala arah—vagina, anus, dan mulutku penuh dengan kenikmatan.

“Ehh… ohh…” Aku mendesah tak terkendali, sampai akhirnya orgasme pertamaku tiba. “Dia udah klimaks, pasti keenakan banget!” komentar Reza sambil tersenyum.

Sepuluh menit berlalu, Anton mencapai klimaksnya. Aku merasakan cairan hangat mengalir di dalam vaginaku. Tak lama, Reza juga memuncratkan spermanya di mulutku, membuatku sedikit tersedak karena volumenya yang begitu banyak. Teddy menyusul, mengisi anusku dengan cairannya. Aku merasakan aliran hangat dari kedua sisi tubuhku.

Tanpa memberiku waktu untuk beristirahat, Joni mengambil alih. Ia menggenjotku dari belakang dengan penuh semangat. Aku kembali mendesah, “Ohh… uhmm…” Kenikmatan itu membawaku ke orgasme kedua. Ketiga temannya hanya menonton kali ini, seolah menikmati pemandangan.

Malam itu berlanjut hingga pagi. Mereka bergantian menikmatiku, dan aku pun larut dalam kenikmatan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Kami akhirnya tertidur karena kelelahan.

Pagi harinya, mereka mengantarku pulang. Kami tak bertukar nomor telepon, tapi aku tak terlalu memikirkannya. Masih banyak pria lain di luar sana yang bisa kujelajahi. Rasanya, malam itu menjadi titik awal petualangan seksualku yang semakin liar.

Suatu hari, suamiku harus pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, meninggalkanku sendirian selama dua minggu. Aku tak pernah ikut campur dengan urusan pekerjaannya, jadi hari-hariku kuhabiskan dengan jalan-jalan ke mal, pergi ke salon, atau mengikuti kelas senam untuk mengisi waktu.

Baca juga : Desahan kuat Saat Ku Genjot Temen Mama

Namun, kesepianku berubah drastis karena sebuah kejadian tak terduga yang melibatkan supirku, Bobby. Hari itu, setelah pulang dari kelas senam, aku tak menyangka apa yang akan terjadi. Seperti biasa, begitu tiba di rumah, aku membuka pintu mobil dan langsung masuk, melangkah menaiki tangga melingkar menuju kamar utama di lantai dua.

Di dalam kamar, aku melempar tas ke kursi dekat pintu dan mulai melepas pakaian senamku yang berwarna hitam, hingga hanya tinggal bra dan celana dalam. Saat melintas di depan cermin meja rias, aku terhenti sejenak. Aku memandangi tubuhku sendiri—betis yang masih kencang, pinggul lebar berbentuk seperti gitar dengan pinggang kecil, dan bokong yang masih kencang menonjol. Aku menyamping, memperhatikan lekuk tubuhku, lalu menatap buah dadaku yang masih terbungkus bra, terlihat penuh dan padat.

Tiba-tiba, aku tersentak. “Ouh, ngapain kamu di sini?!” seruku, kaget, saat melihat bayangan kepala Bobby di cermin. Rupanya, ia berdiri di ambang pintu kamar yang lupa kututup. “Jangan lihat! Keluar, cepat!” bentakku sambil buru-buru menutupi tubuhku. Tapi, alih-alih menurut, Bobby justru melangkah masuk, mendekat dengan tatapan tajam.

“Bobby, keluar sekarang!” bentakku lagi, mataku melotot marah. “Silakan teriak sekuatnya, Bu. Hujan di luar akan menutupi suara Ibu,” katanya dengan nada menantang. Aku melirik ke jendela di sampingku. Hujan memang turun deras, dan dedaunan di luar bergoyang diterpa angin. Kamar ini kedap suara, membuatku semakin cemas.

Langkah Bobby semakin dekat, dan jantungku berdegup kencang. Aku mundur perlahan, tapi kaki akhirnya tersandung pinggir ranjang. “Mas, jangan!” ucapku dengan suara gemetar. Tiba-tiba, Bobby menerjangku. Tubuhku terpental ke ranjang, dan dalam sekejap, tubuhnya yang kekar menindihku. Aku meronta, menendang dan mendorongnya dengan kedua tangan dan kakiku, tapi tenagaku tak sebanding. Ia kewalahan sejenak, namun akhirnya aku berhasil melepaskan diri, berbalik, dan merangkak menjauh.

Tapi Bobby lebih cepat. Ia menarik celana dalamku hingga robek, membuatku terseret kembali ke pinggir ranjang. Aku terus merangkak, berusaha menjauh, tapi ia menangkapku lagi. Tiba-tiba, aku merasakan beban berat di pinggulku, membuatku tak bisa bergerak. “Bobby, jangan… tolong!” isakku, air mata mulai mengalir.

Bobby seolah tak mendengar. Dengan cepat, ia mengikat kedua tanganku ke belakang dengan tali entah dari mana. Lalu, ia menarik kakiku, mengikat pergelangan kakiku hingga aku tak bisa bergerak bebas. “Aku ingin mencicipi Ibu,” bisiknya di telingaku. “Sejak pertama kali melamar jadi supir, aku sudah membayangkan momen ini.” Napasnya terdengar memburu.Agen Domino99

“Tapi aku majikanmu, Ben!” protesku, mencoba mengingatkannya. “Betul, Bu, tapi itu saat jam kerja. Sekarang sudah jam tujuh malam, aku bebas tugas,” balasnya sambil melepas tali bra yang kukenakan. Aku merinding saat ia mendengus di dekat telingaku, melepas pakaiannya sendiri, lalu membalikkan tubuhku hingga aku telentang.

Aku bisa melihat tubuh atletisnya yang telanjang. Tak lama, ia menarik kakiku hingga pahaku menempel pada perutku, lalu mengikatnya lagi dengan tali. Ia menggendongku ke sudut ranjang, mendudukkanku di pangkuannya, seperti ayah memeluk anak perempuan. Tangannya yang kasar mulai meraba pinggul, paha, dan bokongku, sementara tangan lainnya menahan pundakku hingga kepalaku bersandar di dadanya yang bidang.

“Bobby, tolong, jangan!” ucapku berulang-ulang, suaraku terbata-bata. Tapi ia tak peduli. Tangannya terus menjelajahi tubuhku, membuatku merinding. Saat jemarinya menyentuh belahan pahaku, aku menegang, merasakan sensasi seperti tersengat listrik. “Ohh…” desisku tanpa sadar saat jarinya mulai mengusap bibir vaginaku dengan lembut, naik-turun, hingga aku merasakan denyutan dan gatal yang tak tertahankan.

Birahiku mulai naik, apalagi sudah lama suamiku tak menyentuhku. Entah bagaimana, bibirku tiba-tiba bertemu dengan bibirnya. Kami berciuman penuh gairah, saling menjilat dan menghisap. “Aurel, wajahmu begitu menggoda,” bisiknya dengan napas terengah. Lalu, ia menarik tubuhku hingga buah dadaku berada di depan wajahnya. Mulutnya langsung memagut putingku, mengisap dan menggigit kecil, membuatku mendesah panjang, “Ohh… Mas…”

Perasaanku campur aduk—takut, kesal, namun ada kenikmatan yang tak bisa kuingkari. Tiba-tiba, ia melepaskan tubuhku hingga aku terhempas ke ranjang. Tak lama, mulutnya melumat bibir vaginaku dengan buas, membuatku menggelinjang dan mengerang keras. “Bobby… cukup… ohh!” rintihku, tubuhku mengejang menahan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa.

Jarinya mulai menjelajahi lorong vaginaku, mengorek dengan lembut namun pasti. “Sabar, sayang, aku suka sekali dengan tubuhmu,” gumamnya sambil terus menjilat. Setelah puas, ia mendekat ke wajahku, meremas buah dadaku. “Bu Aurel, aku masuk sekarang, ya,” bisiknya. Aku hanya bisa memejamkan mata saat kurasakan penisnya yang keras mendesak masuk ke dalam vaginaku.

“Aah… sakit!” jeritku, merasakan ngilu yang luar biasa. Tapi ia bergerak pelan, seolah menikmati setiap gesekan. Gerakannya semakin cepat, membuat tubuhku berguncang hebat. Tiba-tiba, kami sama-sama mengerang keras. Aku merasakan orgasme yang luar biasa, diikuti oleh Bobby yang terhempas di sampingku, napasnya tersengal.

“Sialan kamu, Bob!” geramku, memecah kesunyian. Setelah beberapa saat, napasku mulai tenang. “Kamu gila, Ben! Kamu memperkosa istri majikanmu!” kataku dengan nada kesal. “Bagaimana kalau aku hamil?” tanyaku lagi, cemas.

“Tenang, Bu. Aku sudah mencampurkan pil antihamil di air putih yang Ibu minum setiap pagi selama dua hari ini,” jawabnya dengan tenang. Aku terkejut. “Jadi, kamu sudah merencanakan ini?!” bentakku. Ia hanya tersenyum.

“Bagaimana, Bu? Tadi enak, kan?” tanyanya sambil membelai rambutku. Wajahku memerah. Dalam hati, aku tak bisa menyangkal bahwa aku menikmati kenikmatan itu, bahkan merasakan orgasme dua kali. “Lepasin talinya, Ben!” gerutuku, tanganku sudah pegal.

“Nanti dulu, kita mandi dulu,” katanya sambil menggendongku ke kamar mandi. Ia meletakkanku di lantai keramik di bawah pancuran shower, lalu menyalakan air. Tubuhku basah, dan ia mulai menggosok tubuhku dengan sabun cair, dari pinggul hingga buah dadaku. Tangannya yang kasar terasa lembut saat meremas putingku, membuatku kembali mendesah.

Setelah memandikanku, ia menggendongku kembali ke ranjang, masih basah. “Aku ambilkan makanan, ya,” katanya, lalu pergi dengan handuk melilit pinggangnya. Aku termenung. Sudah lama aku tak merasakan kehangatan seperti ini karena suamiku yang selalu sibuk. Meski aku kesal dan malu, ada perasaan lega yang sulit kujelaskan.

Bobby kembali dengan nasi goreng dan segelas minuman favoritku. “Biar aku suapin, Bu,” katanya lembut. Aku mencicipi makanannya, dan ternyata cukup enak. “Kamu yang masak, Ben?” tanyaku. “Iya, siapa lagi? Kan cuma kita di rumah,” jawabnya.

“Bu, boleh aku panggil Mbak Aurel? Biar lebih akrab,” pintanya. “Terserah,” jawabku. “Kalau gitu, panggil aku Bang Bobby, ya,” celetuknya. Aku hanya mengangguk, masih merasa campur aduk.

“Masih kuat, Mbak?” tanyanya dengan senyum nakal, tangannya kembali meraba tubuhku. Aku menunduk, tak menjawab. Dalam hati, aku tahu aku tak rela, tapi kenikmatan tadi membuatku tak bisa menolak sepenuhnya. Malam itu, aku seperti kembali merasakan gairah yang telah lama hilang
Anton mengubah posisiku, memintaku untuk memeluknya dari atas. Aku menggoyangkan pinggulku, merasakan penisnya menyentuh setiap sudut sensitifku. “Oh my God, enak banget!” erangnya. Di saat yang sama, Reza menyodorkan penisnya ke mulutku. Aku menghisapnya dengan penuh semangat, membuatnya mengerang, “Gila, sedotannya mantap banget!”

Categories
Tante Girang

Desahan kuat Saat Ku Genjot Temen Mama

Cerita Dewasa Desahan kuat Saat Ku Genjot Temen Mama – Cerita bermula saat gua punya pacar namanya kita sebut aja Febby dia berkulit putih satu kampus sama gua tapi baru semester 5 ukuran toket 34B tinggi 163cm, kita pacaran sejak dia semester 3 dan semua keluarga sudah tau termasuk maminya dan kakaknya Febby (Denny) dan menyetujui bahkan kami sudah berecana menikah tapi Tuhan berkehendak lain.

Ceritanya memang dari dulu kalau ketemu sama tante Syila saat gua ngapel ke rumah pacar gua, gua memang diam-diam selalu curi-curi pandang, apalagi kalau pas dipeluk sambil cium pipi kiri kanan, rasanya pas susunya nempel kok langsung jadi nafsu banget.

Pas satu malem lagi di kos gak lagi gabut, jadi iseng gua mau ke rumah Febby pacar gua, dan di jalan sambil nyetir pas gua nelpon mau kabarin lagi jalan ke situ, tiba-tiba yang angkat telpon kok suaranya beda, padahal itukan hpnya Febby. Terus gua tanya ini siapa kok hp Febby sama situ. Yang jawab bilang “ohhhhhh tadi berangkat keluar kota nengok neneknya” dalam hati gua udah mau ngomel-ngomel, kenapa gak bilang tapi pas gua inget inget ya dia pernah bilang tapi gua kelupaan, padahal gua udah setengah jalan. Tiba-tiba ditanya “ini Aldo yah?? Ada perlu apa Aldo?? Ini tante hpnya Febby ketinggalan di rumah

Kaget dicampur seneng langsung jawab
“engga apa-apa tante, tadinya mau kesitu, ini juga lagi dijalan, tapi kok tante gak ikut? tapi ya udah deh besok-besok kalo Febby dah balik aku kesana, sekaraang aku balik dulu”,

“tante tadi ada urusan di kantor rencananya besok tante nyusul, tapi kamu kasian banget udah dijalan malah tanggung harus balik lagi, udah dateng sini aja temenin tante ngobrol-ngobrol” kata tante syila.

Mulut nyengir sampe ke ujung pipi, tapi masih pura-pura nolak halus dulu
“Mmmmmmm gapapa nih tante? Ga ganggu tante kalo saya ke rumah?” dalem hati sih berharap tante gajawab suruh balik hehehehe.

Untung nya si tante jawab
“engga donk Do……. Pokoknya kamu dateng aja ya, tante tungguin nanti kalo udah deket rumah telpon lagi biar tante keluar bukain pintu”

Dalem hati udah kesenengan dapet waktu berduaan aja sama tante yang cakep ini, tapi tetep jawab dengan sopan
“iya tante, nanti saya kabarin

Pas udah mau sampe deket rumah, ga tau kenapa sengaja iseng ga kabarin tante kalo gua sebentar lagi sampe. Di depan rumah gua sambil mencetin bel bingung juga kok gelap ya? Nungguin agak lama juga ga ada yang bukain pintu. Akhirnya gua telpon juga deh, tante Syila langsung jawab

“udah mau sampe ya Do?” langsung aja gua jawab kalo gua udah di depan pintu. tante Syila agak kaget
“loh?? Kok ga telpon dulu?? Ya udah tunggu sebentar yah, tante mau ganti baju dulu ini tadi baru habis mandi” mulut gua langsung kebuka lebar sambil kesenengan, dengan sabar gua tunggu rasanya lama banget padahal sih ga nyampe 5 menit.

Dari dalem tante Syila buka pintu, keliatan bentuk tubuhnya yang montok dan beneran dia cuma pake daster terusan tidur yang bahan nya biasa aja tapi panjangnya cuma sampe di atas lutut, sambil gua perhatiin pinggul nya goyang kanan dan kiri jalan bukain pintu. Begitu dibuka tante langsung dengan hangat meluk gua dan cipika cipiki, pas sambil jalan masuk dia nyubit lengan gua, ngomel dikit kenapa gua ga telpon kalo udah mau sampe.

Baca juga : Pengalaman Bercinta Dengan Keponakan

Gua cuma senyum aja sambil bilang kalo lupa, di cubit lagi sama si tante Syila ambil bilang “kamu mau minum apa?” dalam hati sih pengen langsung nunjuk susunya yang montok, hehehehee tapi cuma bales air putih aja cukup. Tante Syila terus pergi ke dapur dan gua mulai liat siaran tv di apa yang mau ditonton sekiranya menarik.

Tiba2 tante Syila nyeletuk dari belakang gua
“emang kamu nggak di kabarin Febby do? Nih air nya diminum yah”

“iya tante makasih. Di kasih tau tapi aku kelupaan tan…… tante Syila sendirian nih jagain rumah? ga takut?” bales gua.

“ada sama kakak ipar mu kok, cuma dia lagi keluar sama temen nya, nanti lewat jam 12 baru balik dari konser katanya, tapi biasa sih pasti udah hampir pagi deh. Serem juga sih Doo, tapi gimana lagi dong? Kan sekarang baru jam 7. Kamu temenin tante aja gimana? Sambil nonton sama tante yah lagian juga di kost mu pasti gak ada apa-apa kan, cuma jangan sedih yah biasa nya pacar kamu cakep dan muda, skrg malah disuruh nonton bareng sama yang udah tua kaya tante begini hihihihii” jawab si tante.

Makin seneng aja, langsung gua okein sambil tambah kata pemanis
“ahhhh tante bisa aja, tante kan masih cakep gitu, yang muda-muda aja kalah kok”,

“dasar kamu pinter ngomong sama cewe yah? Udah pilih film belom?” tanya tante Syila sambil duduk di sofa dan kaki nya di angkat di atas sofa, jadi dasternya agak ke angkat sedikit dan paha nya keliatan.

Akhirnya gua nemuin film yang oke dan masih baru, gua duduk di sebelah dia agak deket tapi ga berani nempel, takut di omelin kalo mau macem-macem. Memang kalo udah nasib gak akan kabur, tante Syila duduk nya nempel ke gua dan tangan nya megang tangan gua di atas paha sambil nanya “film nya bagus nggak?”

Dari pertanyaannya gua tau dia gak suka film itu
“Tentang apa sih kok tante nggak paham?” awalnya secara detail gua jelasin sampai bla bla bla tapi sekitar setengah main gua udah ga konsen dan jawabnya juga udah secukupnya aja. Soalnya BH dan bagian atas susu nya jadi deket banget sama gua, dan gua juga udah ga konsen sama filmnya soalnya ada pemandangan yg lebih menarik, tante Syila angkat tangan gua dan mindahin ke belakang dia, jadi posisi nya skrg kepala si tante di dada gua. Tambah napsu lagi nih, cukup nengok bawah dikit aja tuh susunya udah siap nyembul keluar. Tiba-tiba ada adegan yg ngagetin dan dia nya lompat, pas balik tangan nya kena penis gua yang dari tadi udah tegang liat susunya tante Syila langsung balik ngeliatin gua

“Doo ini kok keras begini? Kan ini lagi nonton film action?” guanya cuma kebingungan ga tau mau jawab apa, belom kepikir mau ngomong apa tante Syila tanya lagi
“kamu dari tadi ngeliatin tante yah? Ini keras begini gara-gara tante?” sambil dia nyentuh2 penis gua buat mastiin kalo beneran keras

Dengan rasa malu gua jawab “iya tante, tapi jangan marah ya, soalnya dari tadi keliatan terus susu nya tante jadinya aku sedikit napsu juga tante, jangan marah ya?

“tante ga marah, tapi masa sih kamu napsu sama tante? Tante kan udah tua Do? Udah kendor semua, banyak keriput, masa sih kamu bisa napsu sama tante” tanya tante Syila sambil megang susu nya sendiri.

Dengan malu gua jawab “iya tante, kan tadi Aldo udah bilang kalo menurut saya tante lebih cakep dari yang muda-muda kok
Tante Syila cuma tersipu malu tapi keliatan kalo dia juga seneng ada yang bilang dia masih cakep (maklum udah lama janda dari umur 34), sambil nyubit paha gua dia ga percaya kalo gua napsu sama dia,

“Aldo kamu bener ga napsu sama tante? Tante mau liat barang kamu boleh nga? Udah lama banget tante ga ngeliat sama megang yang begituan” gua kaget dan kayak gak percaya tapi gua cuma bisa bilang

“boleh-boleh tante”

Akhirnya tante Syila pelan-pelan bukan celana gua dan mulai megang penis gua dari luar CD, dia agak kebingungan “kok gede banget sih Do?” padahal penis gua sih cuma 16cm panjang dan 3.5cm diameternya

“masa sih tan? Kata Febby biasa aja kok Mungkin terlalu napsu kali ngeliat yang cakep” kata gua, tante Syila cuma tersipu malu sambil ngebukain CD gua dan matanya melotot mulutnya kebuka udah kaya anak kecil lagi dapet hadiah begitu liat penis gua langsung yang udah keras banget langsung mental kena muka dia sedikit

“sori tante, udah keras banget soalnya” kata gua
“gapapa kok Do, barang kamu ini bukan cuma panjang tapi gede juga yah, pasti Febby seneng banget punya suami kamu??” kata tante Syila sambil ngocok penis gua pelan-pelan

“kasian deh kalo udah keras begini gak tersalurkan, tante bantuin aja ya? Biar lemes lagi” belom sempet gua jawab, kayaknya tante Syila udah lama banget ga pernah ngeliat penis yg keras ternyata napsu nya udah ke ubun-ubun dan langsung mulai cium kepala penis gua “aaaahhhhhhhh tanteeeee enak banget

Begitu ngeliat gua keenakan tante Syila juga makin ganas maennya penis gua di isep, di emut, dijilatin di cium sambil tangan nya ikutan maenin batang gua juga. Ga mau kalah dan ga takut lagi akhimya gua copotin BH dia dan mulai remes toket nya tante Syila yang ternyata udah kendor,

Aldoo iya dooo pinter deh kamu, yang kenceng remes tete tante juga gapapa” ternyata tante Syila yang selama ini santun banget, aslinya kalo udah napsu juga binal banget

iya tante aduh tante enak banget isepin kontol saya” tangan gua sekarang udah lari ke CD dia dan pegang sedikit ternyata udah basah di bagian memeknya. Baru mulai dielus dikit, tante Syila langsung berhenti isepin kontol gua sambil ngerang
aahhhhh Aldoo iyaaa doooo enak banget Tante udah lama ga pernah ada yang nyentuh memek tanteeeee ssssshhhhhhh aaahhhhh Terus dooo

Kayaknya memang tante Syila ini udah lama banget ga pernah ada yang nyentuh deh padahal dia cakep, kaya dan pengusaha gitu, langsung gua pindah posisi jongkok di bawah sofa dan sekaligus copolin CD tante Syila yang udah pasrah nurutin semua kemauan gua.

Categories
Tante Girang

Pengalaman Bercinta Dengan Keponakan

Cerita Dewasa Pengalaman Bercinta Dengan Keponakan – Saya hanya menyibukkan diri dengan menjadi ibu rumah tangga berusia 35 tahun, saya selalu melakukan aktivitas di rumah seperti rapat, PKK, dll. Sementara suami saya bekerja untuk emikoblue.com, kami cukup beruntung memiliki anak pertama, 14 tahun, anak kedua , masih hidup sekolah dasar Ban, saya bekerja sebagai model atau model ketika saya masih kecil, karena saya memiliki tubuh yang seksi ketika saya masih kecil.

Bagian tubuh depan dan belakang disertakan juga. Beratnya sekitar 47,5 kg. Orang-orang bilang aku terlihat glamor dan seksi, terutama bibirku. Apa yang akan saya ceritakan adalah pengalaman menarik saya yang membuat hidup saya terpenuhi baik secara eksternal maupun internal. Dan memperkuat kehidupan pernikahan kami.

Ceritanya berawal pada suatu peringatan ulang tahun suami kakak saya kurang lebih dua tahun yang lalu, dimana banyak sudara-saudara yang membantu dalam persiapannya. Ikut pula membantu keponakan saya Brian, anak kakak saya yang lain lagi. Brian berumur 25 tahunan, masih kuliah, berperawakan tegap atletis tinggi kurang lebih 1,7 m.

Tampangnya cakep dengan rambut hitam bergelombang. Termasuk seksi juga. Genit juga. Suka mencuri-curi memandangi saya, sepert mau menelan. Kalau bertatap pandang matanya sepertinya tersenyum. Kurang ajar juga pikiran saya, tetapi terus terang saya juga senang.

Anaknya simpatik sih. Kadang-kadang ada juga pikiran, enak barangkali kalau mencium Brian atau memeluknya/dipeluk. Kelihatannya ada setrum dan chemistry di antara kami.

Sore itu kakak meminta saya untuk mengambilkan kue tart, karena tidak ada yang bisa dimintai tolong. Karena tidak ada yang lain juga terpaksa Brian yang mengantarkan dengan mobilnya. Apa yang terjadi adalah ketika secara bersama Brian dan saya memungut dompet saya yang terjatuh di garasi.

Brian memegang tangan saya menarik dan mencium pipi saya dengan senyum. Saya tidak bereaksi tetapi juga tidak marah tetapi berusaha memberikan kesan kalau saya juga senang. Sikap saya yang tidak menentang membuatnya kemudian mengulangi ciumannya dalam mobil ketika berhenti di lampu merah.

Kali ini ciumannya di mulut sambil menekankan tangannya pada paha. Brian mencium dengan melumat dan memainkan lidahnya. Meski ini bukan pengalaman saya pertama untuk dicium tetapi saya tergetar seluruh tubuh dan merasakan ada rasa menggelitik dan mengalir di kemaluan saya.

Selintas terjadi pertempuran antara ya dan tidak, antara pertahanan kejujuran terhadap suami melawan spontanitas keindahan kemunculan gairah, dan nampaknya kejujuran akan terkalahkan. Getaran terus menggebu sampai kesadaran muncul dengan reaksi mendorong sambil menggumam, “Jangan di sini, jangan di sini, dilihat orang.”

Terus terang keinginan sangat besar untuk emikoblue.com menghentikannya, tetapi memang tempatnya tidak tepat. Babak awal telah terbuka, dan cerita tidak ingin terputus dan babak berikut perlu dipanggungkan secara berkelanjutan.

Sepanjang proses pengambilan kue tart Brian pada kesempatan yang memungkinkan selalu mencuri untuk mencium dan sesekali membisikkan kata-kata, “You are beautiful,” dan terakhir menjelang sampai kembali ke rumah dia bisikkan, “I want you,” sambil mencium telinga saya.

Sekali lagi saya tergetar sampai ke bawah. Melirik ke arah dia sambil senyum. Saya harap Brian bisa menangkap senyum saya dan pandangan mata saya sebagai tanda “OK”.

Kami diam. Sesampai di pagar rumah saya bisikkan pada Brian, “Telepon saya besok pagi.” Pesta ulang tahun berjalan dengan lancar. Brian tetap mencuri-curi pandang pada setiap kesempatan. Akhirnya semua pulang, saya pun pulang, bersama suami, dengan berbagai perasaan seperti gadis yang jatuh cinta.

Malam hari menjelang tidur pikiran tidak bisa terlepas dari Brian. Gelitik dan kelembaban terasa disela-sela paha. Karena pikiran dipenuhi Brian mata pun tidak bisa terpejam. Mengharap pagi hari lekas datang. Gila kalau dipikir, kok bisa tergoda, hanyut.

Keesokan harinya pagi-pagi Brian sudah menelepon. Untung bukan suami yang mengangkat. Singkatnya siang itu Brian dan saya lunch, menikmati keberduaan dan kedekatan yang merangsang. Kami meninggalkan dengan Brian memegang inisiatip yang kemudian berakhir di salah satu motel di timur Jakarta, tanpa ada sikap keberatan atau protes dari saya.

Tanpa menunggu pintu kamar motel tertutup rapat, sambil berdiri saya telah berada dipelukan Brian, melumat mulut dengan ciuman yang berapi-api. Tangannya menjelajah keseluruh bagian tubuh saya.

Ke bawah rok menekan pantat saya dan menekankan badannya dan burungnya. Saya menyerah, tangan saya pun jadi ikut menjelajah ke burungnya yang telah sangat keras. Meremasnya dari luar dengan keinginan yang makin menggebu untuk membukanya. “Gila nih, gila nih!” terngiang di benak, tetapi tak mampu menyetop gairah yang sudah memuncak ini.

Setelah memastikan bahwa tidak akan ada gangguan dari room service Brian menggiring saya ke tempat tidur tanpa melepaskan pelukannya. Pelan-pelan dia tidurkan saya dan secara lembut mulai menciumi dari telinga leher mulut, sambil kancing bacu dibuka, dan terus menciumi buah dada saya secara bergantian kanan kiri, BH dilepas, dihisapnya puting dan dijilatnya secara halus.

Seluruh badan terasa kena setrum, terangsang. Kewanitaan saya terasa basah karena memang saya mempunyai kekhasan produksi cairan kewanitaan yang banyak. Brian pun memulai membuka satu persatu bajunya, masih tertinggal CD-nya.

Saya sudah tak bisa menahan kenikmatan yang rasanya sudah lama tak saya alami lagi. Tangan Brian mulai dimasukkan ke dalam CD menulusuri kewanitaan saya dengan menggerakkan jarinya. Gila setengah mati rasanya.

Mau teriak rasanya. Brian secara halus dan pandai memainkan seluruh badan dan bagian-bagian peka saya. Kewanitaan saya mulai banjir merespon pada rangsangan yang selangit. Gila benar rasanya.

Brian berlanjut dengan membuka CD dan memulai mengkonsentrasikan perhatiannya pada kewanitaan saya. Diciumnya secara perlahan dengan memainkan lidahnya dari atas ke bawah. Paha saya ditegakkan dan dibukanya lebar-lebar.

Diciumnya bibir kemaluan dengan bibirnya secara penuh, dihisapnya secara berkali-kali sambil lidahnya memasuki celah-celah kemaluan saya. Aduh gila rasanya selangit. Ganti dia hisap klitoris secara halus. Dihisapnya, terus.

Sampai saya tidak tahan dan sampailah saya pada puncak. Terasa cairan mengalir. Disertai dengan teriakan ringan tangan memeras rambut Brian. Ini menjadikan Brian lebih lagi menggumuli lubang kemaluan saya.

Dia benamkan dan usapkan seluruh wajahnya pada pragmatic88 saya yang basah dengan desahan kepuasan. Saya sudah tidak bisa lagi menguasai diri dan terasa selalu tercapai puncak-puncak yang nikmat. Gila benar.

Belum pernah saya dibeginikan. Pintar sekali si Brian ini, sepertinya pengalamannya sudah banyak. Saya hanya bisa menggerakkan kepala ke kanan kiri dengan mata terpajam mulut terbuka, dengan suara mendesah keenakan. Gila benar. Selangit.

Kini giliran saya. Brian saya tarik ke atas. Kini batang kemaluannya terasa menekan paha saya. Brian saya balikkan dan batang kemaluannya saya genggam. Wah besar juga dan kencang lagi, sudah basah pula.

Langsung saya hisap dengan gairah. Lidah saya permainkan di ujung kemaluannya sambil dikeluar-masukkan. Brian mengerang. Setelah kurang lebih sepuluh menit Brian melepaskannya. Dia lebih menghendaki keluar di liang kemaluan saya.

Kini dia di atas saya lagi dengan posisi batang kemaluan di depan lubang kemaluan. Dengan ujungnya digerak-gerakkan di bibir kemaluan ke atas ke bawah. Enak sekali. Mabok benar. Kemudian secara perlahan masuklah batang kemaluan ke lubang kemaluan saya dan terus menekan sampai terasa penuh sekali, dan terasa sampai di dasar rahim.

Gila rasanya benar-benar selangit. Tidak pernah rasanya seenak seperti ini. Brian menekan terus sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Gila! Enak benar! Terus dia putar-putar sambil keluar masuk. Sampai saya lebih dulu tidak tahan dan sampai di puncak, keluar dengan meledak-ledak terasa melayang kehilangan nafas sampai terasa hampa saking nikmatnya.

Kemaluan saya terasa basah sekali. Brian masih terus memompa dan belum mau menyelesaikan cepat-cepat. Batang kemaluannya masih diputar dengan keluar masuk di lubang kemaluan, sehingga saya pun tidak tahan keluar lagi, yang ketiga atau yang keenam dengan yang keluar karena dihisap tadi. Gila benar! Seluruh badan basah rasanya. Sprei sudah basah betul dari cairan kewanitaan saya.

Brian masih terus menekan, memutar, menggaruk-garuk dan mencium sekali-sekali. Ciumannya di telinga bersamaan dengan tekanan batang kemaluan di dalam lubang kemaluan saya sungguh membuat seluruh badan menggigil nikmat dan membuat saya keluar secara dahsyat. Kemaluan saya terangkat menyongsong tekanan batang kemaluan Brian.

Gila benar, sungguh nikmat tiada tandingan. Akhirnya Brian mulai menggerang-ngerang berbisik mau keluar. Dengan tekanan yang mantap keluarlah dia dengan semprotan yang keras ke dalam liang kemaluan saya.

Hangat, banyak dan terasa mesra dan memuaskan. Oh Tuhan, sungguh tak ada tandingannya. Dia remas badan saya dengan menekankan bibirnya pada bibir saya. Hampir habis nafas. Kehangatan semprotan Brian menggelitik lagi kemaluan saya sehingga orgasme saya pun keluar lagi yang kedelapan menyusul semprotan Brian.

Kami bersama-sama keluar dengan nikmat sekali. Sesaat terasa pingsan kami. Setelah selesai terasa kepuasan yang menyeluruh terasakan di badan. Pikiran terasa terlepas dari semua masalah dan hanya keindahanlah yang ada.

Kami masih berpelukan menikmati tanpa kata-kata, sambil memulihkan kembali energi yang telah tercurahkan secara intensif. Kami tertidur sejenak. Siuman setelah sepuluh menit dengan perasaan yang lega, dan puas.

Meski demikian rasa mengelitik, gatal-gatal kecil masih terasa di kemaluan saya, seolah belum puas dengan kenikmatan yang begitu hebat. Tangan saya mendekap batang kemaluan Brian mengusap-usapnya sayang.

Ingin rasanya batang kemaluan Brian memenuhi lagi di lubang kemaluan saya. Bibir tidak bisa menahan, saya tarik batang kemaluan Brian dan mulai meluncur ke bawah dan menghisapnya lagi dengan kasih sayang, diliputi bau campuran antara cairan saya dan mani yang terasa sedap.

Kemaluan Brian terasa sangat lunak tidak segagah tadi. Serasa menghisapmarshmallow. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena secara perlahan batang kemaluannya mulai membengkak dan menyesaki mulut.

Sekali lagi kewanitaan saya tergelitik. Tanpa bertanya saya bangkit jongkok di atas Brian dan memasukkan Brian pelan-pelan. Seluruhnya masuk terasa sampai di ujung perut dan mulai menggelitik G-spot.

Ganti saya pompa ambil kadang merunduk memeluk Brian dan menciumnya. Kadang sambil duduk menikmati penuhnya di kemaluan saya. Rasanya enak sekali karena saya yang mencari posisi yang terenak untuk saya.

Setelah beberapa waktu merasakan kenikmatan yang masih datar, kenikmatan mulai memuncak lagi dan terus memuncak sampai akhirnya sampai puncak tertinggi. Meledak-ledak lagi orgasme dengan teriakan-teriakan nikmat.

Yang ternyata diikuti oleh Brian dengan semprotan kedua. Tangannya memeluk erat-erat dengan gerangan pula. Gila enaknya sungguh sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Ini kali rasanya surga dunia. Kalau bisa maunya seharian begini terus rasanya. Gila! Gila benar, sungguh nikmat memuaskan.

Tetapi kami harus pulang. Saya kembali ke rumah, ke suami dan keluarga saya. Dengan suatu pengalaman yang tak terlupakan selama hidup. Sepanjang jalan kami diam tetapi tangan saling memegang.

Malamnya menjelang tidur, sekali lagi kemaluan saya menggelitik dengan ingatan pengalaman siang tadi tidak bisa hilang. Ini memang pembawaan saya yang orang barangkali mengatakannya sebagai maniak seks, histeris, multi orgasme, kelaparan terus.

Sekali terbuka lebar dan dirangsang maunya terus dipenuhi. Sejauh ini dengan suami tidak pernah tercapai apa yang Brian bisa lakukan. Kepuasan dengan suami sama-sama tercapai tetapi kepuasan yang tidak mendalam seperti Brian.

Suami yang lekas selesai menjadikan “bakat” saya tidak berkembang. Sekarang yang ada hanya suami di samping saya. Saya merengek minta pada suami dengan tangan meraba burungnya dan memijat-mijatnya halus.

Dia tertawa sambil mengejek, “Gatel nih ya.” Dalam hati saya bilang memang gatal. Saya mencoba menikmati penetrasi kemaluannya dengan membayangkan kemaluan Brian. Kewanitaan saya, saya goyangkan mencari spot yang nikmat sambil mendekap.

Dia menekan menarik beritme sampai kemudian saya mencapai puncak dulu diikuti dengan semprotan maninya. Selesailah sudah. Kemaluan saya masih ingin sebetulnya, tetapi dia biasanya sudah tidak bisa lagi. Jadinya tanganlah yang bergerak “Self Service”. Memang penyakit saya (atau karunia) ya itu. Sekali sudah diobok-obok tidak bisa berhenti. Saya tidur dengan nyenyak malam itu.

Seperti yang bisa diduga pertemuan saya dengan Brian berlanjut. Semua fantasi seks dan impian-impian tak ada yang tidak kami wujudkan. Sungguh sangat-sangat nikmat. Teknik kami makin sempurna dan Brian bisa membuat saya orgasme sampai tiga belas kali.

Pada kesempatan lain akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman kami yang aduhai. Semoga saya tidak jatuh cinta dan menghendaki hubungan yang lebih dalam, dan mengacaukan rumah tangga saya yang sudah ada.

Saya hanya mau seksnya. Sama seperti Brian juga. Sehingga dari luar, partner seks saya resmi adalah suami. Dibalik itu Brian lah yang menjadi pemuas seks dan fantasi saya dan ini telah berjalan selama dua tahunan. Dua kali dalam seminggu paling sedikit. Suami tetap dilayani seminggu sekali, kadang sepuluh harian sekali.

Saya merasa bahagia dengan pengaturan sedemikian. Keluarga tetap tidak terganggu. Hubungan dengan anak-anak dan suami tetap seperti biasa, bahkan kehidupan seks dengan suami menjadi lebih baik. Ternyata selingkuh ada manfaat dan kebaikannya juga.

Secara pelahan Brian membuka bagian bawah rok sambil tak hentinya menciumi seluruh bagian yang terbuka. Perut saya dia ciumi bermesra-mesra. Tangannya menjalar juga keseluruh badan dan mendekap pada kewanitaan saya yang telah membasahi CD, sambil mulut Brian mendesah penuh gairah.

Categories
Cerita Dewasa Sma

Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Cerita Dewasa Guru Ngajiku – Selamat malam sobat emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca untuk bijak dalam Cerita Dewasa Guru Ngajiku ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

“Bu aku mau pokoknya tua bangka itu pergi” kata Rania sambil melotot

“Huss gak boleh ngomong gitu, orangnya masih di depan” balas Dina

Pak rizieq adalah seorang guru ngaji panggilan. Seseorang yang baik dan ramah. Tinggal tidak jauh dari rumah keluarga Dina. Sebagai keluarga terpandang, pendidikan agama dan pendidikan sekolah sangat ketat ditanamkan dina sekeluarga. Baik guru les privat setiap mata pelajaran dipanggil untuk kesuksesan pendidikan anak mereka.

“Habis kurang ajar orang itu bu, pas ibu bungkuk ngasih minum, matanya jelalatan, lihat celahan payudara dibalik daster ibu”

“Hahaha masih ada yang suka sama ibu ya, lah wong umur udah mau 50” kata dina sembari tertawa

“Pokokknya ibu hati hati aja, udah rani bilangin ryan diajar temen rani aja, atau jangan jangan orang itu pengen tidur sama ibu”

Seketika dina dan anaknya tertawa. Memang benar meskipun sudah berumur 47 tahun. Kecantikan dina semakin hari semakin memancar. Lekukan tubuh indah, kulit kencang kuning langsat, perut rata sedikit lemak.

Payudara ranum dimana semua itu dipercantik dengan jilbab yang ia kenakan ditambah sikapnya yang ramah, ceria dan murah senyum menambah sempuran kecantikan paripurnanya.

Anaknya rani juga sangat cantik dengan pipi tembem, kulit putih mulus dan kacamata yang dapat membius setiap laki laki yang memandanganya. Bagai apel jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Pria tua hitam berumur 62 tahun tersebut sedang kesal. Bagai kalah perang di setiap perjalanan menuju rumahmya ia menendang apapun yang berada di depannya. Wajahnya yang penuh keriput kini sedang cemberut kesal menambah buruk rupa dirinya.

Di balik kesan alimnya di depan keluarga Dina. Sebenarnya ia adalah orang yang paling tidak disukai di daerah pemukiman asalnya. Ia adalah sosok pemarah, peminum dan juga genit/cabul terutama kepada wanita wanita segar

Di kampung asalnya, ia sempat diusir karena dituduh sebagai ustadz cabul yang menghamili salah satu santri. Sempat dipenjara sekitar 5 tahun dan dikeluarkan lebih awal oleh keponakannya yang berprofesi sebagai pengacara.

Dina dan anak anaknya adalah wanita yang ia impikan. Semenjak Hendra dan Dina pindah ke kompleks perumahan ini, pak rizieq tidak henti hentinya memperhatikan kemolekan dari satu persatu anak ibu yang semlohai tersebut. Ryan anaknya memang lucu karena baru 5 tahun tapi ia lebih suka kepada mbak mbaknya apalagi ibunya yang matang dan cantik.

Pak rizieq selalu caper kepada keluarga dina dengan selalu membantu bila ada kesusahan. Sampai lah ia mendapat kepercayaan untuk mengajari ryan ngaji berbekal ilmu yang dipelajari rizieq di kampung

Saat berjalan ia geleng geleng kepala melihat foto foto syur yang ia ambil tanpa seizin empunya. Speeti saat dina berjalan ia shoot pantatnya dari belakang ataupun saat ia lengah karena kancing daster atasnya terbuka sehingga memperlihatkan dadanya yang sentosa

“Hmmm ckckck mamamu sekseh ryan” gumam pak riziq dalam hati

“Coba lihat susunya itu kayak pepaya enak pasti kalau digigit, uhh lihat aja goyangan pantatnya saat ngambil air itu bapak bisa tubruk pakai kontol tuh, kalau si molek rani jtu gak curiga sama aku. Pasti sudah kuentot kamu dina”

“Kayaknya rani harus kukasih pelajaran juga deh, di kasur tapi hehe”

Karena tidak memperhatikan jalan, saat menyebrang pak rizieq tidak melihat ada motor di sebelah kiri dan

Bruakkk

Pak rizieq tertabrak.

Dina mematut dirinya di cermin. Ibu cantik tersebut telah melakukan banyak pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel dan mencuci baju. Apalagi di hari minggu ryan selalu minta jalan jalan ke taman sehingga ia juga harus menemaninya jalan. Suasana yang gerah dan tubuh yang capek membuat ia ingin mandi.

  • Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Saat membuka kancing atas dasternya, Hendra dengan cekatan memeluk tubuh molek istrinya dan dengan gerakan pelan memberi remasan lembut kepada payudara dina yang sudah terlihat.

“Ahhh mas jangan sekarang” desah dina

“Aku masih capek”

Hendra tidak menggubris lalu ia menciumi tengkuk istrinya sambil sedikit demi sedikit melucuti pakaian dina. Sambil terus meremasi susu dina perlahan, bibirnya bergerak dari tengkuk menuju ke telinga. Dengan sedikit gerakan, ia menggigit gigit telinga istrinya yang cantik jelita tersebut.

“Ayoo lah mas nanti saja habis aku mandi, aku masih bau” kata dina manja

Tidak enak juga menolak ajakan suami untuk bercinta. Apalagi suami yang tampan dan gagah seperti hendra. Dina sangat mencintai suaminya dan akan bersedia memberikan seluruh kenikmatan tubuhnya untuknya.

“Walau belum mandi keringatmu tetap wangi sayang”

Dina mulai rileks dan ikut ingin melayani suaminya. Hendra yang merasa mendapat lampu hijau mulai sedikit kasara. Ia sibakkan daster istrinya sampai kebawah. BH pink senada dengan warna kulit dina terpampang bersiap diterkam oleh pemilik sah tubuh tersebut yaitu hendra.

“Ckckck tubuh kamu masih indah sayang, kalau kamu jalan jalan sendirian di mall kamu pasti dikira abg”

“Abg sayang?? Aku sudah mau nenek nenek loh”

“Tubuh kamu tetep menggiurkan sayang, pantas saja pak riziq suka”

Kata hendra sambil ganas menjilat jilati leher istrinya untuk memberikan rangsang.

“Ihh istrinya dilihatin mesum kok seneng sayang?”

Hendra yang sudah konak maksimal akibat obrolan obrolan tersebut akhirnya menidurkan dina di kasur. Hendra lalu melucuti celana dalam dina dan membuka BH-nya. Kini Dina sudah telanjang bulat di depan hendra.

“Kalau nenek neneknya seksi kayak gini, aku yakin cowok muda pun mau nidurin kamu sayang” kata hendra mesum. Dina hanya tersenyum mendengar pujian dari suaminya tersebut. Yang ngomong gitu suaminya toh.

Hendra ambruk di tubuh dina, istri molek tersebut meregangkan kakinya memberi akses penuh kepada yang “berhak” menikmatinya. Dina mengaitkan kakinya lalu ia jepit dengan lembut. Beberapa sat kemudian ujung gundul kemaluan hendra akan masuk ke vagina dina. Hendra mungkin bukan orang yang ahli dalam urusan ranjang namun penisnya agak besar dan mampu memberikan kejutan baginya.

Ibu tersebut menahan nafas. Sang suami lalu melesakkan kontolnya ke dalam liang cinta istri. Dina bisa merasakan kontol tersebut hanya masuk beberapa centi karena kurangnya persiapan hendra. Sudah kepalang nafsu, hendra mendorong pinggulnya pelan agar penis tersebut bisa masuk seluruhnya. Dina melepas nafas dan mulai merasakan nikmatnya bercinta.

Tidak hanya dina, hendra juga melenguh keenakan vagina dina walau sudah punya anak 3 seperti tetap rapat dan memijat mijat nyaman penisnya. Dengan harmonis hendra menyetubuhi istrinya yang cantik jelita. Dina mendesah desah manja seperti menikmati padahal belum. Agar menjemput ambisi suaminya, ia mengikuti tempo gerakan penis hendra agar penis tersebut segera memuaskannya, namun dina lagi lagi harus sedikit kecewa.

Saat melihat cermin, hendra bisa melihat istrinya begitu binal mengikuti temponya. Karena sudah hampir sampai, hendra mempercepat gerakannya. Beberapa saat kemudian hendra pun orgasme. Dan ambruk di samping tubuh bugil dina.

Dina yang pengertian menciumi suaminya sambil tersenyum puas. Sebenarnya hendra adalah orang yang fluktuatif dalam bercinta. Terkadang bisa membuat dina puas terkadang juga tidak.

“Kamu binal banget sayang” kata hendra sambil tersenyum puas

“Yang binal kamu sayang kalau gak binal, ryan gak mungkin lahir, o ya ngomong ngomong kapan ya kita menjenguk anak pertama kita Risa, ia kan udah hamil 7 bulan?”

Risa adalah anak pertama dari dina, berumur 26 tahun berprofesi sebagai teller sebuah bank Bila difikir umur risa 26 tahun dan ryan 5 tahun terpaut jauh karena saat bersetubuh hendra dan dina gak nyangka bisa hamil lagi.

“Aku mandi dulu ya sayang bersihin peju kamu ini” kata dina tersenyum genit lalu mencium bibir hendra.

Saat menuju ke kamar mandi ia membuka pesan WA dari pak riziq

“Astagfirullah pak riziq kecelakaan”

Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Hari mengaji adalah hari yang ditunggu tunggu ryan. Dengan bersiul siul ia menyiapkan buku iqra 4 nya. Tak lupa ia menyiapkan kotak pensil bergambar superhero kesukannya. Semua sudah tertata rapi dan ryan siap mengaji. Beberapa kemudian dina ibunya memanggil.

“Ryann apa ngajinya gak libur dulu, pak izik masih sakit loh”

“Gak mau mamaa, kemaren ryan udah nggak ngaji loh”

“Sayang pak riziknya kasihan loh kalau disuruh jalan” tatap dina penuh keibuan

“Pokoknya gak mau mama, ryan maunya ngaji sekarang” kata ryan

Dina akhirnya mendesah pasrah dan menuruti keinginan Ryan memang anak yang rewel bila sudah ada kemauannya pasti tidak akan berhenti untuk mendapatkannya. Toh rewelnya ryan adalah rewel dalam hal kebaikan bukan rewel aneh aneh seperti anak zaman sekarang.

Suaraa bel berbunyi

Dina membukakan pintu

Pak rizieq tersenyum seram.

  • Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Sudah 30 menit pak rizieq mengajar ryan ngaji. Pria tua itu gusar dan dilanda kebosanan. Bukan karena mengajar ryan yang lucu dan banyak Oceh. Ryan memang anak yang lucu dan menggemaskan. Namun ia lebih tertarik lagi dengan ibunya yang seksi dan menggiurkan.

Dina sebenarnya berpakaian kebaya putih dan berjilbab saat bertemu pak riziq karena akan kondangan ke rumah koleganya. Hanya dengan begitu saja dina sudah dan terlihat menarik dan menggiurkan di mata pak rizieq

“Uhhh tetekmu loh” kata pak rizieq sambil mengawasi jelita tersebut dari ruang depan.

Setan memang pandai membisikkan nafsu kepada anak adam. Pak riziq sudah ngaceng berat. Di rumah hanya ada ryan dan dina. Kesempatan seperti ini tentunya akan dimanfaatkan dengan baik oleh pak rizieq untuk menikmati tubuh sang dara.

“Heehheheh tunggu saja nduk” tawa

Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Dina membenarkan lipstiknya dan membenarkan jilbabnya yang sedikit tidak rapi. Ia beruntung dalam hatinya punya keluarga alim dan bahagia seperti yang dimiliki saat ini. Meskipun tidak kaya kaya amat ia sangat bersyukur semuanya aman dan terkendali.

Saat melihat cermin, ia kaget karena pak rizieq telah masuk ke kamarnya sambil menatapnya lekat lekat seakan seperti akan menerkamnya.

“Pak rizieq ada apa?”

“Kaki saya sakit bu, ada minyak kayu putih”

Kata kata pak rizieq sambil terpincang pincang masuk ke dalam kamar dina.

Dina sebenarnya kesal karena orang ini sudah lancang masuk ke kamar pribadi hendra dan dina. Dengan berusaha sopan ia membopong pak rizieq dan ia dudukkan di kasurnya. Dina lalu mengambil kayu putih di lemari

“Yang mana yang sakit pak”

“itu ndukk di daerah kaki”

Dina lalu memberi kayu putih pada kaki pak rizieq. Pak rizieq hanya bersiul siul saja senang karena merasa dilayani oleh bidadari seperti dina. Tak terasa celana pak rizieq mengembung karena isinya sedang ngaceng. Dina mendengus kesal karena orang seperti pak rizieq ternyata mesum. Namun ia tahan takut tidak sopan

“Udah pak?”

“Udah ndukk”

Belum sempat mengembalikan botol minyak kayu putih, pak rizieq dengan sigap memeluk dina dan menjatuhkannya di kasur. Dina reflek memutar badan dan mencoba lari tetapi tangannya sudah ditangkap pak rizieq. Dina berusaha meronta ronta dan bersuara namun mulutnya sudah ditahan oleh tangan kasar pak rizieq.

Dengan nakalnya dada dina diraba raba dan di remas remas keras sampai dina kesakitan. Dina berusaha melarikan diri namun usahanya sia sia ia telah dikunci sepenuhnya oleh tubuh kuat pak rizieq. Karena kesal dengan perlawanan dina pak rizieq mengeluarkan pisau lipatnya dan menempelkannya ke leher dina.

“Aku lelah dengan perlawananmu manis” kata pak rizieq sambil melepaskan tangannya dari mulut dina

“Jangann pak kumohon jangan, nanti saya akan teriak minta tolong”

“Aku yakin kamu tidak akan melakukan itu nduk, karena aku yakin kamu butuh tidur dengan lelaki sejati”

“Bapak gilaa, bejat”

“Aku belum gila nduk, saat aku gila nanti bila kamu tidak menuruti keinginanku lalu kubunuh anak anak beserta suamimu. Tapi anak anakkmu kuperkosa dulu hehe”

Dina sangat ketakutan akan ancaman pak rizieq. Ancamannya begitu serius dan mengintimidasi. Tak terasa air mata meleleh melalui pipi dina yang mulus dan dengan tidak tahu dirinya, pak rizieq menyeka air matanya.

“Kenapa kamu menangis nduk, kamu gak suka tidur dengan gelandangan pincang seperti aku. Aku yakin sebentar lagi tangismu akan berganti dengam jerit nikmat yang akan mengantuimu setiap hari” kata pak rizieq penuh percaya diri.

Merasa rontaan dina melemah pak rizieq lalu menidurkan dina, ia lalu lekas nyosor ke seluruh tubuh wangi sang bidadari yang terbungkus indah dibalik jilbab dam kebaya. Tak ia sia siakan menciumi menguliti tubuh indah yang selalu menjadi mimpi indahnya saat tidur. Dina hanya bisa memejamkan mata setengah berharap mimpi buruk ini segera berakhir.

Kemudian tangan pak rizieq bergerilya hebat menyusuri lekukan indah tubuh sang bidadari. Merasa terganggu maka ia copoti baju kebaya dina dari kancing atas nya, payudara bulat dina langsung saja dihisap hisap kuat oleh pak rizieq yang sudah kesetanan

“Astagfirullah” desis dina tertahan sambil mendorong kepala pak rizieq menjauh. Belum pernah dina mendapat foreplay pada payudaranya seenak ini. Dikuasai perasaan bersalah dina mencoba sebisanya mendorong pak rizieq.

Pak rizieq sangat senang karena mangsanya sudah jatuh dalam pusaran birahinya sendiri. Ia lalu bergerak lebih intens meremas remas payudara dan menjilat jilat sekujur tubuh dina yang sudah setengah telanjang di depan lelaki non mahramnya.

Ingin segera mendapat hidangan utama, pak rizieq lalu mulai melepas rok kebaya dina lalu celana celdam dina. Ia sangat takjub dengan memek terawat yang sedikit ditumbuhi bulu.

Dengan kesetanan pak rizieq menjilat jilat memek dina dengan intens. Dina menggigil keenakan karena belum pernah merasakan ini sebelumnya. Sebagai seorang dokter ia tahu vagina adalah tempat kotor dan tidak boleh dijilati atau di oral karena bisa kena kanker mulut atau HIV. Namun rasa enak yang ia rasakan menghancurkan itu semua.

“Ugghhh pakk uhh pakk” desis dina sambil mencoba mendorong kepala pak rizieq menjauhi kepalanya

Slurpp

Slurrphh

Uhh

Ohhh

Slurpp

Suara itu memenuhi ruangan beruntung ryan fokus pada mainannya. Dengan kecepatan maksimum, pak rizieq mengeluarkan penis hitam kebanggannya dan menunjukkannya ke dina

Dina yang saat itu melihat begitu kaget dengan benda besar beruratt tersebut. Lebih besar dari hendra tentunya. Saat dina ketahuan tertegun melihat penis pak rizieq mukanya memerah dan malu. Ia lalu buang muka.

Dengan cengengesan pak rizieq mengarahkan ujung kontolnya ke vagina dina. Lalu bless penis tersebut hanya masuk setengahnya

“Ahhh uoohhhh” dina merasakan nikmat luar biasa

Walau setengah penis tersebut berdenyut denyut dan merajai seluruh ruang ruang rahim dina. Tanpa menyia nyiakan kesempatan pak rizieq mulai mendorong dorong penisnya agar masuk seutuhnya. Lalu ia genjot dina pelan pelan.

Tak hanya dina, pak rizieq mendapat sensasi luar biasa dari jepitan memek dina yang bagai memek perawan tersebut. Maklum selain rajin olahraga kegel dina juga rajin minum jamu.

“Uohhhh ahhh enak sekali bu dina memekmuu ohhh”

Pak rizieq benar benar sumringah dan sangat puas bisa ngentor dengan wanita impiannya dengan semangat ia benar benar memaju mundurukan penisnya agar mendapat kepuasan optimal.

“Uohhhh ahhh iya pakhh teruss” desah dina

Entah tubuh dina benar benar mengkhianati nuraninya, kaki dina menjepit pinggul pak rizieq agar penisnya benar benar menumbuk tepat di vaginanya.

“Uhhhh ahhhh ahh mau keluar bu hendra” kata pak rizieq menggoda

Karena malu mendengar nama hendra suaminya. Ia membuang muka lagi dan melihat di cermin kamarnya. Seorang istri yang cantik semlohai dan alim ditiduri oleh seorang ustadz cabul yang pincang

Beberapa saat kemudian pak rizieq orgasme dan menyemprotkan maninya ke vagina dina. Tak ingin ketinggalan mengambil bonus, ia kecup pelan bibir dina sebelum akhirnya ambruk ke samping. emikoblue.com

“Terimakasih ibu dina, saya benar benar puas, ibu benar benar enak dan cantik”

Tak ingin mendengar gombalan dari tetangga yang bejat tersebut. Dina memberanikan diri untuk berkata

“Sudah ya pak ini yang pertama dan terakhir kali, aku tidak akan melaporkannya tapi jangan sentuh aku lagi”

“Hahaha enak saja kamu nduk, aku akan terus kesini dan menidurimu sampai aku bosan. Saat aku datang ke rumah ini, aku harap kamu melebarkan kakimu selebar lebarnya agar mudah kugauli”

Dina mulai menangis ternyata penderitannya belum usai

Bersambung…

Sekian tentang Cerita Dewasa Guru Ngajiku semoga pembaca senang menikmati ceritanya.