Categories
Cerita Dewasa Sma

Cerita Dewasa Pengalaman Pribadiku Bersama Sri

Cerita Dewasa Pengalaman Pribadiku Bersama Sri – Selamat datang sobat di Cerita Dewasa Emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca Emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca Emikoblue untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

Kisah ini murni pengalaman pribadiku yang kualami saat aku baru naik ke kelas 2 SMU (kira2 6 tahun yang lalu). Namaku Adi anak ke-4 dari 8 bersaudara, waktu itu liburan kenaikan kelas baru saja dimulai dan biasanya selalu aku rayakan bersama teman2ku dengan acara2 seperti berkemah di pantai atau menelusuri hutan lindung yang berjarak puluhan kilo dari kota kediamanku.

Tapi saat liburan ini hal tersebut diatas tidak dapat kami lakukan karena sebagian besar teman2 dekatku itu menghabiskan liburan mereka keluar kota / pulau (kotaku berada dipulau Kalimantan) sehingga aku putuskan untuk menghabiskan liburan kerumah nenekku di kampung (kira-kira 143 Km dari kotaku). Setelah menempuh perjalanan selama 1 hari sampailah aku dirumah nenekku, waktu itu sekitar jam 4 sore.

Ternyata disana sudah ada beberapa sepupuku (dari kota yg lain) yang juga akan merayakan liburan mereka selama kurang lebih 2 mingguan, umur mereka rata2 antara 8 – 12 tahun. Yang paling besar namanya Sri (anak sulung dari adik mamaku, ketiga adiknya laki-laki semua) berwajah manis dengan hidung yang mancung dan kulit tubuh putih mulus, walaupun baru kelas 1 SMP tetapi badannya sudah padat berisi dan mulai berbentuk (bongsor).

Kejadiannya bermula ketika kami sama2 mandi sore (sekitar jam 5-an) di sungai kecil yang dangkal (kira2 100 m dibelakang rumah nenek) saat itu secara tidak sengaja aku melihat kearah Sri yang sedang membetulkan kain kembannya yang kendur, betapa kagetnya aku begitu terlihat selintas susu Sri yang mulai ranum dengan puting yang kemerah2an (karena kulit Sri sangat putih dan mulus).

Aku merasakan kontolku langsung ngaceng dan keras (maklum, untuk umurku saat itu memang sedang tegangan tinggi), lalu aku berfikir keras mencari cara untuk mendekati Sri (kami sudah lama tidak bertemu, sehingga kurang akrab).

Ketika aku tengah melamunkan hal-hal jorok tiba-tiba Sri berteriak “Aduh !” dan secara reflek aku menoleh kearahnya ternyata dia terpeleset saat berjalan dipinggir sungai dengan segera aku berlari kearahnya untuk menolongnya (saat itu sepupu2ku yang lain sedang asyik bermain air sambil mandi sekitar 15 m jaraknya). “Ada apa Sri ?” tanyaku, “Aku terpeleset Bang waktu hendak naik dari sungai ” jawabnya sambil meringis menahan sakit.

Aku langsung membopong tubuhnya ke tempat permandian yang terbuat dari papan seluas 3 m persegi, lalu membantu mengurut kakinya yang keseleo. Pertama kali aku memijit kakinya Sri berteriak kecil “Aduh! sakit Bang!”, “Oke.. oke.. aku akan memijitnya pelan-pelan” sahutku.

Kemudian aku mengendurkan pijitanku di sekitar kakinya, sambil terus meringis Sri memejamkan matanya menahan sakit “Wah, kesempatan untuk mengintip nih!” fikirku sambil melotot kearah susu Sri yang mulai berbentuk dan yang lebih menggairahkanku kain kembannya yang basah membuat susunya samar2 terlihat jelas dan membayang. Semakin lama semakin asyik aku memijiti kakinya sementara itu Sri cuma tinggal memejamkan matanya saja tetapi suara rintihannya sudah tidak terdengar lagi.

Perlahan-lahan aku mulai menggeser pijatanku dari engsel kakinya kearah betis dan terus keatas betis tepat dibelakang engsel lututnya “Wah, putih benar kulitnya mana mulus lagi..” fikirku sambil menelan ludah. Sekarang gerakan tanganku bukan memijit lagi tetapi telah berubah jadi mengelus-elus, sementara Sri semakin terpejam dan samar2 kudengar suara nafasnya semakin tidak beraturan “Sudah terangsang dia..” fikirku.

Tiba-tiba sepupu2ku yang tadi asyik mandi sudah berada didekat kami “Ada apa Bang Adi? Kenapa dengan kaki Kak Sri?” tanya mereka lugu, aku dengan cepat menurunkan tanganku kembali kearah engsel kaki Sri. “Ini, tadi dia terpeleset di tepi sungai dan kakinya keseleo jadi abang bantu membawanya kesini dan memijat kakinya” jawabku enteng. Kulihat raut wajah Sri yang menunjukkan sedikit kekecewaan karena terganggu oleh adik2nya.

Kemudian kami beranjak pulang karena hari sudah mulai malam, dengan agak terpincang Sri berjalan sambil berpegangan denganku. Malam itu aku tidur larut sekali karena keasyikan ngobrol dengan kakek dan pamanku, ketika masuk kekamar tamu kulihat sepupu2ku (yang laki-laki) sudah tidur semua tetapi tidak beraturan sehingga aku tidak melihat ada ruang untuk aku tiduri. Kemudian aku keluar kamar berniat tidur di ruang TV, tiba-tiba terdengar suara kakekku yang bertanya mengapa aku tidak tidur di kamar tamu setelah aku jelaskan beliau menyuruhku untuk tidur dikamar nenek bersama nenekku (Kakekku punya kamar sendiri bersebelahan dengan kamar nenek).

Pertama-tama aku tidak melihat dengan siapa nenek tidur diatas ranjangnya karena lampu kamar yang sudah dimatikan dan hanya bercahayakan lampu teplok (nenekku selalu tidur dengan lampu minyak tanah yang digantung di dinding kamarnya), aku langsung merebahkan diri dilantai yang beralaskan tikar dengan sebuah bantal itu. Sekitar sepuluh menit saat akan terlelap tiba2 aku melihat ada yang berdiri dari ranjang nenekku menuju keluar untuk buang air kecil.

Setelah kembali baru aku tahu bahwa yang keluar barusan adalah Sri sepupuku “Kebetulan nih..” fikirku, seketika itu pula hilang rasa kantukku dan secara perlahan-lahan dengan setengah berbisik aku bertanya “Gimana Sri kakimu, masih sakit?” “Eh Bang Adi, belum tidur Bang?” Sri balik bertanya. “Iya nih, aku baru saja selesai ngobrol sama kakek dan paman. Jadi keadaan kakimu gimana?” lanjutku bertanya. “Masih sedikit sakit Bang, tapi agak mendingan setelah diolesi nenek dengan minyak urut” jawabnya. “Coba sini aku bantu pijiti” kataku asal, “Memangnya abang belum pengen tidur?” tanyanya “Iya, sekalian nungguin mataku ngantuk” jawabku sekenanya.

“Tapi pelan2 ya Bang?” “Iyaa..” jawabku bersemangat. Dengan posisi aku di lantai dan Sri berbaring diatas ranjang (nenekku sudah lama terlelap) aku memulai aksiku seperti tadi sore. Tapi untuk saat ini aku tidak berlama-lama memijit bagian kakinya yang sakit, karena utk sesaat kemudian tanganku sudah berada tepat dibelakang lutut Sri dengan gerakan membelai bukan memijit. “Mmmh. geli Bang.” ujar Sri sambil terpejam, aku hanya diam. Sekitar sepuluh menit kemudian kudengar nafasnya sudah mulai tak beraturan, lalu aku mulai berani menaikkan sasaran tanganku kearah pahanya yang putih mulus (saat itu dia hanya mengenakan celana pendek yang agak longgar).

Sri kembali mendesah lirih “Sshh..” sementara kedua tanganku semakin gila menggerayangi kedua pahanya yang semakin terbentang lebar. Untuk sesaat kami masih sibuk dengan aktifitas yang mulai memanas itu, lalu aku berinisiatif untuk menyuruhnya turun dari atas ranjang “Coba dibawah saja Sri sama Abang, nanti mengganggu nenek” ajakku setengah berbisik. Ia hanya mengangguk lemah menanggapi ajakanku sambil turun kebawah secara perlahan-lahan.

Begitu Sri mulai merebahkan tubuhnya disampingku, aku mulai melanjutkan aksiku yang terhenti sejenak tadi. Semakin keatas tanganku, semakin cepat pula dengusan nafas Sri terdengar. Tanpa ragu-ragu aku mulai menyentuh bagian pinggir celana dalam Sri dengan jemariku, sesaat kemudian jari-jariku sudah tepat berada dibagian depan cd-nya “Ahhh.” terdengar dengusan lirih yang panjang dari Sri dengan mata yang tetap terpejam.

Kurasakan cairan kental yang mulai membanjiri celana dalamnya semakin banyak. Ketika kulihat mulutnya sedikit terbuka, dengan reflek aku langsung menyumbat mulutnya dengan mulutku “Ehh.!” serunya dengan mata melotot menatapku sambil melongo. Aku terus memainkan lidah dan bibirku didalam mulutnya sekenanya (maklum aku juga belum pernah berciuman dengan seorang gadis), sejenak Sri terperangah. tetapi semakin lama kulihat matanya semakin redup karena merasakan dua sensasi kenikmatan di dua tempat yang berbeda (bibir dan vaginanya). Kurasakan mulutnya mulai bergerak bersamaan dengan lidahnya, menyambut liarnya lidahku yang menari bebas didalam mulutnya “Mmmmhhhh. sshhhhhh.” bunyi nafas kami bersamaan yang sedang didera libido hebat.

Sekarang aku mulai menjilati bagian leher Sri yang jenjang hingga kebelakang telinganya (foreplay ini kuketahui dari film2 bokep yang sering aku lihat bersama teman-temanku) seiring dengan pelukannya yang semakin erat melingkari tubuhku, aku semakin liar. sesudah beberapa kali lidahku bolak-balik menjilati leher dan telinganya segera kuangkat baju kaos oblong Sri yang sudah acak2an dengan maksud membukanya.

Agak susah juga karena baju yang dipakainya agak sedikit ketat dan ketika aku berhasil membukanya. ups!! Ternyata dia tidak memakai BH! Sejenak aku tertegun menyaksikan pemandangan indah dua bukit kembar yang sedang mekar dan mulai mengeras dihadapan mataku dengan kedua puting yang merah menantang seolah-olah mengundangku untuk mencicipinya.

Dengan wajah malu2 Sri menutupi kedua susunya dengan tangannya, tak kubiarkan lama.. segera kuserang lagi bibir mungil yang tersaji indah disampingku dengan hebat. Hingga perlahan-lahan mulai kuturuni leher Sri jengkal demi jengkal hingga. mulutku tepat bersarang di puncak bukitnya yang sebelah kiri!

“Ahhh.!” seru Sri merasakan rasa geli bercampur nikmat di kedua puting susunya ketika lidah dan mulutku secara bergantian menjilat dan menyedot kedua bukit kembarnya dengan rakus. Sementara mulutku sibuk, tanganku mulai menyusup dari atas celana dalamnya kepermukaan vaginanya. Kurasakan bulu-bulu halus yang masih jarang tumbuh disana, lalu dengan perlahan-lahan kumasukan jari tengahku ke liang vaginanya yang masih sempit itu. Kugesek ke kanan dan kiri ujung jariku dipermukaan vaginanya “Ohhh. ahhh. mmmmmhh.” dengusan Sri semakin tak terkendali, sesaat kemudian. “Aku mau kencing Banghh.” ucapnya lirih. Aku hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh.

mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sri mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas. untuk beberapa detik kemudian terhempas kebawah secara cepat “Dug..” bunyi pantatnya yang montok ketika terhempas kelantai. Aku rasakan jepitan yang lumayan keras di liang vaginanya pada jariku dan berdenyut-denyut kurang lebih 10 detik lamanya “Dia sudah orgasme nich.” fikirku sambil menghentikan seranganku kemudian menatapnya dengan tersenyum.

“Gimana yang, enak nggak?” tanyaku setengah berbisik, dia hanya mengangguk sambil tersenyum puas dengan kedua matanya masih terpejam. Kemudian secara tiba-tiba Sri merengkuhku kedalam pelukannya sehingga kami sekarang saling berpelukan kembali dengan posisi aku diatas dan dia dibawahku. “Enak Bang, enaaak sekali.” bisiknya ditelingaku sambil mempererat pelukannya. Sri tidak peduli lagi akan keadaannya yang sudah setengah bugil pada bagian atas, dia seolah-olah tidak akan melepaskanku lagi “Aduh. gue nanggung nih.” fikirku sambil membelai-belai rambut Sri yang hitam sebahu itu dan mengecup keningnya.

Tapi kalo aku mulai lagi sekarang aku takut Sri nggak merasakan sensasi sehebat yang tadi, jadi aku biarkan dia beristirahat sejenak. Setelah kurang lebih sepuluh menit kurasakan pelukannya mulai mengendur lalu kuperhatikan wajahnya yang cantik secara seksama, “ah.. sudah tertidur dia..” gumamku setelah terdengar dengkur halus yang teratur keluar dari hidungnya yang mancung.

Baca juga : Cerita Dewasa Berbisnis Dengan Tante Girang

Perlahan-lahan kulepaskan diriku dari pelukannya lalu kuusap batang kontolku yang belum mati2 dari tadi, kubuka sedikit kaki Sri yang sedang tidur terlentang dan tanganku mulai beraksi mempereteli celana pendek dan celana dalamnya secara bergantian sehingga tebentanglah pemandangan indah tubuh seorang gadis belia yang sedang mekar-mekarnya dihadapanku. Dengan sedikit tergesa-gesa akupun mulai menanggalkan seluruh pakaianku, lalu pelan-pelan kuarahkan kepala kontolku ke liang vagina Sri yang masih merah dan berbulu jarang itu.

Begitu hati-hati kugesek-gesekan kepala kontolku ke vagina Sri dengan gerakan keatas dan kebawah, semakin lama kurasakan semakin banyak lendir licin dari liang vagina Sri yang membasahi kepala kontolku. Tapi saat hendak kutekan kedalam kurasakan liang vagina Sri yang terlalu sempit untuk ukuran kontolku dan agak sedikit sakit di kepala kontolku, “kalo aku jebol perawannya sekarang berabe nih, soalnya nanti darahnya akan membasahi tikar dikamar nenek” fikirku.

Kuputuskan untuk tidak memasukkan kontolku terlalu dalam, hanya sepertiganya saja. Setelah agak lama dan dengan bersusah payah kutekan, kurasakan batang kontolku sudah terbenam sepertiganya kedalam liang vagina Sri lalu kupompa pantatku naik turun secara teratur dan perlahan-lahan. Mulanya agak seret dan sempit tetapi lama-kelamaan sudah mulai lancar “mmhhhh. ” dengusku sambil memperhatikan wajah cantik Sri yang masih tertidur pulas. Makin lama nafsuku makin tidak terkendali sehingga gerakan pantatku semakin cepat, tiba2 Sri terbangun. “Bang.!” serunya tertahan begitu melihat tubuhku sudah berada diatas tubuhnya dalam keadaan telanjang bulat dengan batang kontolku menghunjam diselangkangannya.

Tanpa menghentikan gerakan pantatku segera kulumat mulutnya yang sedikit terbuka dan. yess! Usahaku berhasil! Semakin lama kulihat matanya mulai meredup kembali dan tubuhnya mulai bergoyang kekanan dan kekiri mengimbangi gerakan tubuhku, aku semakin bernafsu. “ahhh. ohhhh.” desisnya perlahan. Untuk semakin membuatnya bernafsu kuarahkan jilatanku ke leher dan bawah telinga Sri lalu yang terakhir kukulum dan sedot secara bergantian kedua bukit kembarnya yang putih dan mulus sambil kuselingi dengan jilatan2 cepat “mmmhhhhh.. ” serunya lirih semakin bernafsu.

Setelah kurang lebih sepuluh menit kemudian. “Banghh. aku mau kencing lagihh.” ucapnya lirih tapi tidak kujawab malah semakin kupercepat gerakan memompaku diatas tubuhnya karena kurasakan juga sesuatu dari dalam kontolku yang akan melesak keluar. “Ahhh. uhhh.” desahan Sri semakin liar seiring dengan gerakan pantatnya yang semakin kuat sehingga tanpa disadari posisi kami sekarang sudah mepet didinding kamar nenek, aku juga nggak mau kalah pompaan pantatku diatas tubuhnya semakin liar bahkan menjurus kasar. Lalu tiba-tiba Sri memelukku serta mengangkat pantatnya tinggi-tinggi secara reflek aku juga mengangkat pantatku untuk menjaga agar batang kemaluanku tidak terlanjur menjebol keperawanannya dan. “aaaaaaahhhh.” desahnya panjang ketika mengalami orgasme hebat untuk kedua kalinya, kurasakan denyutan vagina yang sangat kuat pada kepala kontolku yang sedang berada didalamnya membuat sensasi kenikmatan yang tidak terhingga pada diriku sehingga tanpa dapat kutahan secara tiba-tiba batang kontolku berdenyut keras lalu. “aaahhhh.. ” crot.! crooott. crooot! Cairan spermaku juga menyusul menyembur dengan keras kedalam liang vagina Sri membasahi rongga kemaluannya yang juga sudah penuh dengan lendir sehingga cairan spermaku ada yang meleleh keluar.

Kupeluk erat tubuh Sri yang sudah bermandikan keringat, untuk beberapa saat lamanya kami berpelukan sambil terpejam dengan sepertiga batang kemaluanku tertancap di vaginanya. Ada sekitar lima sampai enam kali semprotan kurasakan dari ejakulasiku tadi yang membuat liang vaginanya terasa becek, kemudian kucabut batang kontolku yang sekarang terlihat kemerah-merahan karena jepitan vagina Sri yang masih perawan itu.

Kuambil celana dalamku yang tergeletak disamping tubuhnya lalu kuusapkan disekitar liang vaginanya untuk membersihkan lelehan air maniku agar tidak tumpah ke atas tikar nenek, sekilas baunya seperti aroma pemutih pakaian.

“Tadi abang kencing didalam memek Sri ya?” tanyanya pelan, aku lalu tersenyum “Itu bukan kencing Sri, tapi sperma abang. itu tandanya abang sudah sampai di puncak kenikmatan sama seperti kamu” jawabku sambil membetulkan posisi badanku. Kemudian kukecup lembut bibirnya lalu berkata “Terimakasih sayang, memekmu sangat enak” lalu dipeluknya aku seraya berbisik “Sama-sama Bang, punya Abang juga enaaak banget nanti setiap malam kita begini lagi ya Bang?” ujarnya lirih sambil tersenyum manis sekali.

Malam itu kami tertidur sambil berpelukan sampai terbangun sekitar jam setengah empat pagi saat ayam mulai berkokok, kemudian kami berpakaian kembali dan merapikan diri agar tidak ada orang dirumah nenek yang curiga atas kejadian tadi malam.

Categories
Cerita Dewasa Sma

Cerita Dewasa Hilangnya Perjakaku di Tempat Pijit

Cerita Dewasa Hilangnya Perjakaku di Tempat Pijit – Selamat datang sobat di Cerita Dewasa Emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca Emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca Emikoblue untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

Giliranku kali ini mendapatkan projek di kota B yang berhawa sejuk dan merupakan kota idolaku. Dulu aku sempat lama berdiam di kota ini ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini.

Sebagaimana projek-projek lain yang sering kukerjakan maka tidak ada perkecualian projek ini juga menuntut energi dan pikiran ekstra keras karena ketatnya jadwal. Salah satu hal yang menyebalkan di kota ini adalah masalah taxi yang buruk kondisinya dan lagi jarang mau menggunakan argo sehingga harus selalu melakukan negosiasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sering aku mencari hotel terdekat dengan lokasi projek sehingga dapat dicapai dengan jalan kaki hanya beberapa menit.

Minggu ini adalah puncak-puncaknya pekerjaan sehingga keletihan amat sangat terasa. Hal ini menyebabkan aku malas pulang week end ke kota J di mana aku tinggal. Kurencanakan Sabtu pagi besok saja untuk pulang menggunakan kereta api. Karena anggota tim lain selalu pulang ke J (semuanya berdomisili di J) di akhir minggu maka kini tinggal aku sendirian.

Setelah makan malam di restoran hotel aku masuk ke kamar sambil nonton acara-acara TV. Berhubung hotel ini bukan hotel mewah maka channel acara TV-nya pun terbatas, untuk mengirit ongkos operasional kali. Setelah satu jam aku mulai dihinggapi kejenuhan. Mau tidur masih amat susah karena malam begitu larut, baru jam 8an, dan badan yang amat letih ternyata malah membuat sulit untuk segera beristirahat tidur. Tiba-tiba aku teringat biasanya hotel ada info layanan pijat. Kucari-cari brosurnya tidak kutemukan. Tanpa kurang akal kutelpon operator untuk menanyakan apakah di hotel ini bisa dicarikan tukang pijat. Ah lega rasanya ketika dijawab bisa dan akan segera diantar.

Sambil menunggu kedatangan tukang pijat aku mulai mencoba kembali menikmati acara-acara di layar TV. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini. Ah beginilah nikmatnya masih bujangan (sebagai lelaki berusia 35 aku jelas termasuk telat menikah, hehe biarin masih enak sendiri kok), waktu masih bisa diatur sesuka hati. Coba kalau berkeluarga sebagaimana kawan-kawanku itu, pasti mereka harus buru-buru pulang sementara masih harus berjuang untuk mendapatkan tiket kereta karena penuhnya calon penumpang di akhir minggu.

Sejam kemudian ada suara ketukan pintu, ah sudah datang, batinku dengan girang. Ketika kubuka aku agak sedikit heran karena tukang pijatnya ibu-ibu berumur 45-an lebih kira-kira. Tinggi tubuh sekitar 155 cm, berkulit kuning bersih, wajah sudah menunjukkan usianya yang memang sudah matang. Dengan mengenakan jaket kain dan bercelana jean yang agak ketat. Dengan santunnya dia permisi untuk masuk. Kupersilakan dia masuk sementara pengantarnya yang adalah bell boy kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah di dalam kamar kupersilakan duduk dulu di kursi pojok kamar. Aku ijin sebentar ke toilet untuk pipis karena aku memang termasuk orang yang nggak tahan dingin (sudah di kota yang dingin ber-AC pula) sehingga sering pipis. Daripada nanti pas ditengah-tengah aksi pemijatan aku kebelet mendingan kukeringkan dulu kantong pipisku. Kan nggak nyaman pas lagi merem-melek dipijat eh kebelet pipis, pasti akan merepotkan.

Setelah selesai dari toilet kulepas kaos dan celana pendekku sehingga tinggal CD saja. Lalu kulihat ibu itu membuka jaketnya sehingga hanya memakai kaos ketat hitam saja. Wah ternyata si ibu ini masih bagus juga badannya, kelihatan perut masih kencang. Tanpa banyak buang waktu langsung aku tengkurap di atas ranjang. Ibu tukang pijat mendekat dan mengatakan maaf serta mohon ijin untuk mulai pemijatan. Pertama yang dipijat adalah telapak kaki. Ah nyamannya. Telapak kakiku yang telah kaku-kaku ditekan-tekan dan kemudian diurut.

Aku tak mau banyak bicara agar Si Ibu lebih fokus pada pekerjaannya dan aku konsentrasi agar kenikmatan yang kuraih dari pijatan-pijatan maksimal. Setelah selesai dari telapak kaki mulailah naik menuju ke betisku yang tak kalah kakunya. Rupanya betis kaku kalau dipijat menimbulkan rasa nyeri sehingga aku sedikit meringis. Rupanya Si Ibu tahu kesakitanku lalu sedikit dikurangi tekanannya. Selesai ditekan-tekan kemudian diurut-urut. Untuk urut dipakailah cream agar licin.

Begitu sampai menuju paha tiba-tiba kudengar suaranya..

“Den, maaf CD-nya dilepas saja biar nggak kotor kena minyak. Maaf ya.”

Karena logis alasannya ya kulepas saja meskipun membuatku kikuk (aku sering dipijat tetapi biasanya pria tuna netra). Aku lepas CD-ku dengan hanya mengangkat pantat terus kuperosotkan keluar dari kaki. Menurutku Si Ibu nggak dapat melihat “adikku”. Lalu aku mapan lagi agar pijatan dapat diteruskan. Mulanya paha luar yang mendapatkan giliran. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Dengan mengurut dari arah bawah menuju atas, stop press!! Bisakah anda bayangkan?

Jari-jarinya, kayaknya ibu jarinya (aku nggak bisa lihat sih) secara halus menyenggol kantong-kantong kejantananku. Serr. Kudiamkan. Kemudian pantatku mulai dijamahnya dengan cara melingkar dari bawah ke atas luar terus turun masuk ke dalam dan berakhir di.. Ujung selangkangan persisnya tengah-tengah antara kedua kantong kejantananku. Serr. Serr. Uenak sekali. Aku heran agak lama juga dia ini bermain di wilayah sensitif ini. Tapi biarlah, enak ini. Hehe. Eh ketika sedang enak-enaknya menikmati jari-jari lihainya yang baru pertama kali kunikmati sensasi kenikmatan tiada tara ini berlangsung tiba mulai naik ke arah pinggang. Agak kecewa juga, tapi kutahan biarlah dia menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan prosedur standar pemijatan yang dia praktekkan.

Baca Juga : Cerita Dewasa Bercinta Dengan Cewek Mabok

Begitu selesai dengan leher belakang sebagai bagian teratas yang dirambahnya, tiba-tiba dengan ‘cool’-nya memerintahkan untuk telentang. Wah kacau ini. Bisa ketahuan nih kalau adikku ternyata telah terjaga. Tapi ya sudahlah biarkan segalanya berlalu dengan alamiah. Yang sudah telanjur tegak biarlah begitu. Hehe.

Mulai lagi Si Ibu dari bawah yaitu bagian depan telapak kaki. Mulai saat ini sudah tidak mampu lagi kunikmati pijatan dari detik ke detik dan setiap inchi anggota tubuhku. Aku hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika sudah merembet ke arah paha. Gara-gara pikiranku sudah terpandu oleh kerja hormon testosteronku maka jelas sudah, adikku semakin percaya diri untuk mengeras sebelum sentuhan terjadi.

Akhirnya tiba juga saat-saat yang kunantikan. Rupanya teknik yang dia lakukan di bagian pantatku tadi dipraktekkan juga di bagian depan. Aduh Mami, enaknya minta ampun, eh nambah. Sempat kutatap wajahnya, kulihat sekilas-sekilas dia melirik adikku. Hmm rupanya dia ingin tahu efek pijatannya apakah membuahkan hasil atau tidak. Dan tidak salah dia. Sukses besar. Bahkan si adik telah sedikit menitikkan cairan.

Ketika itu dia mencuri pandang ke aku. Aku menangkapnya. Mulai kuamati wajahnya untuk melihat lebih jelas seperti apa sebenarnya tampang Ibu ini. Biasa aja. Tidak menarik. Bahkan sudah ada beberapa kerutan. Sedikit. Tidak terlalu muluslah wajahnya. Tapi tidak berpengaruhlah itu karena nyatanya adikku tetap saja berdiri kayak tonggak, sedikit miring karena gravitasi.

Lagi asyik-asyiknya melayang-layang imajiku akibat aksi pijatan-pijatan yang berbentuk lingkaran-lingkaran itu tiba-tiba rambahannya sudah menuju perut. Ah. Sedikit down. Sedikit kecewa. Tunggu dulu, rupanya ketika di perut masih ada harapan untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan dahsyat itu. Ketika gerak maju-mundur di perut dengan formasi melingkar luar-dalam juga, ternyata setiap mundur gerakannya dibablaskan sehingga si adik tetap bisa menikmati sentuhan-sentuhan. Bedanya sekarang yang mendapatkan anugerah adalah bagian kepala adik. Sip. Sip bener ini. Kok ya ada tukang pijat sehebat ini. Apakah karena sudah ibu-ibu maka pengalamannya memijat bertahun-tahun yang membuatnya menjadi piawai begini? Mustinya iya.

Lalu, akhirnya pijatan di akhir bagian dada. Begitu selesai..

“Mau diapain lagi Den?”

“Maksud Ibu?” Tukasku.

Tersenyum simpul dia dan.. Tahu-tahu tangannya pura-pura pijat-pijat lagi di selangkangan tetapi dengan titik kontak gesekan ke ‘adik’ semakin besar dan lama.

“Oh tahu aku maksudnya”, pikirku.

Tanpa kujawab mulai kuelus punggungnya (dia duduk di pinggir ranjang dengan membelakangi). Dia diam dan mulai berani hanya mengelus khusus adikku saja, tidak lagi pura-pura menyentuh bagian lain. Kusingkap pelan kaosnya. Astaga, rupanya kondisi dalamnya terawat mulus. Tak kusangka padahal sudah seumur itu. Menggelegaklah kelelakianku. Tanpa terkontrol lagi aku yang tadinya telentang bangkit duduk sehingga punggungnya berhadapan dengan tubuh depanku dan tanganku yang kiri menyingkap kaosnya lebih ke atas lagi sementara yang kanan ke depan menjamah sang.. Tetek.

Dia sengaja mencondongkan dirinya ke arahku agar lebih mepet. Kulepas kaosnya dan dibantu dia sehingga sekarang setengah telanjang dia. Eits! Bulu keteknya nggak dicukur. Gairahku malah semakin meledak, kubalikkan badannya agar menghadapku. Dia menunduk mungkin malu atau minder karena umur atau ketidak cantikannya, entahlah, yang pasti dia telah dengan ahlinya melepaskan ‘nafsuku’ dari kandangnya. Kurebahkan dia dengan masih tetap pakai BH karena aku lebih suka menjamah teteknya dengan cara menyelinapkan tangan.

Kuserbu keteknya yang berbulu agak lebat itu (kering tanpa ‘burket’, kalaupun ‘burket’ toh nafsuku belum tentu turun) sambil terus meremas tetek. Kutindih dia. Celana jeans masih belum dilepas. Kususupkan tangan kananku ke dalamnya. Menyentuh veginya. Basah. Kupindahkan serangan ciumanku ke lehernya. Mendesah. Lalu mengerang-mengerang lembut dia. Kehabisan nafas aku, ketika kutarik kepalaku naik untuk mengambil udara ditarik lagi kepalaku. Ah rupanya ‘G-Spot’nya ada di leher belakang telinga sebelah kanan. Kuhajar lama dengan dengusan napas hidungku di wilayah itu. Semakin liar polahnya. Tangan kananku semakin dibasahi dengan banyak cairan. Kulepas tanganku dan kusuruh dia bangkit.

“Lepaskan BH dan celana ya”.

Tanpa tunggu lama wajahnya yang sudah merah merona itu mengangguk dan cepat-cepat semua yang kuingin lepas dilepasnya. Kupandangi sebentar teteknya, masih lumayan bulat. Kupandangi veginya, wow alangkah lebatnya. Kurebahkan lagi dengan segera. Kutindih lagi dia. Mengerang hebat. Nafasku memburu berat. Kukangkangkan pahanya. Dan bless.. Rudalku telah menghunjam ‘vegi’nya yang telah banjir itu. Kusodok-sodok sekuat tenaga. Semakin keras erangannya. Kuseret pahanya ke pinggir ranjang, dengan berdiri kuangkat kakinya menumpang di pundakku, kuarahkan kembali rudalku menuju veginya yang lenyap ditelan jembut. Kusibakkan terlebih dulu, lalu bless.. Bless.

“Argh.. Arghh.. Yang cepeth Denn Arghh.. Kencangin laggih Denn.. Auhh.. Ahh..”

Menjelang 10 menit mulai terasa hangat adikku.

“Akkhu.. Sudahh mauu.. Kelluaar.. Bikk.. Ahh.. Ahh”.

“Akkh.. Bibikh.. Jugah.. Denn. Ahh.. Argh”.

Dan tanpa dapat dibendung lagi jebollah lahar panas dari rudalku menyemburi lembahnya yang rimbun itu. Pada saat yang bersamaan. Sensasi kimiawi dari surga telah mengurasku menuju keletihan. Entah kenapa badanku yang sebelumnya sudah letih banget ternyata masih mampu mengeluarkan tenaga sebesar ini. Ibu ini memang lihai. Luar biasa kuakui.

Setelah berbaring-baring sekitar 15 menit Si Ibu minta ijin ke toilet untuk bersih-bersih diri. Kusiapkan amplop untuk memberinya kompensasi atas jasa kenikmatan luar biasa yang baru sekali ini kurasakan seumur hidupku. Tanpa dibukanya amplop itu sambil mengucapkan terima kasih dengan sopan, dia keluar kamar setelah mengenakan jaketnya kembali.

Sejak mengenal kenikmatan ‘pijat hotel’ itu, aku mulai sering mencoba-coba. Di kota B banyak sekali panti-panti yang berkedok pijat namun sesungguhnya yang ditawarkan adalah lebih dari sekadar pijat. Awalnya kucoba yang muda-muda dan cantik, akhirnya aku kembali mencari yang telah senior karena yang masih muda kuanggap belum banyak pengalaman dan tidak banyak kenikmatan yang kuraih. Di samping itu lebih aman secara kesehatan dengan yang tua karena jarang dipakai, sementara yang muda dan cantik laris diantri banyak pria dari berbagai lapisan dan dengan kondisi kesehatan yang sulit terkontrol pula.

Demikianlah kisah keperjakaanku yang hilang di tangan sang Ibu Pemijat. Aku tidak menyesal. Bahkan malah sulit melupakannya. Yang kusesali adalah mengapa kenikmatan yang sedemikian dahsyatnya baru kuketahui setelah setua ini.

Categories
Cerita Dewasa Sma

Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Cerita Dewasa Guru Ngajiku – Selamat malam sobat emikoblue. Perlu diingat untuk para pembaca emikoblue yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah sebatas hiburan semata. Cerita ini tidak ada tujuan untuk menjelekkan salah satu agama manapun.

Saya harap para pembaca untuk bijak dalam Cerita Dewasa Guru Ngajiku ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

“Bu aku mau pokoknya tua bangka itu pergi” kata Rania sambil melotot

“Huss gak boleh ngomong gitu, orangnya masih di depan” balas Dina

Pak rizieq adalah seorang guru ngaji panggilan. Seseorang yang baik dan ramah. Tinggal tidak jauh dari rumah keluarga Dina. Sebagai keluarga terpandang, pendidikan agama dan pendidikan sekolah sangat ketat ditanamkan dina sekeluarga. Baik guru les privat setiap mata pelajaran dipanggil untuk kesuksesan pendidikan anak mereka.

“Habis kurang ajar orang itu bu, pas ibu bungkuk ngasih minum, matanya jelalatan, lihat celahan payudara dibalik daster ibu”

“Hahaha masih ada yang suka sama ibu ya, lah wong umur udah mau 50” kata dina sembari tertawa

“Pokokknya ibu hati hati aja, udah rani bilangin ryan diajar temen rani aja, atau jangan jangan orang itu pengen tidur sama ibu”

Seketika dina dan anaknya tertawa. Memang benar meskipun sudah berumur 47 tahun. Kecantikan dina semakin hari semakin memancar. Lekukan tubuh indah, kulit kencang kuning langsat, perut rata sedikit lemak.

Payudara ranum dimana semua itu dipercantik dengan jilbab yang ia kenakan ditambah sikapnya yang ramah, ceria dan murah senyum menambah sempuran kecantikan paripurnanya.

Anaknya rani juga sangat cantik dengan pipi tembem, kulit putih mulus dan kacamata yang dapat membius setiap laki laki yang memandanganya. Bagai apel jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Pria tua hitam berumur 62 tahun tersebut sedang kesal. Bagai kalah perang di setiap perjalanan menuju rumahmya ia menendang apapun yang berada di depannya. Wajahnya yang penuh keriput kini sedang cemberut kesal menambah buruk rupa dirinya.

Di balik kesan alimnya di depan keluarga Dina. Sebenarnya ia adalah orang yang paling tidak disukai di daerah pemukiman asalnya. Ia adalah sosok pemarah, peminum dan juga genit/cabul terutama kepada wanita wanita segar

Di kampung asalnya, ia sempat diusir karena dituduh sebagai ustadz cabul yang menghamili salah satu santri. Sempat dipenjara sekitar 5 tahun dan dikeluarkan lebih awal oleh keponakannya yang berprofesi sebagai pengacara.

Dina dan anak anaknya adalah wanita yang ia impikan. Semenjak Hendra dan Dina pindah ke kompleks perumahan ini, pak rizieq tidak henti hentinya memperhatikan kemolekan dari satu persatu anak ibu yang semlohai tersebut. Ryan anaknya memang lucu karena baru 5 tahun tapi ia lebih suka kepada mbak mbaknya apalagi ibunya yang matang dan cantik.

Pak rizieq selalu caper kepada keluarga dina dengan selalu membantu bila ada kesusahan. Sampai lah ia mendapat kepercayaan untuk mengajari ryan ngaji berbekal ilmu yang dipelajari rizieq di kampung

Saat berjalan ia geleng geleng kepala melihat foto foto syur yang ia ambil tanpa seizin empunya. Speeti saat dina berjalan ia shoot pantatnya dari belakang ataupun saat ia lengah karena kancing daster atasnya terbuka sehingga memperlihatkan dadanya yang sentosa

“Hmmm ckckck mamamu sekseh ryan” gumam pak riziq dalam hati

“Coba lihat susunya itu kayak pepaya enak pasti kalau digigit, uhh lihat aja goyangan pantatnya saat ngambil air itu bapak bisa tubruk pakai kontol tuh, kalau si molek rani jtu gak curiga sama aku. Pasti sudah kuentot kamu dina”

“Kayaknya rani harus kukasih pelajaran juga deh, di kasur tapi hehe”

Karena tidak memperhatikan jalan, saat menyebrang pak rizieq tidak melihat ada motor di sebelah kiri dan

Bruakkk

Pak rizieq tertabrak.

Dina mematut dirinya di cermin. Ibu cantik tersebut telah melakukan banyak pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel dan mencuci baju. Apalagi di hari minggu ryan selalu minta jalan jalan ke taman sehingga ia juga harus menemaninya jalan. Suasana yang gerah dan tubuh yang capek membuat ia ingin mandi.

  • Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Saat membuka kancing atas dasternya, Hendra dengan cekatan memeluk tubuh molek istrinya dan dengan gerakan pelan memberi remasan lembut kepada payudara dina yang sudah terlihat.

“Ahhh mas jangan sekarang” desah dina

“Aku masih capek”

Hendra tidak menggubris lalu ia menciumi tengkuk istrinya sambil sedikit demi sedikit melucuti pakaian dina. Sambil terus meremasi susu dina perlahan, bibirnya bergerak dari tengkuk menuju ke telinga. Dengan sedikit gerakan, ia menggigit gigit telinga istrinya yang cantik jelita tersebut.

“Ayoo lah mas nanti saja habis aku mandi, aku masih bau” kata dina manja

Tidak enak juga menolak ajakan suami untuk bercinta. Apalagi suami yang tampan dan gagah seperti hendra. Dina sangat mencintai suaminya dan akan bersedia memberikan seluruh kenikmatan tubuhnya untuknya.

“Walau belum mandi keringatmu tetap wangi sayang”

Dina mulai rileks dan ikut ingin melayani suaminya. Hendra yang merasa mendapat lampu hijau mulai sedikit kasara. Ia sibakkan daster istrinya sampai kebawah. BH pink senada dengan warna kulit dina terpampang bersiap diterkam oleh pemilik sah tubuh tersebut yaitu hendra.

“Ckckck tubuh kamu masih indah sayang, kalau kamu jalan jalan sendirian di mall kamu pasti dikira abg”

“Abg sayang?? Aku sudah mau nenek nenek loh”

“Tubuh kamu tetep menggiurkan sayang, pantas saja pak riziq suka”

Kata hendra sambil ganas menjilat jilati leher istrinya untuk memberikan rangsang.

“Ihh istrinya dilihatin mesum kok seneng sayang?”

Hendra yang sudah konak maksimal akibat obrolan obrolan tersebut akhirnya menidurkan dina di kasur. Hendra lalu melucuti celana dalam dina dan membuka BH-nya. Kini Dina sudah telanjang bulat di depan hendra.

“Kalau nenek neneknya seksi kayak gini, aku yakin cowok muda pun mau nidurin kamu sayang” kata hendra mesum. Dina hanya tersenyum mendengar pujian dari suaminya tersebut. Yang ngomong gitu suaminya toh.

Hendra ambruk di tubuh dina, istri molek tersebut meregangkan kakinya memberi akses penuh kepada yang “berhak” menikmatinya. Dina mengaitkan kakinya lalu ia jepit dengan lembut. Beberapa sat kemudian ujung gundul kemaluan hendra akan masuk ke vagina dina. Hendra mungkin bukan orang yang ahli dalam urusan ranjang namun penisnya agak besar dan mampu memberikan kejutan baginya.

Ibu tersebut menahan nafas. Sang suami lalu melesakkan kontolnya ke dalam liang cinta istri. Dina bisa merasakan kontol tersebut hanya masuk beberapa centi karena kurangnya persiapan hendra. Sudah kepalang nafsu, hendra mendorong pinggulnya pelan agar penis tersebut bisa masuk seluruhnya. Dina melepas nafas dan mulai merasakan nikmatnya bercinta.

Tidak hanya dina, hendra juga melenguh keenakan vagina dina walau sudah punya anak 3 seperti tetap rapat dan memijat mijat nyaman penisnya. Dengan harmonis hendra menyetubuhi istrinya yang cantik jelita. Dina mendesah desah manja seperti menikmati padahal belum. Agar menjemput ambisi suaminya, ia mengikuti tempo gerakan penis hendra agar penis tersebut segera memuaskannya, namun dina lagi lagi harus sedikit kecewa.

Saat melihat cermin, hendra bisa melihat istrinya begitu binal mengikuti temponya. Karena sudah hampir sampai, hendra mempercepat gerakannya. Beberapa saat kemudian hendra pun orgasme. Dan ambruk di samping tubuh bugil dina.

Dina yang pengertian menciumi suaminya sambil tersenyum puas. Sebenarnya hendra adalah orang yang fluktuatif dalam bercinta. Terkadang bisa membuat dina puas terkadang juga tidak.

“Kamu binal banget sayang” kata hendra sambil tersenyum puas

“Yang binal kamu sayang kalau gak binal, ryan gak mungkin lahir, o ya ngomong ngomong kapan ya kita menjenguk anak pertama kita Risa, ia kan udah hamil 7 bulan?”

Risa adalah anak pertama dari dina, berumur 26 tahun berprofesi sebagai teller sebuah bank Bila difikir umur risa 26 tahun dan ryan 5 tahun terpaut jauh karena saat bersetubuh hendra dan dina gak nyangka bisa hamil lagi.

“Aku mandi dulu ya sayang bersihin peju kamu ini” kata dina tersenyum genit lalu mencium bibir hendra.

Saat menuju ke kamar mandi ia membuka pesan WA dari pak riziq

“Astagfirullah pak riziq kecelakaan”

Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Hari mengaji adalah hari yang ditunggu tunggu ryan. Dengan bersiul siul ia menyiapkan buku iqra 4 nya. Tak lupa ia menyiapkan kotak pensil bergambar superhero kesukannya. Semua sudah tertata rapi dan ryan siap mengaji. Beberapa kemudian dina ibunya memanggil.

“Ryann apa ngajinya gak libur dulu, pak izik masih sakit loh”

“Gak mau mamaa, kemaren ryan udah nggak ngaji loh”

“Sayang pak riziknya kasihan loh kalau disuruh jalan” tatap dina penuh keibuan

“Pokoknya gak mau mama, ryan maunya ngaji sekarang” kata ryan

Dina akhirnya mendesah pasrah dan menuruti keinginan Ryan memang anak yang rewel bila sudah ada kemauannya pasti tidak akan berhenti untuk mendapatkannya. Toh rewelnya ryan adalah rewel dalam hal kebaikan bukan rewel aneh aneh seperti anak zaman sekarang.

Suaraa bel berbunyi

Dina membukakan pintu

Pak rizieq tersenyum seram.

  • Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Sudah 30 menit pak rizieq mengajar ryan ngaji. Pria tua itu gusar dan dilanda kebosanan. Bukan karena mengajar ryan yang lucu dan banyak Oceh. Ryan memang anak yang lucu dan menggemaskan. Namun ia lebih tertarik lagi dengan ibunya yang seksi dan menggiurkan.

Dina sebenarnya berpakaian kebaya putih dan berjilbab saat bertemu pak riziq karena akan kondangan ke rumah koleganya. Hanya dengan begitu saja dina sudah dan terlihat menarik dan menggiurkan di mata pak rizieq

“Uhhh tetekmu loh” kata pak rizieq sambil mengawasi jelita tersebut dari ruang depan.

Setan memang pandai membisikkan nafsu kepada anak adam. Pak riziq sudah ngaceng berat. Di rumah hanya ada ryan dan dina. Kesempatan seperti ini tentunya akan dimanfaatkan dengan baik oleh pak rizieq untuk menikmati tubuh sang dara.

“Heehheheh tunggu saja nduk” tawa

Cerita Dewasa Guru Ngajiku

Dina membenarkan lipstiknya dan membenarkan jilbabnya yang sedikit tidak rapi. Ia beruntung dalam hatinya punya keluarga alim dan bahagia seperti yang dimiliki saat ini. Meskipun tidak kaya kaya amat ia sangat bersyukur semuanya aman dan terkendali.

Saat melihat cermin, ia kaget karena pak rizieq telah masuk ke kamarnya sambil menatapnya lekat lekat seakan seperti akan menerkamnya.

“Pak rizieq ada apa?”

“Kaki saya sakit bu, ada minyak kayu putih”

Kata kata pak rizieq sambil terpincang pincang masuk ke dalam kamar dina.

Dina sebenarnya kesal karena orang ini sudah lancang masuk ke kamar pribadi hendra dan dina. Dengan berusaha sopan ia membopong pak rizieq dan ia dudukkan di kasurnya. Dina lalu mengambil kayu putih di lemari

“Yang mana yang sakit pak”

“itu ndukk di daerah kaki”

Dina lalu memberi kayu putih pada kaki pak rizieq. Pak rizieq hanya bersiul siul saja senang karena merasa dilayani oleh bidadari seperti dina. Tak terasa celana pak rizieq mengembung karena isinya sedang ngaceng. Dina mendengus kesal karena orang seperti pak rizieq ternyata mesum. Namun ia tahan takut tidak sopan

“Udah pak?”

“Udah ndukk”

Belum sempat mengembalikan botol minyak kayu putih, pak rizieq dengan sigap memeluk dina dan menjatuhkannya di kasur. Dina reflek memutar badan dan mencoba lari tetapi tangannya sudah ditangkap pak rizieq. Dina berusaha meronta ronta dan bersuara namun mulutnya sudah ditahan oleh tangan kasar pak rizieq.

Dengan nakalnya dada dina diraba raba dan di remas remas keras sampai dina kesakitan. Dina berusaha melarikan diri namun usahanya sia sia ia telah dikunci sepenuhnya oleh tubuh kuat pak rizieq. Karena kesal dengan perlawanan dina pak rizieq mengeluarkan pisau lipatnya dan menempelkannya ke leher dina.

“Aku lelah dengan perlawananmu manis” kata pak rizieq sambil melepaskan tangannya dari mulut dina

“Jangann pak kumohon jangan, nanti saya akan teriak minta tolong”

“Aku yakin kamu tidak akan melakukan itu nduk, karena aku yakin kamu butuh tidur dengan lelaki sejati”

“Bapak gilaa, bejat”

“Aku belum gila nduk, saat aku gila nanti bila kamu tidak menuruti keinginanku lalu kubunuh anak anak beserta suamimu. Tapi anak anakkmu kuperkosa dulu hehe”

Dina sangat ketakutan akan ancaman pak rizieq. Ancamannya begitu serius dan mengintimidasi. Tak terasa air mata meleleh melalui pipi dina yang mulus dan dengan tidak tahu dirinya, pak rizieq menyeka air matanya.

“Kenapa kamu menangis nduk, kamu gak suka tidur dengan gelandangan pincang seperti aku. Aku yakin sebentar lagi tangismu akan berganti dengam jerit nikmat yang akan mengantuimu setiap hari” kata pak rizieq penuh percaya diri.

Merasa rontaan dina melemah pak rizieq lalu menidurkan dina, ia lalu lekas nyosor ke seluruh tubuh wangi sang bidadari yang terbungkus indah dibalik jilbab dam kebaya. Tak ia sia siakan menciumi menguliti tubuh indah yang selalu menjadi mimpi indahnya saat tidur. Dina hanya bisa memejamkan mata setengah berharap mimpi buruk ini segera berakhir.

Kemudian tangan pak rizieq bergerilya hebat menyusuri lekukan indah tubuh sang bidadari. Merasa terganggu maka ia copoti baju kebaya dina dari kancing atas nya, payudara bulat dina langsung saja dihisap hisap kuat oleh pak rizieq yang sudah kesetanan

“Astagfirullah” desis dina tertahan sambil mendorong kepala pak rizieq menjauh. Belum pernah dina mendapat foreplay pada payudaranya seenak ini. Dikuasai perasaan bersalah dina mencoba sebisanya mendorong pak rizieq.

Pak rizieq sangat senang karena mangsanya sudah jatuh dalam pusaran birahinya sendiri. Ia lalu bergerak lebih intens meremas remas payudara dan menjilat jilat sekujur tubuh dina yang sudah setengah telanjang di depan lelaki non mahramnya.

Ingin segera mendapat hidangan utama, pak rizieq lalu mulai melepas rok kebaya dina lalu celana celdam dina. Ia sangat takjub dengan memek terawat yang sedikit ditumbuhi bulu.

Dengan kesetanan pak rizieq menjilat jilat memek dina dengan intens. Dina menggigil keenakan karena belum pernah merasakan ini sebelumnya. Sebagai seorang dokter ia tahu vagina adalah tempat kotor dan tidak boleh dijilati atau di oral karena bisa kena kanker mulut atau HIV. Namun rasa enak yang ia rasakan menghancurkan itu semua.

“Ugghhh pakk uhh pakk” desis dina sambil mencoba mendorong kepala pak rizieq menjauhi kepalanya

Slurpp

Slurrphh

Uhh

Ohhh

Slurpp

Suara itu memenuhi ruangan beruntung ryan fokus pada mainannya. Dengan kecepatan maksimum, pak rizieq mengeluarkan penis hitam kebanggannya dan menunjukkannya ke dina

Dina yang saat itu melihat begitu kaget dengan benda besar beruratt tersebut. Lebih besar dari hendra tentunya. Saat dina ketahuan tertegun melihat penis pak rizieq mukanya memerah dan malu. Ia lalu buang muka.

Dengan cengengesan pak rizieq mengarahkan ujung kontolnya ke vagina dina. Lalu bless penis tersebut hanya masuk setengahnya

“Ahhh uoohhhh” dina merasakan nikmat luar biasa

Walau setengah penis tersebut berdenyut denyut dan merajai seluruh ruang ruang rahim dina. Tanpa menyia nyiakan kesempatan pak rizieq mulai mendorong dorong penisnya agar masuk seutuhnya. Lalu ia genjot dina pelan pelan.

Tak hanya dina, pak rizieq mendapat sensasi luar biasa dari jepitan memek dina yang bagai memek perawan tersebut. Maklum selain rajin olahraga kegel dina juga rajin minum jamu.

“Uohhhh ahhh enak sekali bu dina memekmuu ohhh”

Pak rizieq benar benar sumringah dan sangat puas bisa ngentor dengan wanita impiannya dengan semangat ia benar benar memaju mundurukan penisnya agar mendapat kepuasan optimal.

“Uohhhh ahhh iya pakhh teruss” desah dina

Entah tubuh dina benar benar mengkhianati nuraninya, kaki dina menjepit pinggul pak rizieq agar penisnya benar benar menumbuk tepat di vaginanya.

“Uhhhh ahhhh ahh mau keluar bu hendra” kata pak rizieq menggoda

Karena malu mendengar nama hendra suaminya. Ia membuang muka lagi dan melihat di cermin kamarnya. Seorang istri yang cantik semlohai dan alim ditiduri oleh seorang ustadz cabul yang pincang

Beberapa saat kemudian pak rizieq orgasme dan menyemprotkan maninya ke vagina dina. Tak ingin ketinggalan mengambil bonus, ia kecup pelan bibir dina sebelum akhirnya ambruk ke samping. emikoblue.com

“Terimakasih ibu dina, saya benar benar puas, ibu benar benar enak dan cantik”

Tak ingin mendengar gombalan dari tetangga yang bejat tersebut. Dina memberanikan diri untuk berkata

“Sudah ya pak ini yang pertama dan terakhir kali, aku tidak akan melaporkannya tapi jangan sentuh aku lagi”

“Hahaha enak saja kamu nduk, aku akan terus kesini dan menidurimu sampai aku bosan. Saat aku datang ke rumah ini, aku harap kamu melebarkan kakimu selebar lebarnya agar mudah kugauli”

Dina mulai menangis ternyata penderitannya belum usai

Bersambung…

Sekian tentang Cerita Dewasa Guru Ngajiku semoga pembaca senang menikmati ceritanya.